Rabu 12 Nov 2014 12:00 WIB

Untung Suseno Sutarji, Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan RI: Sehat Bangsaku Sehat Negeriku

Red:

Hari Kesehatan Nasional (HKN) pada tahun ini memiliki setidaknya dua kekhususan. Yang pertama yakni HKN pertama di era Kabinet Indonesia Hebat, dan yang kedua adalah HKN terakhir sebelum tenggat waktu MDGs pada 2015. Berikut petikan wawancara Republika dengan Sekjen Kemenkes Untung Suseno Sutarji terkait HKN 2014. 

Pada Hari Kesehatan Nasional ke-50 tema yang diambil "Sehat Bangsaku Sehat Negeriku". Alasan pengambilan tema ini?

Sebenarnya ini tak lepas dari persiapan untuk menghadapi tahun 2020 di mana kita akan menghadapi bonus demografi. Ketika lebih banyak masyarakat dalam usia produktif. Artinya, mulai saat ini setiap masyarakat harus benar-benar hidup sehat untuk bersaing dalam dunia kerja. Kita akan berusaha sekuat mungkin untuk memberikan kesehatan bukan hanya kepada mereka yang tengah dalam usia produktif, namun juga diberikan kepada anak-anak Indonesia bahkan yang masih di dalam kandungan.

Untuk penyakit degeneratif, bagaimana penanganannya?

Sebenarnya untuk masalah ini kita lebih menekankan kepada faktor apa yang mendukung penyakit tersebut. Misalkan mengenai bahaya rokok yang menyebabkan penyakit kanker maupun jantung. Kita berusaha menurunkan angka perokok, terlebih para perokok di usia pelajar. Jumlahnya masih cukup banyak. Kita ketahui, dari jutaan perokok di Indonesia hampir 40 persennya adalah perokok muda. Kita coba lakukan sosialisasi agar para pemuda harapan bangsa ini lebih mengerti kesehatan tubuh mereka, salah satunya mengenai bahaya rokok.

Soal malaria masih jadi fokus?

Kita masih menggalakkan  penanganan penyakit malaria. Sejak awal, adanya HKN memang diadakan karena tingginya penyakit malaria. Nah, sekarang kita coba lagi karena pembinaan mengenai hal ini sedikit menurun. Saat ini kita coba untuk menjamah ke pelosok-pelosok yang memang sulit didekati, seperti Papua, Papua Barat, dan Maluku. Kita lakukan langkah pengobatan dan pencegahan, termasuk membagikan alat untuk penyemprotan. Nyamuknya ada tak apa, asal parasitnya jangan ada.

Dari sekian banyak program Kemenkes, program apa yang memang ingin dijadikan andalan sebagai program prioritas, setidaknya untuk satu tahun ke depan?

Satu program yang ingin kita galakkan adalah komitmen antirokok. Telah saya jelaskan bahwa sekarang kita seperti sedang krisis perokok. Artinya, tingkat perokok aktif terus meningkat. Terlebih, perokok aktif bukan hanya pelajar SMA, SMP, yang memprihatinkan bahkan siswa sekolah dasar sudah mulai ada yang merokok. Dan ini benar-benar harus kita awasi.

Untuk menunjang komitmen antirokok tersebut kita juga akan melakukan gerakan gerak jalan di seluruh Indonesia. Rencananya, acara ini akan dilaksanakan pada 16 November 2014 serentak di seluruh Indonesia. Pusatnya jelas akan dilakukan di Ibu Kota, tepatnya di Monumen Nasional (Monas).

Adakah aturan yang belum sejalan untuk mendukung kesehatan masyarakat?

PP mengenai larangan untuk berjualan rokok di dekat sekolah, misalnya. Meski jelas sudah ada, tetap saja ini masih belum dilaksanakan dengan baik. Artinya, pengawasan dari pemerintah daerah khususnya masih sangat kurang. Kami bekerja sama dengan LSM maupun organisasi kesehatan lainnya.

Adakah undang-undang yang ingin Kementerian Kesehatan sekarang ajukan?

Ya, sekarang kita ingin membenarkan undang-undang tentang wabah dan karantina.  Soalnya, saat ini kan makin banyak penyakit-penyakit yang aneh. Kita ambil contoh saja ebola. Amerika saja bisa jebol. Oleh karena itu, kita harus persiapkan ini dari sekarang, terlebih saat ini kan perkembangan makin pesat, transportasi cepat, sehingga ini bisa menjadi salah satu alasan kita.

n c56 ed: wulan tunjung palupi

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement