Kamis 19 May 2016 17:00 WIB

Risiko Tinggi Diabetes Gestasional pada Ibu Hamil

Red:

Perempuan yang sedang hamil sangat rentan terkena berbagai macam penyakit. Kerentanan itu meningkat jika sebelumnya mereka memiliki beragam penyakit bawaan sebelum hamil, misalnya, diabetes.

Salah satu jenis diabetes yang cukup ditakuti oleh perempuan hamil adalah jenis gestasional yang banyak dialami ibu hamil. Tercatat sebanyak 120 ribu ibu hamil di Inggris mengalami diabetes gestasional setiap tahunnya.

 

Diabetes jenis ini hanya memengaruhi mereka ketika hamil yang terjadi akibat sang ibu memiliki kadar gula yang tinggi di dalam darah. Hal ini tentu saja berisiko besar terhadap calon janinnya. Salah satu risikonya dapat mengakibatkan keguguran dan bayi lahir prematur.

 

Tidak hanya itu, diabetes ini ternyata dapat diturunkan oleh ibu kepada bayi melalui darah plasenta. Sehingga, kemungkinan besar bayinya berisiko terkena obesitas ketika ia beranjak dewasa nantinya.

 

Studi yang dipublikasikan dalam jurnal Diabetes Care mencatat sebanyak 42 bayi dari ibu dengan diabetes gestasional memiliki rata-rata lemak tubuh sebesar lebih dari 16 persen.

Dr Karen Logan, penulis utama studi dari Departemen Kedokteran di Imperial College London, Inggris, pun akhirnya menyimpulkan, diabetes gestasional jelas dapat memicu perubahan pada bayi pada tahap kehidupan awalnya.

"Diabetes gestasional jadi hal umum di Inggris sehingga penting bagi kita untuk memahami betul tentang efek yang ditimbulkan ketika ibu menderita diabetes jenis ini. Supaya, nantinya dokter juga bisa membantu mengurangi risiko bayi terkena penyakit ini juga," katanya seperti yang dilansir Dailymail, Sabtu (14/5).

 

Sementara, Profesor Neena Modi, dari departemen yang sama yang juga menjabat sebagai presiden Royal College of Pediatri dan Kesehatan Anak (RCPCH) Inggris, berpendapat sama. Dia mengatakan, bayi yang kelebihan lemak memerlukan ASI eksklusif dibandingkan susu formula. Namun, ketika bayi lahir, dokter belum menemukan bukti pasti mengenai penumpukan lemak akibat konsumsi kedua jenis susu tersebut yang dapat memicu obesitas.

 

"Kami tidak menemukan perbedaan dalam lemak tubuh saat lahir. Tapi, ketika bayi berusia 10 minggu, barulah terlihat meningkatnya tumpukan lemak pada ibu dan bayi sebanyak 16 persen, meskipun para bayi mengonsumsi ASI," kata dia.

 

Karena itu, dia mengungkapkan, penelitian mendalam perlu dilakukan guna mengurangi dan mengatasi penumpukan lemak pada ibu dan bayi. Jika lemak tersebut bisa dikurangi, risiko bayi terkena diabetes pun ikut menurun.   rep: Aprilia Safitri Ramdhani, ed: Dewi Mardiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement