Kamis 02 Jun 2016 17:00 WIB

Air Tercemar Pemicu Gagal Ginjal

Red:

Banyaknya kondisi lingkungan yang menurun kualitasnya saat ini bisa berdampak pada masalah kesehatan. Air pun bisa tercemar, padahal bahan itu diperlukan cukup banyak oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari. Jika air tercemar itu dikonsumsi, risikonya adalah gangguan kesehatan, termasuk gagal ginjal.

Menurut data Perhimpunan Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) melalui Indonesian Renal Registry (IRR) diperkirakan ada sekitar 25 ribu pasien penyakit ginjal baru setiap tahunnya di negara ini. Sebanyak 120 ribu pasien membutuhkan transplantasi. Namun, baru sekitar 12 ribu pasien yang mendapatkan pendonor cocok dan melakukan cuci darah.

 

Menteri Kesehatan (Menkes) Nila F Moeloek mengatakan, penyakit gagal ginjal disebabkan dari penggunaan air yang tercemar. "Penyebabnya ternyata air yang tidak bersih, di samping juga faktor lain, seperti diabetes dan hipertensi," kata Nila di Semarang, Jawa Tengah, belum lama ini.

Nila mengungkapkan, Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan mengeluarkan biaya untuk pengobatan gagal ginjal sebesar Rp 3,4 triliun. "Ada 3 juta orang Indonesia menderita gagal ginjal." Besaran biaya itu lebih banyak digunakan untuk klaim cuci darah pasien gagal ginjal yang bisa mencapai Rp 1 juta tiap kali terapi.

Air tercemar tersebut, kata dia, tentunya berkaitan erat dengan akses sanitasi dan perilaku masyarakat yang tidak sehat, seperti tidak membuang air besar di toilet. Dia mengatakan, dana pengobatan tidak akan cukup untuk menurunkan angka penyakit. Karena itu, langkah preventif dibutuhkan, seperti penyediaan air bersih dan akses sanitasi yang mudah, juga pemenuhan nutrisi, lingkungan bersih, dan rumah sehat.

Gagal ginjal merupakan penyakit menurunnya kualitas atau tidak berfungsinya organ ginjal. Menurut dokter ahli penyakit dalam Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Dr Tunggul D Situmeang SpPD, gejala penyakit itu sulit diketahui, tetapi umumnya adalah timbul rasa tidak nafsu makan, mual-mual, gatal-gatal, cepat pucat, dan urine berwarna keruh kehitaman.

"Jika kita sakit pinggang belum tentu kita juga sakit ginjal," kata dia di Jakarta, beberapa waktu lalu. Jika tidak ditangani dengan baik, pasien bisa tidak sadarkan diri, hingga koma, bahkan berujung pada kematian. Karena itu, pasien yang ginjalnya sudah rusak perlu terapi cuci darah (dialisis), bahkan pencangkokan ginjal. rep: Aprilia Safitri Ramdhani antara ed: Dewi Mardiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement