Kamis 11 Feb 2016 16:00 WIB

Cegah Segala Keganasan Sejak Dini

Red:

Kanker merupakan salah satu penyakit berbahaya dan paling mematikan. Tak heran jika semua orang takut dengan penyakit ini. Karena itu, untuk mengingatkan seluruh dunia tentang penyakit kanker dan upaya pengendaliannya maka setiap 4 Februari, masyarakat dunia memperingati World Cancer Day (WCD).

 

Peringatan WCD 2016 kali ini ditujukan untuk menyadarkan masyarakat bahwa kanker dapat dikendalikan bersama. Pengendaliannya dimulai dari diri kita sendiri hingga ke masyarakat luas. Langkah pencegahan ini dibuat karena jumlah penderita kanker di dunia terus meningkat setiap tahunnya.

 

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi hal tersebut, antara lain, adalah pola hidup dan ragam makanan yang dikonsumsi. Menurut spesialis kanker Rumah Sakit (RS) Dharmais Jakarta, dr Marlinda Adam SpTHT-KL (Onkologi), kurangnya konsumsi buah dan sayur diduga juga memicu banyak orang menderita kanker.

 

"Masyarakat modern cenderung tidak memperhatikan gizinya dan banyak yang mengonsumsi makanan yang mengandung zat karsinogenik, dengan pengawet, formalin, dan pewarna yang tinggi," katanya dalam acara seminar nasional Hari Kanker Sedunia di RS Dharmais Jakarta, Kamis (4/2).

Anak-anak, kata Marlinda, juga masih banyak yang tidak dibiasakan makan sayur dan buah sejak dini. Padahal, serat berperan penting untuk mencegah dan menghindarkan kita dari penyakit termasuk kanker.

 

Dijelaskannya, proses terjadinya kanker bukan hanya dalam satu hari. Ada banyak pemicu kanker yang hingga kini belum diketahui secara pasti. Proses munculnya kanker pun memerlukan waktu tahunan. Hal ini pula yang membuat masyarakat masih belum mewaspadai sejak dini tentang bahaya kanker.

 

"Kalau sudah kena, baru menyesal. Padahal, sebelum timbul menjadi kanker, tentunya kita dapat mencegah dengan berbagai macam cara sederhana, yakni menjaga makanan dan menghindari faktor risiko, seperti menghindari asap rokok, polusi, dan lainnya," ungkap dia.

  

Marlinda juga menyarankan, sejauh ini belum ada penelitian tentang makanan spesifik tertentu yang menyebabkan kanker, termasuk juga junk food atau makanan cepat saji. Tapi yang jelas, lanjutnya, mengonsumsi makanan buatan rumahan jauh lebih sehat dibandingkan makanan berpengawet yang dijajakan di luar rumah dan sudah jelas dapat membahayakan tubuh.

 

Senada dengan Marlinda, dalam kesempatan yang sama, Ketua Komite Penanggulangan Kanker Nasional (KPKN) Prof DR dr Soehartati A Gondhowiardjo SpRad (K) OnkRad mengungkapkan, saat ini, sebanyak 8,2 juta orang di seluruh dunia meninggal karena kanker. Diperkirakan, pada 2030 terdapat 23,6 juta kasus baru dan 60-70 persennya terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia. Padahal, 43 persen kanker ini dapat dicegah dengan pola hidup sehat. 

 

"Pola hidup seperti apa yang bisa mencegah kanker? Yaitu, CERDIK atau singkatan dari Cek Kesehatan Rutin, Enyahkan asap rokok, Rajin aktivitas fisik, Diet seimbang, Istirahat cukup, dan Kelola stres," katanya.

 

Walaupun penyakit kanker sulit disembuhkan, Soehartati menilai, deteksi dini dan penanganan kanker stadium dini dengan teknologi pengobatan saat ini dapat mencapai angka keberhasilan yang tinggi. Bila ditemukan sejak dini, penderita bisa hidup di atas lima tahun dengan kekambuhan yang rendah.

 

Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker cukup tinggi. Menurut data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, prevalensi kanker di Indonesia mencapai 1,4 per seribu penduduk atau 347 ribu orang. Penderita kanker terbanyak dialami wanita dengan kanker payudara dan kanker leher rahim. Sedangkan, pada laki-laki, terbanyak kasus kanker paru dan kanker kolorektal.

Menanggapi hal ini, menurut Menteri Kesehatan (Menkes) Prof Dr Nila F Moeloek SpM(K) diperlukan upaya pencegahan promotif-preventif kepada masyarakat atas penyakit kanker. Di antaranya, kata dia, melalui sosialisasi, advokasi, dan edukasi di berbagai elemen masyarakat yang dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap bahaya kanker.

 

"Faktor-faktor risiko sangat penting diketahui oleh masyarakat. Upaya-upaya ini juga sedikit banyak dapat membantu masyarakat untuk memahami bahwa beberapa jenis kanker dapat dicegah melalui deteksi dini sehingga pasien tidak datang dengan keadaan stadium lanjut. Deteksi dini juga sangat baik untuk mengendalikan kanker leher rahim dan payudara," jelas Menkes. rep: Aprilia Safitri Ramdhani  ed: Dewi Mardiani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement