Selasa 24 Mar 2015 19:00 WIB

Gigi Tanggal Sebelum Waktunya Masalah gigi berlubang tak hanya dialami orang dewasa,tapi juga bisa mengusik anak-anak.

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, Data Riskesdas 2013 mengungkap 80 persen kasus penyakit gigi dan mulut dialami oleh anak-anak usia sekolah. Sekitar 24,8 persennya ditemukan pada anak usia 12 tahun. Data yang sama menyebutkan hanya 2,3 persen anak di atas usia 10 tahun dapat menyikat gigi dengan benar. “Gigi berlubang terjadi karena anak tidak dibiasakan menyikat gigi sejak dini, suka mengonsumsi makanan manis, dan kebiasaan meminum susu formula dari dot dalam waktu lama,” jelas pendiri Oktri Manesa Dental Clinic (OMDC), drg Oktri Manesa, saat peluncuran Formula untuk Indonesia bersama 4.000 anak sekolah dasar di SD Islam Al-Azhar, Jakarta, beberapa waktu lalu.

Gigi susu mudah berlubang karena memiliki ukuran lebih kecil. Email gigi susu pun lebih tipis dibanding gigi tetap. Ketika dibiarkan, gigi berlubang akan mengganggu struktur gigi permanen. Demikian pula dengan gigi susu yang tanggal lebih awal. Ruangan bekasnya lama-kelamaan akan terdesak oleh gigi sebelahnya sehingga gigi permanen tumbuh berjejal.

Gigi yang tanggal sebelum waktunya dapat mengganggu proses pertumbuhan dan perkembangan gigi saat besar. Di samping itu, kondisi tersebut juga dapat mengganggu fungsi pengunyahan. “Apalagi kalau anak sampai mengunyah hanya pada satu sisi rahang, fungsi sendi rahangnya akan terganggu,” kata Oktri.

Gusi bengkak karena ada bagian gigi yang tertinggal hingga memicu fokal infeksi juga jamak terjadi. Kurangnya pengetahuan orang tua terhadap kasus permasalahan gigi menjadi penyebabnya. “Periksakan gigi anak setiap enam bulan sekali, meskipun baru tumbuh satu gigi,” ujar Oktri. Dengan begitu, anak tidak akan takut dengan dokter gigi.

Orang tua juga harus memberi pengertian bahwa dokter gigi tidaklah menakutkan. Caranya bisa dengan mengajak anak ikut ketika orang tua memeriksakan gigi ke dokter. Pemilihan dokter gigi juga menjadi salah satu faktor penting. “Dokter yang ramah dan tempat yang menyenangkan membuat anak tidak takut memeriksakan giginya,” kata Oktri.

Untuk balita, upaya pencegahan gigi berlubang bisa dilakukan dengan tidak membiarkan anak meminum susu formula dari dot dalam waktu yang terlalu lama. Dot biasa diberikan orang tua pada anaknya ketika menjelang tidur. “Jangan sampai dot dibiarkan semalaman,” kata Oktri menyarankan.

Susu formula memiliki kandungan gula yang tinggi sehingga jika dibiarkan terus akan mengendap di mulut anak. Saat itulah bakteri menyerang gigi dan menyebabkannya menjadi berlubang. Kondisi gigi yang demikian sering disebut sebagai nursing bottle caries. Kebiasaan tersebut kerap menyerang gigi bagian atas saja karena gigi bawah terlindungi oleh lidah ketika tidur.

Bagi anak yang belum memiliki gigi, kesehatan rongga mulutnya pun tetap harus dijaga. Orang tua bisa membersihkan mulut anak dengan menggunakan kain kasa. “Lilitkan kain kasa ke telunjuk ibu, celupkan ke air matang hangat, kemudian bersihkan mulut anak,” ujar Oktri. Basuhlah lidah, pipi bagian dalam, hingga gusi tempat gigi akan tumbuh. ed: reiny dwinanda

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement