Rabu 01 Jun 2016 16:00 WIB

Mencegah Serangan Kanker pada Wanita

Red:

Kanker payudara dan serviks merupakan dua jenis kanker yang selalu mengancam kesehatan setiap wanita sepanjang hidupnya. Tak jarang, dampak dari kedua jenis kanker ini adalah menurunnya kualitas kesehatan penderitanya, bahkan bisa berujung kematian.

Menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes), sebanyak 12.146 orang wanita menderita kanker payudara dari 29.418 wanita yang mengidap kanker. Ini berarti kanker payudara menempati urutan pertama dari seluruh penyakit keganasan kanker yang terjadi pada wanita di Indonesia dengan persentase 18,6 persen.

Berdasarkan fakta tersebut, spesialis radiologi Siloam Hospital Kebon Jeruk Jakarta dr Vera Nevyta Tarigan SpRad mengatakan, ada kunci utama dalam mencegah seluruh penyakit, khususnya kanker payudara. Soalnya, selama ini, kasus yang masuk ke rumah sakit dan pendataan pasien kanker sudah masuk ke dalam statium lanjut. Ketika ditemukan pada stadium ini, jelas pengobatan yang dilakukan menjadi lebih sulit.

"Selain itu, biaya yang harus dikeluarkan juga menjadi lebih banyak. Mengingat obat-obatan yang diberikan juga sangat mahal harganya," kata Vera dalam diskusi mengupas kanker di Jakarta, belum lama ini.

Kanker dalam stadium lanjut, kata dia, tidak bisa dijamin apakah nyawa pasien bisa diselamatkan atau tidak. "Maka, ketimbang menghadapi risiko tersebut, ada baiknya melakukan pencegahan sejak dini."

Penyebab pasti kanker payudara belum diketahui sampai saat ini. Meski begitu, faktor risiko yang dapat menyebabkan kanker payudara umumnya adalah gaya hidup yang tidak sehat, kurang beraktivitas, diet rendah serat, dan riwayat keluarga yang terkena kanker payudara.

Umumnya, lanjut dia, penderita kanker payudara memiliki keluhan mulai dari benjolan yang teraba di payudara, perubahan ukuran dan bentuk, kerutan pada kulit, puting yang tertarik, keluarnya cairan merah dari puting, dan teraba benjolan di ketiak.

Dalam penanganan kanker payudara, setiap rumah sakit wajib memiliki sarana diagnostik yang lengkap, berupa Mamografi, USG, dan MRI payudara untuk memberikan hasil yang akurat untuk pemeriksaan payudara. Penatalaksanaan kanker payudara meliputi operasi dengan teknik yang disesuaikan berdasarkan stadium nol, dini, lokal lanjut, dan lanjut, serta radioterapi dan kemoterapi.

Sementara untuk kanker serviks, dr Adrian Setiawan SpOG selaku dokter spesialis kebidanan dan kandungan di rumah sakit yang sama mengungkapkan, saat ini Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita kanker serviks nomor satu di dunia. Ironisnya setiap satu jam, seorang wanita meninggal akibat kanker serviks.

Tak hanya itu, National Comprehensive Cancer Network (NCCN) mencatat, muncul sebanyak 528 ribu kasus baru kanker serviks pada 2012 di seluruh dunia. Sebanyak 266 ribu pasien meninggal per tahun dan 85 persen dari total kasus terjadi di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.

"Kanker rahim merupakan kanker terbanyak kedua setelah kanker serviks, tetapi kanker rahim memiliki karakteristik prognosis yang lebih baik jika ditangani pada stadium awal," katanya

Pada stadium I dan II, pengobatan kanker serviks dapat dilakukan melalui pembedahan atau operasi. Tumbuh kembalinya kanker jarang terjadi bila kanker telah diangkat melalui operasi. Namun, pasien dianjurkan melakukan pemeriksaan lanjutan, seperti pap smear rutin. Sementara untuk kanker serviks berstadium lanjut IIB hingga IVB, pengobatan dapat dilakukan melalui radiasi dan kemoterapi

"Secara garis besar, mengingat kedua jenis kanker yang mengintai para wanita ini cukup banyak kasusnya di negara kita, maka sebaik-baiknya pengobatan yang dilakukan, ada baiknya semua itu memang harus dicegah. Terlebih bagi mereka yang memiliki risiko tinggi," kata dia. rep: Aprilia Safitri Ramdhani ed: Dewi Mardiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement