Senin 26 Jan 2015 15:00 WIB

Infeksi Jamur Bisa Mematikan

Red:

Penyakit jamur selama ini sering diabaikan. Banyak orang yang berpikir bahwa jamur berada di alam dan selama ini seseorang tidak terlihat sakit karena kontak dengan jamur.

Di samping itu, gejala akibat terinfeksi jamur juga mirip sekali dengan penyakit infeksi lainnya, seperti infeksi paru, infeksi otak, dan infeksi sistem tubuh yang lain. Sehingga, kebanyakan dokter tidak bisa segera mengenali dan mendiagnosis infeksi jamur pada pasien.

Koordinator Pendidikan Strata Satu (S1) Departemen Parasitologi Fakultas Kedokteran Univesitas Indonesia (FKUI) dr Anna Rozaliyani M Biomed mengatakan, infeksi jamur bukan sekadar penyakit ringan yang dianggap mudah diobati dan tidak terlalu penting.

Pada kondisi tertentu, infeksi jamur terutama pada seseorang dengan gangguan kekebalan tubuh, dapat menimbulkan gangguan penyakit yang serius, dan bahkan ancaman kematian. Menurutnya, tingkat ancaman kematian akibat infeksi jamur bisa lebih tinggi daripada bakteri.

Penyakit jamur awalnya tidak begitu dikenal. Bahkan, kalangan medis pun menganggap hal yang biasa. Sering kali infeksi jamur terabaikan karena terlalu fokus mengatasi penyebab infeksi lainnya, seperti karena bakteri dan tuberkulosis. Padahal jika dibiarkan, bisa lebih berbahaya.

Dalam disertasinya, Anna melakukan penelitian mengenai infeksi jamur sistemik yang lebih menyerang organ dalam. Dalam hal ini, ia menekankan pada Aspergilosis paru invasif (API). Aspergilosis sendiri ialah sekelompok penyakit yang disebabkan oleh jamur aspergillus., Aspergilosis (jamur kapang) dapat menyebabkan kematian sekitar 45-50 persen.

Tidak muncul begitu saja

Guru Besar Parasitologi Fakultas Kedokteran UI Prof Dr dr Saleha Sungkar MS DAP&E Sp ParK menerangkan, penyakit jamur tidak muncul begitu saja. "Ada kondisi tubuh yang mengakomodasi munculnya penyakit jamur," ujarnya.

Jamur merupakan makhluk yang memiliki virulensi atau kemampuan menyebabkan penyakit yang rendah. Karena itu, jamur memerlukan kondisi tubuh manusia yang bersedia berkompromi untuk bisa menyebabkan penyakit. Ia menyebutkan, harus terdapat faktor risiko termasuk kondisi imunokompromi.

Dalam hal ini, Anna menjelaskan, jamur yang tadinya tidak seganas bakteri, dengan adanya kondisi penurunan daya tahan tubuh, maka akan bisa menjadi lebih berbahaya. Pemberian obat antibiotik dalam jangka panjang dengan CD4 di bawah 100 terhadap penderita leukemia, infeksi bakteri, tuberkulosis, penderita keganasan organ seperti kanker, atau penderita HIV dapat menyebabkan penderita penyakit tersebut rentan terhadap penyakit jamur.

Manusia bisa terkontaminasi oleh aspergilosis dengan cara inhalasi atau dihirup melalui udara. Hal itu karena aspergilosis adalah jamur yang terkontaminasi di alam. Jika menginfeksi manusia, seseorang yang tadinya masih sensitif akan menjadi sulit diobati dengan obat biasa. "Begitu masuk ke paru, bisa menyebabkan kelainan di paru dan di organ lain," jelasnya.

Ia menjelaskan, jamur memiliki jenis yang sama, hanya saja tingkat infeksinya berbeda. Dalam hal ini, jamur dapat menyebabkan banyak spektrum klinis. Mulai dari yang menyebabkan kematian, infeksi kronik yang lama, hingga menimbulkan alergi. Jika infeksi jamur sudah invasif, penderita sudah berbaring dalam kondisi berat.

Diagnosa awal

Semakin cepat didiagnosa, pasien akan lebih mudah untuk mendapat pengobatan. Dan, jika itu dilakukan pada waktu yang tepat, tingkat keselamatan pun akan lebih tinggi.

Infeksi karena jamur di alam yang bernama aspergilosis bisa menyebabkan tingkat kematian yang tinggi. Karena itu, diperlukan cara untuk mendiagnosa dengan cepat. Dalam hal ini, melalui disertasinya Anna menjelaskan, metode penskoran sebagai diagnosa awal.

Metode penskoran digunakan sebagai uji penapis Aspergilosis paru invasif (API). Metode ini menjadi screening sebelum dilakukannya pemeriksaan lanjutan. Hal itu agar segera dapat diambil tindakan pengobatan guna mencegah kematian. Jika terbukti terinfeksi aspergilosis invasif, obat yang dianjurkan adalah obat antijamur sistemik.

Ia menjelaskan, gejala klinis akibat penyakit ini berkaitan dengan infeksi paru. Hal ini ditandai dengan sesak bertambah, kondisi tubuh menurun, bahkan ada kondisi infeksi yang hampir menjalar ke seluruh tubuh disertai kerusakan organ lain.

Akan tetapi, harus dibarengi pemeriksaan rujukan yang lebih pasti pada layanan kesehatan. Ini  untuk memperoleh diagnosis yang lebih tepat. Sehingga, obat antijamur dapat diberikan selektif guna mencegah pembiayaan kesehatan yang berlebihan.  c73  ed: Khoirul Azwar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement