Senin 23 Mar 2015 14:00 WIB

BINCANG BISNIS- David Utama, President & CEO GE Healthcare ASEAN: Semua tentang Kepemimpinan

Red:

David Utama mulai menempati kantor GE Healthcare di Jakarta pada Maret 2015. Sebelumnya, pria kelahiran Jakarta ini malang melintang berkarier di kantor GE di berbagai belahan dunia.

sejak 2010, Dave, panggilan akrabnya, menjabat sebagai Presiden dan CEO GE Healthcare ASEAN yang berbasis di Singapura. Kepada Republika, ia mengungkapkan pentingnya kepemimpinan dalam menjalankan sebuah institusi, terutama bisnis. Berikut petikannya.

***

Bagaimana posisi GE Healthcare di pasar global?

Di dunia, kita tidak hanya banyak memasok produk. Tetapi, kami menyebut posisi kami sebagai penyedia solusi. Boleh dibilang, eksistensi kami berada di garis terdepan dalam menyediakan pelayanan dan produk.

Kita bisa menyebut sebagai salah satu strong leader, jawabannya sudah pasti. Karena komitmen kami kepada costumer dan market sangat luar biasa. Karena, setiap tahun, dari segi GE Healtcare sendiri, investasi yang kita laksanakan untuk research and development itu senilai satu miliar dolar AS.

Jadi, dalam pandangan saya, setiap perusahaan yang telah berkomitmen dalam signifikasi jumlah R n D harusnya menjadi leading. Karena, hasil R n D dengan pendanaan dan komitmen perusahaan akan signifikan.

Bagi kami, solusi yang ditawarkan dalam menyediakan standar sama. GE Healthcare berada di garis terdepan dalam menyediakan teknologi pencitraan medis yang canggih sekaligus membawa solusi bagi industri kesehatan Indonesia yang sedang berkembang

Bagaimana peralatan kesehatan di Indonesia, apakah sudah bisa mengikuti perkembangan teknologi?

Jika dilihat dari teknologi, Indonesia tidak ketinggalan. Dari segi teknologi, kita memiliki bagian yang sama. Namun, isunya bukan pada masalah teknologi, melainkan talent manusianya.

Kembali lagi, poin utamanya ialah kepemimpinan atau leadership. Jika bicara produk teknologi, mungkin Anda bisa memiliki alat yang terbaik. Tetapi, ketika tidak dapat mengoperasikannya atau tidak mahir, alat itu tidak akan ada artinya.

Kembali kalau ditanya kenapa saya dipercaya kembali untuk ditempatkan di Indonesia, karena semua tentang human capital. Menurut saya, di Indonesia orangnya pintar-pintar. Kebanyakan yang saya lihat adalah amazing talent.

Namun, yang perlu kita bantu ialah leadership, yaitu kemampuan untuk menjalankan dan mengoperasikan. Menurut saya, kita tidak kalah dalam bersaing dengan negara tetangga ataupun Eropa. Namun, yang kita biasanya ketinggalan ialah the way we make decision. Kita ini kalau disuruh mengambil keputusan, kalau tidak lambat, ya tidak berani.

Jika local team tidak berani mengambil keputusan, akhirnya kantor regional atau kantor pusat yang harus mengambil keputusan. Keputusan itu akhirnya diambil, tetapi waktunya terlambat. Karena itu, kecepatan dalam mengambil keputusan di tengah persaingan hari ini yang sangat global adalah segalanya.

Jadi, kalau kawan-kawan di Indonesia tidak mengambil keputusan yang cepat dan tepat, masalah semakin lama semakin membesar. Yang pada akhirnya meningkat hingga terdengar ke wilayah atau region. Sementara, bagi kantor regional atau pusat, untuk membuat keputusan kantor cabang harus menyiapkan berbagai hal, mulai dari dokumentasi, pengertian, dan sebagainya.

Jika dilihat tenggang waktu antara kejadian hingga pusat mengambil keputusan akan memakan waktu lagi dan itu akan membuang-buang waktu. Ironisnya, keputusan diambil berdasarkan rekomendasi yang diberikan. Artinya, di sini mereka mengerti situasi, tetapi tidak memiliki keberanian untuk membuat keputusan yang benar di tempat.

Kalau orang kita yang berpengalaman dan memiliki wawasan ini berani untuk mengambil risiko dan langkah untuk mengambil keputusan, kita sudah menghemat waktu cukup banyak. Dampaknya, konsumen puas dan perkembangan kita bisa cepat.

Misi bapak dipindahkan ke Jakarta?

Buat saya, semua tentang kepemimpinan. Karena, di GE roda perputaran bisnis dan mekanisme operasi cukup kuat. Kita memiliki proses yang terstruktur dan kuat. Di sini, tugas saya adalah untuk mengembangkan atau menciptakan local leader supaya mereka memiliki kepercayaan diri.

Dengan pertumbuhan ekonomi seperti sekarang, jika pemimpin lokal kita mampu untuk menjalankan keputusan yang benar maka responsnya akan sangat besar. Kepemimpinan yang benar membutuhkan kapabilitias, akuntabilitas, dan rasa kepercayaan diri.

Mengapa saya berpikir itu sangat penting. Kita melipatgandakan jumlah tenaga kerja pada akhir tahun ini dan tahun depan akan semakin dilipatgandakan lagi. Dari pertumbuhan pendapatan, Indonesia kira-kira mencapai 30 persen dari total revenue di ASEAN. Dalam kurun waktu tiga tahun, kita ingin mencapai lima kali lipat pertumbuhan revenue dari yang ada sekarang. Kita memiliki target yang agresif.

Namun, jika kita ingin bergerak dalam waktu secepat itu, kita tidak bisa mempunyai tim hanya dengan kepemimpinan lokal, kepercayaan diri yang lokal dan keputusan lokal. Tugas saya bukan hanya menjalankan perusahaan, tapi juga mengembangkan kepemimimpinan.

Seberapa besar pangsa pasar GE di Indonesia?

Jika bicara pangsa pasar, ekonomi yang paling besar di Asia Tenggara adalah Indonesia jawabannya. Karena, penduduk paling besar di Asia Tenggara, yaitu di Indonesia. Kita di dunia menduduki peringkat keempat setelah Cina, India, Amerika Serikat, dan kemudian Indonesia.

Perbandingan skala ekonomi yang paling dekat dengan Indonesia ialah Brasil. Brasil memiliki penduduk sekitar 200 juta dengan ekonomi mencapai 2,5 triliun dolar AS. Sementara Indonesia memiliki penduduk sekitar 250 juta jiwa dengan ekonomi yang baru mendekati satu triliun dolar AS.

Tidak lama ini, dengan pertumbuhan yang akan terjadi bisa mencapai 2,5 triliun. Artinya, pangsa pasar di Indonesia berkembang pesat. Masalahnya, jika kita menunggu hingga angka ekonomi mencapai 2,5 triliun, tetapi masyarakatnya tidak siap, kita bisa tertinggal oleh negara lain.

Karenanya, mengapa kita harus fokus banyak pada human capital. Karena, hari ini kita tidak hanya bicara tentang produk. Tetapi, juga mengenai orang-orang yang menjalankan bisnisnya. Saya kebetulan diberkati pengalaman lumayan selama 15 tahun di GE dan sebagian besar pengalaman saya berada di luar negeri. Karenanya, saya berpikir, hal yang mesti dibantu ialah keberanian dan faktor leadership.

Faktor apa saja yang menyebabkan orang Indonesia merasa kurang percaya diri?

Menurut saya, faktor mengenai kepemimpinan. Bagaimana Anda menunjukkan diri dengan integritas tinggi. Buat saya, integritas nomor satu. Kedua, Anda harus memiliki kemampuan melihat setiap sudut atau tikungan.

Anda harus memperbanyak diri dengan informasi yang dapat dipercaya. Karena, data itu penting ketika melihat kondisi pasar dan saran konsumen. Menurut saya, kita kurang mau sensitif terhadap masukan costumer dan tim kita sendiri di lapangan.

Kebanyakan manajer hanya ingin duduk di belakang meja. Padahal, kita perlu blusukan agar kita tahu situasi sebenarnya di bawah. Ketika kita memiliki data, kita bisa menghubungkan semuanya dan membuat keputusan.

Apalagi, kita bergerak di dunia bisnis. Jika kita tidak segera bertindak, orang lain yang akan bergerak. Yang paling menarik, menurut saya, adalah bagaimana mengetahui pasti customer Anda. GE punya keyakinan bahwa customer yang menjadikan kita berhasil. Biarpun kita tidak secara langsung menghadapi costumer, tetapi berpikirlah apa pun yang kita lakukan akan berdampak pada costumer.

Masalah yang fundamental dari sisi layanan kesehatan di Indonesia apa?

Di dunia kesehatan itu menyangkut service atau pelayanan. Jika teknologi, saya berani jamin canggih, kita menghabiskan satu miliar dolar setiap tahunnya dalam research and development pelayanan kesehatan. Berbicara tentang pelayanan, hal itu kembali pada manusia dan leadership. Karena, mereka adalah fundamental riil bagi setiap perusahaan untuk menjadi sukses. 

Dari sisi tingkat pemerataan penggunaan teknologi pelayanan kesehatan pada masyarakat bagaimana?

Ini bukanlah masalah di Indonesia. GE Healthcare memiliki tiga tujuan, yaitu memperbaiki akses, meningkatkan kualitas, dan menurunkan biaya publik. Semuanya marginal 15 persen yang kita targetkan.

Karena, secara global jika bisa menaikkan akses sebesar 15 persen maka kita bisa menjangkau 100 juta lebih manusia. Dengan menurunkan biaya sebesar 15 persen, bukan semata-mata harga produk yang diturunkan, melainkan total offering of healthcare cost.

Kualitas juga kita naikkan sebesar 15 persen. Masalah pemerataan bukan hanya terjadi di Indonesia, melainkan yang menjadi masalah ialah akses kesehatan. Indonesia dihadapkan pada tantangan dengan 17 ribu pulau yang tersebar di seluruh wilayahnya.

Dari segi produk, untuk meningkatkan akses kita membangun lebih besar untuk rural mobile. Contohnya, mesin ultrasound dulu berukuran sebesar meja. Namun kini, ultrasound yang kita ciptakan bisa sebesar handphone. Karenanya, yang menjadi masalah adalah akses.

Sebagian besar masyarakat di pedalaman belum tentu bisa mencapai akses ke rumah sakit, sementara biaya juga sulit. Dengan produk yang mobile, kita bisa mengunjungi daerah pedalaman, sehingga mereka bisa mendapatkan pelayanan kesehatan. Kita sangat berkomitmen untuk mengadakan perbaikan dalam pelayanan kesehatan.

Saya sebenarnya senang dengan program BPJS pemerintah. Menurut saya, ini program luar biasa yang di dalamnya masih banyak hal yang perlu ditangani. Pemerintah menginginkan pada 2019 BJPS mencapai 100 persen ke seluruh warga negara, tapi sekarang baru mencapai 100 juta. Dalam hal ini tantangannya banyak.

Namun, saya termasuk orang yang percaya untuk memulai suatu program dan tidak menunggu sesuatu. Karena, kita harus belajar. Ketika kita mewujudkan rencana, kita akan tahu tantangan dan strateginya di mana.

Saya termasuk orang yang percaya perbaikan yang terus-menerus. Karena, tidak ada sesuatu hal yang tidak mengalami kendala. Jika kita menghadapi kendala, itu realitas. Faktornya adalah manusia yang menjalankan dan membuat keputusan. Kembali lagi pada satu fundamental utama yang bernama leadership.

Soal leadership, apa yang seharusnya dilakukan orang Indonesia?

Saya rasa, masyarakat Indonesia harus mengetahui bahwa kita mempunyai kemampuan yang sama dengan bangsa lain. Selanjutnya, mereka harus menciptakan displin yang akan mendorong perilaku.

Setiap pekerjaan apa pun harus dilakukan dengan integritas tinggi disertai keinginan untuk belajar. Mudah-mudahan, dengan semua itu, Anda membangun tingkat kepercayaan diri dan semangat untuk menang.

Keyakinan fundamental saya sebagai seorang pemimpin bahwa pemimpin hanya memiliki satu pekerjaan, yaitu membangun pemimpin yang lain dan mendorong kesempatan bagi mereka untuk berkembang. Sebagai pemimpin yang berdiri di atas platform berupa tim, kita harus meningkatkan dan mengembangkan tim.

Secara otomatis, meskipun pemimpin tersebut telah tanggal, tim tersebut akan tetap kuat. Dalam hal ini, tidak ada kesenjangan antara tim dan pemimpin tersebut. Para ahli dari Indonesia tidak kalah dari segi pengetahuan, hanya saja yang perlu dikembangkan ialah dari sisi leadership.

Menurut saya, masyarakat Indonesia akan semakin kritis dan terdidik. Akhirnya, masyarakat yang akan menuntut perbaikan. Memang, tidak ada rencana yang sempurna. Karenanya, lebih baik memulai menjalankan suatu program dibanding menunggu hingga tercapai sebuah rencana yang sempurna.

Dalam tiga tahun ke depan, strategi apa yang dilakukan agar kepemimpinan selaras dengan kebutuhan pasar lokal?

Strategi kita selalu melihat pada akses, terutama akses ke pedesaan atau daerah pedalaman. Kita memiliki infrastruktur untuk mendukung pelayanan kesehatan di luar kota besar.

Lalu, bagaimana menyediakan solusi yang tidak hanya menjual sebuah peralatan?

Maka kita harus menjadi mitra. Salah satu kekurangan kita di Indonesia adalah pendidikan. Karenanya, untuk menyalurkan pendidikan, kita bekerja sama dengan institusi lain yang berhubungan dengan produk kami.

Kita punya payung yang bernama ASEAN Healthcare Learning Institute (AHLI). Melalui AHLI ini, kita menyalurkan program pendidikan dan pelatihan. Ketika kita mulai menyebarkan nilai, customer kita akan mengapresiasi. Untuk langkah pertama, kita akan mulai membuka cabang di Surabaya. Selanjutnya, akan menebar cabang di tempat lain di Indonesia. Target yang ingin kami capai dalam tiga tahun ke depan ialah lima kali lipat dari pencapaian sekarang.

Banyaknya industri baru di Indonesia, apakah GE merasa ini sebagai kompetitor?

Saya menyukai kompetisi. Kompetisi sehat bagi customer. Saya tidak pernah underestimate terhadap kompetisi. Menurut saya, semua harus ditanggapi dengan serius. Semakin banyak kompetisi, konsumen semakin banyak pilihan. Akhirnya, konsumen memilih produsen yang menurut mereka kredibel.

Kita merasa sebagai leading market share di Indonesia. Saya rasa, targetnya melanjutkan perbaikan pasar kami, market share is one indication i use. Menurut saya, GE bisa dibilang cukup terdepan pelayanan healthcare.

Kerja sama dengan pemerintah bagaimana?

Kerja sama kesehatan, baik dengan swasta atau pemerintah itu sama, hanya jalurnya saja berbeda. Jika permintaannya untuk MRI atau cara memakai ultrasound yang baik, misalnya, baik swasta atau pemerintah, edukasi yang diberikan sama.

Mengenai tenaga kesehatan di pedesaan, itu menjadi program pemerintah yang juga kita dukung. Karena kenyataannya hari ini, professional healthcare di pedesaan sedikit dan sebagian besar berada di kota besar. Karenanya, ke depan ada solusi yang bernama teleradiologi.

Jika di rumah sakit di pedalaman tidak punya radiologi, dengan teknologi kini bisa dibantu dari rumah sakit di kota besar dengan mengirim imaging dengan teknologi teleradiologi. Kita berkomitmen dalam membangun pendidikan. Meskipun belum sempurna, kami berkomitmen bekerja sama dengan berbagai institusi dan asosiasi.

Bagaimana dengan program CSR GE Helthcare?

Sebagai perusahaan, GE memiliki program CSR bernama GE foundation. Program CSR diberikan dalam bentuk sumbangan dan dilakukan murni tanpa tujuan bisnis. Dalam pelayanan kesehatan, kita memiliki banyak program seperti prestasi junior yang juga bergabung dengan GE Corporate. Program CSR kita cukup baik.

Salah satu program GE Healthcare khusus community development, pernah mendonasikan tujuh portable untrasound device dan mesin EKG ke program Pencerah Nusantara. Mereka mengirim tenaga medis ke tujuh wilayah terpencil dengan infrastruktur minim di Indonesia, seperti Mentawai. Di sini bisa dilihat, peran teknologi jika dibawa ke tempat terpencil dampaknya sangat luas.

N  c73  ed: mansyur faqih

***

Hobi Saya Hanya Bekerja

Mengawali perjalanan di GE Silicones pada 1999, karier David Utama telah malang melintang di tujuh negara yang berbeda di Amerika Serikat dan Asia. Lulusan S-2 Teknik Industri Texas A&M University pada 1990 ini memiliki seorang istri bernama Liny dan dua orang anak.

Anak pertamanya sudah menyelesaikan studi di AS dan kemudian menimba pengalaman bekerja di negeri Paman Sam tersebut. Sementara, putrinya masih mengenyam pendidikan di perguruan tinggi di AS.

Tinggal berdua dengan sang istri membuat perpindahan Dave, panggilan akrab David, ke Indonesia tidak sulit. Apalagi, ia sudah banyak makan asam garam selama berkarier di GE selama 15 tahun.

Ia merasa, inilah waktu yang tepat untuknya dan keluarga kembali ke Indonesia. Perpindahan kariernya ke Indonesia ini merupakan ke delapan kalinya, setelah sebelumnya mengelilingi berbagai negara antara Asia dan AS.

"Saya rasa, inilah waktunya untuk saya kembali ke Indonesia dan membantu setidakya menjadi bagian dari tim untuk membangun leadership," ujar Dave kepada Republika, beberapa waktu lalu.

Meskipun dua anaknya tinggal di AS, ia memiliki cita-cita kelak mereka akan kembali dan tinggal di Tanah Air. Ia memiliki keinginan agar kedua anaknya tidak menetap di AS.

Karenanya, untuk memancing kerinduan akan Tanah Air, Dave meminta kedua dua anaknya untuk pulang ke Indonesia pada musim liburan.

Karena jadwal pekerjaan yang sudah padat, waktu libur Dave lebih senang dihabiskan di rumah. Bahkan, ia mengaku, tidak memiliki hobi banyak.

Hobinya hanya bekerja dan berkumpul dengan keluarga saat libur. Namun, sebagian waktu luangnya diisi dengan berolah raga lari selama tiga sampai lima kali sepekan dengan jarak tempuh sekitar lima kilometer atau sekitar setengah jam. Ia mengaku, dengan berolah raga pikirannya kembali segar.

Pria yang dulu bercita-cita menjadi insinyur ini menjadikan kepemimpinan sebagai moto hidup. Baginya, kepemimpinan dalam setiap individu adalah modal kesuksesan. Karenanya, sebagai pemimpin dalam bidang teknologi dan sebagai mitra lokal, GE Healthcare berkomitmen membantu Indonesia membangun sistem kesehatan yang berkelanjutan.

N c73 ed: mansyur faqih

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement