Rabu 30 Mar 2016 20:06 WIB

Pola Hidup Sehat Cegah Masalah Kardiovaskular

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Penyakit kardiovaskular terbukti merupakan penyebab utama kematian di dunia. Para penderita penyakit ini setiap tahunnya terus bertambah, bahkan cenderung mengalami peningkatan.

Jumlah penderita penyakit ini paling banyak ditemukan di negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), pada tahun 2014 sekitar 37 persen penduduk Indonesia meninggal akibat penyakit kardiovaskular. Salah satu penyakit kardiovaskular yang paling banyak di derita penduduk Indonesia adalah penyakit jantung.

"Pada umur tertentu, tingkat kematian akibat penyakit kardiovaskular umum dan meningkat di negara-negara berkembang, seperti Indonesia. Gaya hidup yang tidak sehat merupakan salah satu penyebab utama penyakit ini," jelas Spesialist Interventional Cardiologist Mount Elizabeth Hospital Singapore Dr Dinesh Nair dalam perbincangan soal penyakit kardiovaskular di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Makanan cepat saji, kebiasaan merokok, dan stres merupakan bagian dari kehidupan sehari-hari masyarakat kini. Hal tersebut merupakan bagian dari penyebab penyakit kardiovaskular.

Faktanya berdasarkan survei AC Nielsen menunjukkan, sekitar 69 persen masyarakat Indonesia masih banyak yang mengonsumsi makanan tidak sehat. Kebiasaan buruk ini dapat meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular.

Dia mengungkapkan, sebenarnya 90 persen penyakit ini dapat dicegah. Namun, masih banyak yang belum sadar pentingnya pencegahan sehingga tak jarang kematian mendadak akibat penyakit jantung ditemukan di negara ini. "Pencegahannya dapat dilakukan dengan mengurangi faktor risikonya, seperti mengatur pola makan sehat," ungkapnya

Dia juga mengungkapkan, identifikasi serta penanganan awal penyakit ini juga dapat meningkatkan keberhasilan pengobatan pasien dan dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Penanganan awal ini merupakan opsi kedua yang dianjurkan apabila penyakit kardiovaskular sudah tidak dapat dihindari. Penanganan ini direkomendasikan guna mendapatkan pengobatan yang memuaskan.

Selain akibat faktor gaya hidup, penyakit kardiovaskular juga bisa diakibatkan oleh faktor genetik dan bawaan sejak lahir. Seperti halnya Yomi Wardhana yang merupakan co-founder IndoRunners. Dia menderita kebocoran jantung pada 2007. Padahal, sejak muda, Yomi dikenal sebagai olahragawan dan selalu menerapkan pola hidup sehat dalam kesehariannya.

Yomi menjalankan operasi bedah jantung di sebuah rumah sakit di Singapura pada November 2013. Beruntung, kini ia sudsh dapat menjalankan aktivitasnya sehari-hari, termasuk aktif berlari. "Saat itu, saya dianjurkan untuk pensiun berlari oleh dokter. Namun, itu tidak membuat saya putus asa. Pengobatan maksimal dan berkonsultasi dengan dokter spesialis saya lakukan agar dapat kembali sehat dan berlari," kata Yomi dalam kesempatan yang sama.

Menurut dokter Dinesh, teknologi dan teknik pengobatan telah berkembang pesat. Sehingga, dapat memberikan harapan kesembuhan lebih besar kepada para penderita penyakit kardiovaskular.

Dia mencontohkan prosedur pengobatan, seperti bedah minimal invasif untuk mengobati penyakit jantung, terapi renal denervation (RDN) untuk hipertensi, bioabsorbable vascular scaffold (BVS), atau reabsorbable stents utuh untuk penyakit arteri koroner, serta berbagai perkembangan baru lainnya di bidang kardiologi.

"Bedah invasif sendiri bertujuan untuk meminimalkan rasa sakit dan waktu pulih yang lebih cepat. Prosedur bedah minimal invasif dijalankan hanya dengan melalui sayatan kecil tanpa perlu membuka rongga dada pasien," jelas dia. ed: Dewi Mardiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement