Selasa 16 Sep 2014 17:00 WIB
money savvy

Berburu Modal Usaha

Red:

Memiliki dan menjalankan bisnis sendiri memang menyenangkan. Kita bisa menghasilkan uang sendiri tanpa menjadi pegawai suatu perusahaan. Namun, untuk memulai usaha, tentu saja dibutuhkan modal. Kadang jumlahnya tidak sedikit. Pertanyaan yang muncul adalah bagaimana cara mendapatkan modal usaha? Apa saja alternatifnya?

Octi Vardina memulai usaha fashion Muslim online di alamat www.syafna.com sejak empat tahun lalu. Awalnya, ia ingin menyalurkan keinginannya belanja baju sendiri tanpa harus menghabiskan uang belanja kebutuhan rumah tangga. Akhirnya, dia memutuskan untuk bisnis baju Muslim dan jilbab. Harga yang ia tawarkan mulai dari Rp 5.000 sampai Rp 250 ribu. Untuk modal awal, ia hanya membutuhkan Rp 500 ribu. Ia mendapatkan modal dari sang suami. Awalnya, hanya untuk membeli beberapa potong baju kala itu. Ia kemudian menjualnya kepada tetangga dan temannya. "Dan alhamdulillah habis terjual," ungkapnya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Setelah itu, modalnya bertambah lagi. Tentu saja ia masih meminta modal kepada suaminya. Namun, ia tak ingat berapa jumlahnya, seingatnya tidak sampai Rp 5 juta. "Suami saya yang terus membantu urusan modalnya," katanya. Selain itu, Octi juga pernah pinjam uang ke salah satu bank syariah sekitar tiga tahun lalu. Ia meminjam hingga dua kali pinjaman. Masing-masing Rp 20 juta dan cicilan selama 18 bulan. "Dan masih terus ditanya-tanya oleh pihak bank kapan tambah pinjaman lagi," ujarnya.

Saat ini, dia mengaku tidak menggunakan pinjaman dari bank manapun. Ini karena ia sudah dipercaya oleh para penyuplai barang untuk diutangkan barangnya dan dengan tenggang waktu pembayaran yang tidak terbatas. Bahkan, modal usaha juga ia dapatkan dari beberapa teman yang investasi modal di Syafna.

Rosaria Delfitri punya cerita yang tak kalah seru. Dia juga membuka usaha di bidang makanan ringan stick keju bernama QiKa. Untuk memulai usahanya, Osha hanya memerlukan Rp 300 ribu. Modal tersebut ia ambil dari uangnya sendiri. Selain dari uang sendiri, Osha tak pernah terpikir mencari modal dengan alternatif lain, misalnya, meminjam modal usaha di bank. Selama ini, untuk menjalani bisnisnya yang mulai berkembang, ia selalu menggunakan kas milik usahanya itu.

Dengan uang omzet sekitar Rp 7 juta sampai Rp 15 juta dan margin 20 sampai 30 persen, ia berhasil memutar kembali dana yang dimiliki sambil mulai menaikkan kapasitas produksi. "Kami berusaha untuk tidak berutang. Selain itu, karena merasa belum perlu juga. Masih cukup kayaknya dengan kapasitas produksi sekarang. Mungkin nanti kalau mau membesarkan kapasitas produksi baru kepikiran ," ungkapnya.

Untuk modal usaha, motivator keuangan Hari 'Soul' Putra menilai paling aman memang dari kantong sendiri. Sejak awal, ketika masih berstatus sebagai pekerja, modal bisa didapatkan dari upah bekerja tiap bulannya. Usahakan menabung untuk modal maksimal 30 persen dari upah tiap bulan. Tabungan ini berguna untuk modal awal ketika memutuskan mendirikan usaha.

Modal usaha juga bisa didapatkan dengan mengandalkan sistem saling memfasilitasi antara penjual dan pembeli. Saat ini, banyak usaha rumahan dan UKM yang melakukan sistem praorder ketika bertransaksi jual beli.

Sistem ini menuntut pembeli akan mentransfer sejumlah uang terlebih dahulu, kemudian baru produsen membuatkan barang. Hal ini bisa dimanfaatkan sebagai modal usaha sehingga produsen bisa menggunakan uang tersebut untuk modal tanpa harus merogoh kocek pribadi terlalu dalam.

Pisahkan Keuangan Pribadi dan Usaha

Masalah berburu modal untuk para pengusaha pemula baru muncul ketika rupiah yang dimiliki tidak memadai untuk menumbuhkan usaha. Misalnya, saat akan melakukan ekspansi atau inovasi masih kesulitan modal.

Untuk mengatasi ini, mau tak mau harus memutuskan untuk meminjam. "Tetapi, jangan langsung melakukan pinjaman ke bank," ujar Community Specialist and Master Trainer The Supreme Learning Program (SLP) yang sekaligus motivator keuangan Hari 'Soul' Putra.

Bank juga tidak akan serta-merta memberikan pinjaman begitu saja pada usaha yang baru dirintis. Sebab, harus ada aset yang diagunkan. Biasanya, bank akan melihat proposal bisnis terlebih dahulu. Terutama, pergerakan bisnis, apakah cukup menguntungkan atau tidak. Namun, melakukan pinjaman ke bank bisa menjadi salah satu modal usaha yang bisa dimanfaatkan. Modal lain, seperti bantuan pemerintah, juga bisa dijadikan satu jalan keluar.

Ketika seorang pewirausaha memutuskan untuk meminjam ke bank, sebaiknya mengetahui dahulu dapur keuangan keluarga. Kalkulasikan total tagihan, mulai dari tagihan kartu kredit, cicilan rumah, hingga asuransi. "Saat semuanya aman untuk dibayar dari kantong pribadi, baru bisa memutuskan untuk meminjam ke bank," jelas Hari.

Jangan sampai cicilan pinjaman ke bank lancar, namun tagihan dan kredit lain menjadi terbengkalai. Dalam hal ini, sebaiknya pengusaha memisahkan antara rekening tabungan pribadi dan usaha. Jangan lupa pula menggaji diri sendiri dari persentase keuntungan bisnis sehingga uang yang dimiliki tidak bercampur dengan keuangan bisnis. rep:desy susilawati/nora azizah ed: endah hapsari

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement