Senin 25 Jul 2016 15:00 WIB

Bahaya Makanan Berlemak Jenuh

Red:

Mengonsumsi makanan manis, asin, dan berlemak memang nikmat. Bahkan, makan makanan asin sering tidak disadari dikonsumsi dalam jumlah yang cukup banyak, misalnya makanan ringan, seperti keripik. Di balik makanan-makanan tersebut, ternyata risikonya dalam mengganggu kesehatan sangat besar.

Bagi mereka yang memiliki risiko penyakit kardiovaskular, seperti hipertensi, diabetes, dan lainnya, makanan sejenis tadi disarankan untuk tidak dikonsumsi. Apabila konsumsinya tidak dibatasi, dapat berakibat fatal bagi kesehatan tubuhnya, apalagi jika sebelumnya tidak mengonsumsi obat-obatan pencegahnya terlebih dahulu.

Banyak jenis masakan tradisional kita mengandung santan, padahal makanan seperti itu mengandung lemak jenuh dan kalori cukup tinggi dan berbahaya bagi kesehatan. Apalagi, jika makanan tersebut dimasak berulang-ulang sehingga kadar lemak jenuhnya semakin tinggi.

Menurut ahli penyakit dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Dr Ari Fahrial Syam, bukan hanya makanan, minuman pun biasanya mengandung kalori tinggi karena manis. "Makanan dan minuman ini jika dikonsumsi oleh seseorang dengan penyakit kronis akan menyebabkan kekambuhan. Sayangnya, masyarakat masih banyak yang belum sadar akan hal ini," ungkapnya kepada Republika beberapa waktu lalu di Jakarta.

Untuk itulah, dia menyarankan untuk memerhatikan makan dan minum, terutama kualitasnya. Salah satu caranya adalah dengan memerhatikan jumlah kalori dari makanan, minuman, maupun jenis camilan manis dan asin sekecil apa pun.

Dia juga mengimbau agar para pasien kardiovaskular dan penyakit kronis lainnya untuk tidak mudah tergiur dengan lezatnya hidangan berlemak yang disajikan. "Pikirkan kembali keutamaan kesehatan tubuh kita. Tetap perbanyak konsumsi sayur dan buah ketimbang nasi dan aneka protein hewani."

Hal penting lainnya, kata dia, adalah rutin meminum obat-obatan wajib diimbangi dengan konsumsi air putih yang cukup. "Sertai dengan olahraga rutin dan mengusahakan istirahat minimal enam jam sehari," kata Ari.

Selain itu, menurut spesialis gizi klinik RSCM Dr Nurul Ratna Manikam SpGK, pasien disarankan untuk mengetahui keadaan kesehatannya sendiri melalui cek darah untuk mengetahui kadar kolesterol, asam urat, dan gula darah. Pengecekan tersebut sebagai upaya mencegah kekambuhan penyakit dengan cara menghindari mengonsumsi makanan pemicunya.

Obat-obatan golongan pencegah hipertensi dan obat antikolesterol, kata Nurul, boleh dikonsumsi atas saran dokter jika diperlukan. "Pasien dengan risiko penyakit kronis harus diet gula dan kalori. Namun, paling penting lagi, ketahuilah kondisi tubuh kita terlebih dahulu dan berpikir dua kali sebelum menyantap masakan lezat yang berisiko tinggi."      rep: Aprilia Safitri Ramdhani, ed: Dewi Mardiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement