Selasa 27 Sep 2016 14:52 WIB

Batasi Konsumsi Gula Anak

Red:

Gula-gula dan makanan manis tentunya sangat mengundang anak-anak untuk mengonsumsinya. Dengan rasa yang manis dan nikmat, gula bahkan menjadi favorit anak-anak dalam menu hariannya. Namun, gula tidak bagus dikonsumsi berlebihan, karena dapat berdampak buruk bagi pertumbuhan anak.

Beragam jenis gula ada dalam aneka makanan. Anak-anak dan remaja zaman sekarang sering mengonsumsi gula tambahan yang berasal dari gula dan sirup. Ini termasuk fruktosa, glukosa, dan sirup jagung tinggi fruktosa yang biasanya ditambahkan ke makanan dan minuman.

Gula menjadi perhatian utama di Amerika Serikat (AS), setelah banyak penelitian menghubungkan konsumsi gula tinggi dengan risiko obesitas dan penyakit lainnya. Asosiasi Jantung Amerika (AHA) mengeluarkan rekomendasi baru, terkait asupan gula tambahan pada anak-anak dan remaja. AHA menilai, mereka yang berusia dua sampai 18 tahun sebaiknya mengonsumsi gula tidak lebih dari enam sendok per hari.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CSC) AS mengadakan penelitian sepanjang 2005-2008 terhadap anak laki-laki berusia dua sampai 19 tahun. Mereka biasanya mengonsumsi sekitar 16,3 persen gula atau 362 kalori per hari. Gula menyumbang setidaknya 15,5 persen atau 282 kalori per hari pada anak perempuan.

Anak-anak di bawah dua tahun dianjurkan tidak mengonsumsi gula tambahan sama sekali. Mereka belum membutuhkan banyak kalori layaknya orang dewasa. "Bagi anak-anak, membatasi enam sendok gula per hari adalah batasannya," kata Ahli pediatri dari Emory University School of Medicine di Atlanta, Mirian Vos, dilansir dari Medical News Today, Selasa (6/9).

Asupan gula tinggi pada anak meningkatkan risiko penyakit jantung, obesitas, dan tekanan darah tinggi. Risiko lebih parah adalah anak-anak bisa menjadi resisten terhadap insulin sehingga mereka mudah terserang diabetes tipe-2.

Pada Juli 2018, produsen-produsen makanan di AS diminta untuk membuat daftar gula tambahan secara jujur di setiap label makanan mereka. Vos menyarankan orang tua mengganti nutrisi lebih sehat dalam diet anak mereka, seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, produk susu rendah lemak, daging rendah lemak, unggas, dan ikan.     rep: Mutia Ramadhani, ed: Dewi Mardiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement