Rabu 25 May 2016 16:00 WIB

Diet Lemak Diduga Berdampak pada Obesitas

Red:

Sebagian besar orang menghindar untuk mengonsumsi makanan berlemak tinggi dan lebih memilih jenis yang rendah lemak. Namun rupanya, kecenderungan tersebut tidak selalu berdampak baik. Contohnya saja di Inggris yang kini menghadapi masalah berat badan yang memburuk dan fatal bagi kesehatan akibat kampanye makanan rendah lemak.

Kondisi tersebut disampaikan dua kelompok pegiat antiobesitas Inggris, Senin (23/5), yaitu the National Obesity Forum (NOF) and Public Health Collaborative (PHC) dalam tema yang diangkatnya, "Makan lemak tidak akan membuat Anda gemuk". Pendapat mereka tentu saja dipertanyakan pakar-pakar kesehatan lainnya.

Kedua kelompok itu menyebutkan, panduan diet di Inggris menyarankan orang untuk mengonsumsi banyak buah dan sayuran, karbohidrat yang cukup, seperti kentang, roti, nasi, pasta, dan makanan bertepung lainnya. Lalu ada juga daging, ikan, telur, kacang-kacangan, serta protein yang berasal dari nabati, bukan hewani.

Panduan itu juga mendorong konsumsi susu rendah lemak dan produk-produk olahannya. Sementara makanan dan minuman yang tinggi garam, lemak, dan gula hanya dikonsumsi dalam jumlah terbatas.

Laporan NOF-PHC dengan judul "Eat Fat, Cut The Carbs and Avoid Snacking To Reverse Obesity and Type 2 Diabetes", itu menyerukan perubahan besar dari panduan diet tersebut. Menurut mereka, justru mengemil di antara waktu makan itulah yang membuat orang mengalami kelebihan berat badan.

"Peran panduan diet yang lemah itu telah lama diabaikan, terutama masalah kampanye rendah lemak dan rendah kolesterol, yang malah tanpa disengaja, justru memberikan konsekuensi buruk bagi kesehatan," tulis laporan tersebut.

Meski begitu, pakar kesehatan dan nutrisi mempertanyakan laporan tersebut dan menyuarakan keprihatinannya soal minimnya bukti dari pernyataan NOF-PHC tersebut.

"Laporannya memang penuh gagasan dan pendapat, walau tidak memberikan kajian bukti yang komprehensif dan masif. Epidemi obesitas di negara ini tidak disebabkan oleh panduan diet yang lemah, tapi karena kita tidak menjalankannya," kata pejabat setingkat direktur medis di British Heart Foundation.

Dia menegaskan, kalau kita fokus pada makanan-makanan sejenis, kandungan gizi, atau faktor risiko dengan sudut pandang yang sempit, akan membuat masyarakat bingung dan cemas terkait apa yang seharusnya dikonsumsi dan tidak dikonsumsi.

Penasehat khusus obesitas di Royal College of Physicians Inggris John Wass juga berpendapat sama. Menurutnya, masalah tersebut tidak sesederhana soal makanan berlemak dan tanpa lemak. "Ada bukti yang bagus tentang lemak jenuh yang meningkatkan masalah kolesterol dan penyakit pembuluh darah. Jadi, apa yang diperlukan sebenarnya adalah diet berimbang, rutin beraktivitas fisik, dan berat badan yang normal," kata dia.   reuters, ed: Dewi Mardiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement