Rabu 30 Mar 2016 20:08 WIB

Perawatan Daerah Genital Anak Laki-laki

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Perawatan dan kebersihan daerah genital bukan hanya berlaku bagi pria dewasa, melainkan juga anak laki-laki. Apabila tidak dijaga kebersihannya, dikhawatirkan akan menimbulkan berbagai masalah kesehatan berupa penumpukan smegma di sekitarnya, bahkan hingga kanker penis.

Spesialis bedah saraf dr Mahdian Nur Nasution SpBS mengungkapkan, pada anak laki-laki saat lahir umumnya prepusium dan kepala penis mereka masih menyatu dalam satu struktur. Proses normal pemisahan prepusium dari kepala penis terjadi pada masa pertumbuhannya.

"Proses ini melibatkan matinya sel-sel kulit dan pembentukan smegma di lapisan tersebut. Perubahan ini umumnya terjadi sebelum anak berusia lima tahun. Untuk membersihkan daerah ini, orang tua perlu memperhatikan agar tidak menarik prepusium secara paksa untuk membersihkan smegma pada anak-anak," ungkapnya dalam workshop sirkumsisi di Palembang, Ahad (20/3).

Menarik prepusium secara paksa, kata dia, dapat menimbulkan cedera pada penis dan prepusiumnya. Bahkan, penarikan secara paksa ini juga dapat menimbulkan pendarahan, robekan, hingga jaringan parut di sekitar penis.

Penumpukan smegma pada anak dapat terjadi karena anak belum dapat membersihkan daerah genitalnya sendiri. Itu terjadi akibat ujung prepusium yang sempit, bahkan tertutup (fimosis). Sementara, penumpukan smegma jarang terjadi pada pria dewasa karena mereka umumnya mengerti menjaga kebersihan genitalnya. "Untuk mempermudah pembersihan smegma, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah penyunatan," jelas Mahdian.

Menurut beberapa studi, penyunatan pada anak terbukti dapat menurunkan infeksi dan risiko terjadinya kanker penis. Smegma yang biasanya menumpuk di sekitar sulcus coronarius (cincin yang melingkari pangkal kepala penis) dapat dijangkau dan dibersihkan jika sudah disunat. Sunat juga mencegah infeksi berulang pada saluran kemih pada anak.

Senada dengan Mahdian, dr Muhammad Zaiem dari Graha Rumah Sunatan juga mengungkapkan, sunat merupakan kegiatan wajib bagi semua anak laki-laki di seluruh dunia. Bahkan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga sudah mengklaim sunat sebagai salah satu cara pencegahan penularan HIV-AIDS.

"Hal ini dipermudah dengan hadirnya berbagai teknik sunat yang modern, praktis, dan aman. Salah satu teknik sunat modern yang makin populer adalah teknik klem sekali pakai," kata Zaiem. Teknik ini memberikan peluang pasien lebih cepat beraktivitas kembali, luka cepat sembuh, dan rendahnya risiko infeksi. rep: Aprilia Safitri Ramdhani ed: Dewi Mardiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement