Jumat 12 Feb 2016 20:35 WIB

'Demam' di Korsel Merambah ke Inggris

Red: operator

Bedah plastik menjadi salah satu jenis pembedahan yang sangat populer di dunia. Bahkan, dalam 10 tahun belakangan ini, di kalangan masyarakat Korea Selatan (Korsel) cukup mewabah bedah dan operasi plastik, demikian juga di negara seperti Thailand dan kini merambah ke Inggris. 

 Setiap tahun jumlah pasien yang hendak melakukan bedah plastik makin bertambah banyak. Kebanyakan pasien mengaku melakukan bedah plastik hanya untuk meningkatkan nilai estetika semata, seperti memancungkan hidung hingga implan payudara.

 Seperti yang dilansir BBC News pada Selasa (9/2), di Inggris tercatat ada peningkatan tajam pada jumlah pasien yang melakukan bedah plastik pada tahun 2015. Menurut Asosiasi Aesthetic Plastic Surgeons (BAAPS), tahun lalu ada sekitar 51.140 pasien, sementara tahun 2014 hanya ada sekitar 45.406 pasien. 

 Menurut konsultan ahli bedah plastik dan anggota dewan BAAPS Inggris, Ash Mosahebi, banyak alasan yang mendorong pasien melakukan operasi plastik. Salah satunya karena mereka memiliki penghasilan berlebih. "Mereka tak jarang juga menghabiskan uang untuk membeli barang-barang mewah," kata Mosahebi.

 Keinginan untuk tampil sempurna ini, kata dia, juga didukung dengan kehadiran media sosial. Peranan media sosial membuat orang ingin terlihat lebih populer dengan memamerkan wajah sempurna dan kekayaan yang dimilikinya.

 "Teknik Botox yang dahulu populer kini juga sudah semakin ditinggalkan karena dianggap kurang dapat membuat wajah dan anggota tubuh lain memiliki bentuk sempurna. Untuk itu, pilihan bedah plastik dianggap menjadi solusi terbaik bagi mereka," katanya menambahkan.

Lain halnya dengan Welly (33 tahun), ibu muda asal Indonesia yang baru menyelesaikan gelar masternya di Prancis. Dia mengaku pernah melakukan operasi untuk memperbaiki struktur hidung. Itu dia lakukan semata-mata karena alasan kesehatan. Soalnya, bentuk hidungnya cenderung membengkok dan sempat mengganggu pernapasannya.

 "Dokter menyarankan agar dilakukan struktur perbaikan tulang dengan jalan operasi plastik. Saya pun memilih operasi di Korea sekitar delapan tahun lalu," ungkapnya. rep: Aprilia Safitri Ramdhani, ed: Dewi Mardiani 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement