Rabu 28 Sep 2016 18:00 WIB

Mencegah Mengganasnya Kanker

Red:

Kanker merupakan salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia, tak terkecuali  di Indonesia. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), prevalensi penyakit kanker mengalami peningkatan dari satu banding 1.000 pada 2011 dan meningkat setahun kemudian menjadi 4,3 banding 1.000.

Menurut Ketua Yayasan Kanker Indonesia (YKI) Prof Dr dr Aru Wisaksono Sudoyo SpPD-KHOM, meningkatnya prevalensi penderita kanker dari tahun ke tahun di Indonesia disebabkan minimnya kesadaran masyarakat untuk melakukan deteksi kanker sejak dini. Selain itu, kurangnya kesadaran untuk menerapkan gaya hidup sehat, seperti berolahraga dan menjaga asupan makanan ikut memperburuk kasus kanker.

Aru mengungkapkan, ada banyak faktor yang menyebabkan seseorang bisa terkena kanker. Setidaknya hampir 90 persen orang terserang kanker karena lingkungan sekitar, termasuk makanan.

"Mereka tidak pernah mengetahui secara pasti apakah bahan-bahan makanan yang biasanya dikonsumsi bebas dari formalin dan bahan-bahan kimia lainnya yang bisa memicu tumbuhnya sel kanker," kata Ketua Perhimpunan Onkologi Indonesia (POI) ini saat ditemui di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Selain itu, rokok juga berperan besar dalam pembentukan berbagai jenis sel kanker. Sementara, kanker yang disebabkan faktor keturunan sangat kecil, bahkan hanya berlaku bagi beberapa jenis kanker seperti kanker payudara. "Kalau ada gen tertentu yang terdeteksi lewat darah, kita bisa memperkirakan itu menjadi kanker payudara," kata Aru menjelaskan.

Sementara itu, menurut konsultan bedah digestive RS Pondok Indah dr Eko Priatno SpB-KBD, ada jenis kanker lain yang ikut terpengaruh faktor keturunan, yaitu kanker kolon. "Baik pria maupun wanita berisiko terkena kanker ini. Belakangan ini dicurigai muncul juga akibat faktor gaya hidup tak sehat," kata dia di tempat terpisah.

Kanker kolon berawal dari tumor pada usus besar manusia. Penderitanya di Indonesia cukup banyak, setelah kanker serviks dan payudara. Umumnya kanker ini diderita pasien di atas usia 50 tahunan.

"Kita patut curiga jika mengalami diare berulang, BAB berdarah (sering dianggap wasir), sulit BAB (bentuk feses kecil-kecil, keras, atau cair) dan pada stadium lanjut terdapat sumbatan di usus," jelasnya.

Hidup sehat

Menjaga gaya hidup, terutama pola makan yang sehat, menurut Aru, penting dilakukan setiap orang. Anak muda yang membiasakan diri memakan sayur dan buah-buahan empat kali sehari dapat mencegah pertumbuhan kanker hingga 30 persen. Ditambah lagi, rutin berolahraga juga terbukti dapat mengurangi pembentukan sel kanker. Pendeteksian dini kanker juga dapat membantu mengurangi angka stadium kanker.

Berdasarkan pengamatannya, sebagian besar pasien kanker payudara tidak pernah memeriksakan diri secara rutin pada waktu sehat. Sehingga, pasien seringkali menemukan kankernya sudah stadium tinggi. Aru mengakui, tidak semua kanker dapat dideteksi dini. Tetapi, ada beberapa jenis kanker yang bisa dideteksi sejak dini, seperti kanker payudara.

Deteksi kanker payudara pada perempuan dianjurkan sejak usia 25 tahun sebab kanker payudara banyak terjadi pada usia 30-40 tahun dengan melalukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) secara rutin pada hari ketujuh sampai ke-10 dari haid.

Sadari dianjurkan rutin satu kali dalam satu sampai tiga bulan. Di samping itu, pemeriksaan payudara fisik oleh dokter dan mammografi juga harus dijadwalkan agar pertumbuhan sel kanker dapat diketahui sedini mungkin.

Kanker limfoma juga salah satu kanker yang bisa dideteksi sedari dini, terutama jika ada pembengkakan pada kelenjar getah bening di leher, ketiak, dan lipatan paha. Gejala lainnya adalah demam, penurunan berat badan, hilang selera makan, mudah lelah dan kurang energi, sesak napas dan batuk, gatal-gatal di seluruh tubuh, serta pembesaran amandel dan sakit kepala.

Ada beberapa cara untuk mendiagnosis penyakit ini, kata dia, di antaranya dengan melakukan lymph, node biopsy, tes darah, bone marrow test, x-ray, CT scan, MRI scan, dan tomografi. Limfoma sendiri tergolong ke dalam penyakit kanker yang dapat disembuhkan. Beberapa cara pengobatan kanker limfoma, di antaranya melalui kemoterapi, radioterapi, dan terapi biologis. Jika bisa mendeteksi kanker di stadium awal, lanjutnya, harapan hidup pasien akan lebih besar daripada mengetahuinya di stadium lanjut.

"Pengangkatan kanker di stadium awal ada kemungkinan untuk tidak tumbuh lagi karena sel kanker belum terbawa dalam aliran darah."

Untuk kanker kolon, kata Eko, bisa dicegah dan dideteksi sejak dini, asalkan rajin melakukan screening dan menerapkan hidup sehat. Bagi mereka yang memiliki riwayat keluarga, Eko menyarankan agar screening kolonoskopi setiap lima sampai 10 tahun sekali pada usia 40 tahun.

Bagi mereka yang tidak memiliki riwayat keluarga, tapi memiliki risiko tinggi terkena kanker kolon, sebaiknya rutin melakukan tes darah dan samar feses (FOBT) setiap tahun. Screening kolonoskopi juga disarankan setiap 10 tahun sekali agar lebih akurat pada usia 50 tahun.       rep: Retno Wulandhari, ed: Dewi Mardiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement