Selasa 31 May 2016 17:00 WIB

Aksi Gencar Dunia Hadapi Produk Pengganti ASI

Red:

Pemberian air susu ibu (ASI) eksklusif kerap menghadapi masalah dengan gencarnya pemasaran susu formula dan makanan pengganti ASI (MPASI). Karena itu, pejabat kesehatan nasional sejumlah negara mendorong Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengeluarkan panduan untuk mengakhiri agresifnya pemasaran susu formula dan MPASI untuk bayi yang baru lahir dan balita.

Para aktivis mengatakan, konsensus yang disampaikan oleh pimpinan Ekuador mampu mengatasi perlawanan produsen susu dari Amerika Serikat (AS), Uni Eropa (UE), dan Selandia Baru. Namun, mereka khawatir pejabat kesehatan setempat tidak merasa wajib melaksanakan saran tersebut karena gagal mendesak panduan WHO, yang jelas mendukung susu ibu bagi bayi.

"Kami punya resolusi konsensus," kata diplomat Ekuador Martina Martinez setelah sesi pertemuan tertutup. Pernyataan tersebut diharapkan diadopsi oleh Sidang WHO yang beranggotakan 194 negara, akhir pekan lalu.

Disebutkan bahwa panduan teknis WHO itu disambut baik, tapi tidak mengesahkannya sebagaimana usulan sebelumnya, demikian pendapat sejumlah pejabat.

Panduan itu diberi judul "Pedoman untuk Mengakhiri Promosi tak Layak Makanan untuk Bayi dan Anak-Anak" menjelaskan pengganti ASI dan produk susu untuk bayi usia enam bulan sampai 36 bulan seharusnya tidak dipasarkan. Mereka mengatakan, semua produk tersebut harus memperlihatkan secara jelas label keterangan tentang pentingnya ASI lanjutan sampai dua tahun atau tidak memperkenalkan MPASI sebelum usia enam bulan.

Nilai penjualan susu formula di seluruh dunia diperkirakan telah mencapai sekitar 45 miliar dolar AS. Pengganti ASI, terutama produk susu lanjutan dan susu formula pertumbuhan bagi bayi, sangat gencar promosinya.

Banyak keluhan muncul dari para ibu muda. "Susu mahal, sering manis, dan dibumbui. Hal ini meningkatkan kekhawatiran pada munculnya anak-anak yang kelebihan berat badan dan obesitas yang menjadi faktor pemicu penyakit kronis," demikian pernyataan Jaringan Aksi Makanan Bayi Internasional (IBFAN).

Pemerintahan AS yang dipimpin Obama berjuang menghadapi industri susunya dan kampanye yang mengkritik produk-produk susu. "AS setuju, kami bergabung dalam konsensus," kata Asisten Sekretaris Urusan Global di Departemen Kesehatan dan Pelayanan Kemanusiaan AS, Jimmy Kolker, yang hadir dalam sidang tersebut.

Dia mengatakan, butuh waktu lama untuk menyusun pedoman WHO dan Departemen Kesehatan untuk menegosiasikannya. "Dalam setiap resolusi ada yang dikorbankan," kata Kolker.  antara/reuters, ed: Dewi Mardiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement