Senin 15 Dec 2014 14:00 WIB

UGM Bikin Prototipe Ring Jantung Gama-Stent

Red:

Penyakit jantung koroner merupakan pembunuh nomor satu di dunia. Organisasi kesehatan dunia WHO melaporkan penyakit stroke dan jantung koroner menjadi penyebab 80 persen kematian penduduk dunia.

Di Indonesia, Kementerian Kesehatan memperkirakan hingga 2030, ada 25 juta penduduk meninggal akibat penyakit jantung koroner dan stroke. Untuk mengurangi penyakit jantung dan meningkatkan usia harapan hidup pasien stroke dan penyakit jantung koroner, Tim Peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) mulai mengembangkan ring jantung atau lebih dikenal dengan nama stent.

Fungsi ring jantung adalah untuk memperlancar pembuluh darah, menghilangkan penyempitan dan sumbatan serta mengurangi kemungkinan nyeri dan serangan jantung.

Penelitian ini digagas karena begitu mahalnya harga ring jantung yang rata-rata merupakan produk impor dari luar negeri. Dengan harga ring jantung yang relatif mahal di pasaran, masyarakat miskin tak akan mampu untuk mengakses pengobatan jantung. Stent atau ring jantung sangat berguna untuk mengurangi nyeri jantung dan meningkatkan usia harapan hidup.

Di pasaran ada beberapa jenis stent, di antaranya bare metal stent (BMS), drug eluting stent (DES), dan bioabsorbable stent. Sampai saat ini Tim FK UGM baru mengembangkan jenis BMS, padahal perkembangannya sudah sampai pada tahap bioabsorbable stent.

BMS adalah stent yang terbuat dari metal yang dilapisi obat. Dari berbagai ukuran stent yang ada, stent paling panjang berukuran 36 mm, paling kecil 2,25 mm, dan paling besar 4 mm.

Sementara gama stent, ring jantung buatan Hariadi ini berdiameter 2 mm dengan panjang 20 mm. Pengembangan stent memerlukan waktu yang cukup lama. "Pembuatannya dimulai dari penelitian biomolekuler, namun kita memulainya dengan membuat prototipe stent," kata dr Hariadi Hariawan SpPD SpJP(K) selaku anggota tim peneliti.

Harga prototipe stent buatan tim riset rekayasa biomedik UGM ini rencananya akan dijual dengan harga di bawah Rp 9 juta, sementara harga stent impor di atas Rp 20 juta.

Hariadi menjelaskan, pemasangan stent dilakukan melalui urat nadi tangan, dengan posisi pasien telentang. Stent kemudian dimasukkan melalui cateter menuju ke arah jantung. Dari jantung, cateter akan masuk di pembuluh darah besar bagian bilik kiri. Setelah stent terpasang di dinding pembuluh darah, pembuluh darah akan mengembang. "Stent nantinya akan menekan dinding pembuluh darah dan akhirnya melebar," kata dokter spesialis jantung ini.

Tindakan pemasangan stent merupakan aksi nonbedah dengan menusuk, bukan menyobek tubuh. Stent akan terpasang selama hidup di tubuh manusia. "Jika stent rusak, pembuluh darah akan menyempit kembali yang nantinya akan menimbulkan rasa nyeri sehingga dibutuhkan pemasangan ulang," jelasnya.

Meski pembuatan stent membutuhkan proses panjang, Hariadi optimistis produk ring jantung buatannya ini nantinya bisa diterima dan diproduksi massal. Mengingat kebutuhan pasien akan ring jantung dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan. c88 ed:khoirul azwar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement