Selasa 05 Aug 2014 12:00 WIB

siesta- Tetap Segar Sepulang Mudik

Red:

Liburan semestinya menyegarkan badan, hati, dan pikiran. Tak terkecuali libur Lebaran. Tapi, banyak juga orang yang setelah berlibur malah gagal move on, sebal bertemu hari Senin. Mereka tidak semangat masuk kerja.

Banyak hal yang membuat orang loyo setelah liburan. Ketiga Muslimah yang rutin mudik ini mempunyai trik tersendiri agar keluarganya siap menyongsong hari produktif selepas perjalanan jauh. Seperti apa ya, caranya?

***

Kembali Lebih Awal

Keluarga pasangan Netty Susanti dan Tatan Sonjaya rutin mudik setiap tahunnya. Mereka selalu menyempatkan waktu mengunjungi kedua orang tuanya. Kedua anandanya, Daneta Nazma Sabiila dan Qonita Husna Nafiisah, selalu antusias berangkat ke kampung halaman sang bunda di Yogyakarta.

Sebelum bulan puasa tiba, Netty sekeluarga lebih dulu mengunjungi rumah orang tua Tatan di Karawang, Jawa Barat. Perjalanan mudik kali ini membutuhkan perjuangan yang luar biasa untuknya dan keluarga. Pasalnya, perempuan kelahiran Bantul, 6 Mei 1982, itu sempat ketinggalan kereta. Jumat (18/7) silam, ia seharusnya berangkat ke Yogyakarta naik kereta Fajar Utama dengan jadwal keberangkatan pukul 07.30 WIB dan tiba di Yogyakarta pukul 15.00 WIB.

Netty sekeluarga datang terlambat 10 menit dari jadwal tersebut. Ia mengenang hari itu, jalanan Ibu Kota macet sekali. "Padahal, kami sudah berangkat subuh dari Depok, Jawa Barat, tetapi sewaktu keluar tol, jalanan sudah padat dan kendaraan tidak bisa bergerak. Jadi, sewaktu kami mau masuk stasiun, keretanya sudah lewat," ujar Netty.

Netty pun membeli tiket kereta lagi. Namun, yang tersedia hanya kereta Sawunggalih yang berangkat pukul 19.00 WIB menuju Kutoarjo. Dari Kutoarjo, Netty harus menyambung kembali dengan kereta rel diesel  ke Yogyakarta. Mereka tiba di Yogyakarta pukul 03.00 WIB. "Mudik kali ini butuh perjuangan, tetapi kami bersyukur anak-anak tidak rewel," katanya.

Kedua anak Netty tidak rewel karena ia sudah mengantisipasi perjalanan mudik yang memakan waktu lama. Anak-anaknya justru merasa senang naik kereta. Sejak berangkat dari rumah, mereka sudah diajak bernyanyi "Naik Kereta Api" sehingga mereka terbawa suasana menyenangkan di perjalanan. Selain itu, supaya anak-anak tidak rewel dan bosan, Netty membawakan perlengkapan untuk menghilangkan bosan, seperti krayon dan buku mewarnai, buku cerita, dan iPad. Perempuan yang gemar menulis, membaca, dan jualan online ini mudik selama dua pekan.

Kegiatan utama keluarga Netty kala mudik, yakni mengunjungi rumah-rumah saudara dekat. Selalu ada acara Syawalan "trah keluarga". Selain itu, juga ada reuni teman-teman sekolah Netty. Tak lupa, mereka juga berwisata. "Kami ajak anak-anak ke tempat rekreasi edukatif, seperti Taman Pintar, museum, keraton, dan sekitarnya."

Selain itu, Netty dan keluarga besar juga sempat ke pantai dan bakar ikan. Netty yang bekerja di rumah tidak masalah jika lelah selepas mudik. Sebaliknya dengan suami Netty yang bekerja kantoran. Untuk mengantisipasi keletihan perjalanan, keluarga Netty pulang lebih awal ke Depok, Jawa Barat. "Supaya ada waktu untuk memulihkan tenaga, tiga hari sebelum suami masuk kantor, kami sudah di rumah," kata Netty yang tak lupa mengajak suami dan anandanya untuk banyak minum dan mengonsumsi madu selama mudik.

***

Konsumsi Vitamin

Shinta Ollivia juga rutin melakukan mudik ke kampung halaman. Tahun ini, ia bersama suami, ananda, ibunda, ayahanda, dan adiknya mudik ke Temanggung, Jawa Tengah, lalu lanjut ke Jatiwangi, Jawa Barat. Mereka berangkat pada saat malam takbiran dengan kendaraan pribadi. Mudik selama sepekan, mereka sempat empat hari di Temanggung bersilaturahim dengan kakek-neneknya Shinta. Pulangnya, mereka mampir ke Jatiwangi, ke rumah mertua Shinta.

Keluarga Shinta menyempatkan diri untuk berwisata bersama saat perjalanan pulang sebelum ke Jatiwangi. Mereka mampir ke pantai di daerah Pekalongan dan pemandian air panas di kawasan Pemalang. Agar ananda, Fasabbih Kautsara, tidak bosan, Shinta menyiapkan barang favorit si kecil, misalnya buku bacaan dan iPad untuk memutar video lagu anak atau bermain game. Di mobil, tempat duduk baris tengah khusus Shinta dan si kecil saja. Dengan begitu, buah hatinya nyaman untuk tidur atau bermain.

"Alhamdulillah, dia tidak rewel malah senang kalau diajak jalan-jalan," ujar perempuan kelahiran Jakarta, 20 Desember 1985.

Shinta memiliki cara tersendiri supaya badan tetap segar selama mudik. Dia dan suami berbisnis pembalut herbal yang diklaim memiliki banyak manfaat. Mereka menggunakan jenis pembalut yang tipis dan biasa untuk dipakai sehari (pantyliner), namun, pemakaiannya bukan di alat vital seperti perempuan pada umumnya, melainkan ditempelkan di bagian leher layaknya sebuah koyo. Pantyliner tersebut dipakai oleh seluruh anggota keluarga. "Itu bisa untuk kekuatan karena dalam pantyliner tersebut ada bio energinya," katanya setengah berpromosi.

Selain itu, Shinta dan keluarga juga selalu mengonsumsi vitamin. Mereka merasa memerlukan suplementasi vitamin agar tubuhnya tak gampang drop akibat perbedaan suhu antara Temanggung dan Jatiwangi. "Yang satu dingin sekali, sementara satunya lagi sangat panas."

Perjalanan mudik yang padat tersebut membuat badan Shinta dan suami capek dan malas kembali bekerja. Berbeda ketika hendak berangkat mudik, mereka biasanya masih semangat. Sampai di tempat tujuan, rasa letih perjalanan pun hilang diterpa antusiasme silaturahim. Agar tak malas ke kantor, Shinta dan suami, Agung Legiarta, memupuk menanamkan dalam dirinya untuk semangat bekerja. Dengan begitu, mereka bisa kembali mengumpulkan uang yang terkuras saat mudik. "Kami saling menyemangati, harus kembali bekerja agar bisa kembali mudik Lebaran tahun depan dan bisa membahagiakan orang lebih banyak lagi," katanya.

***

Pijat Relaksasi

Winna Ningrum akan mudik Kamis (7/8) mendatang. Ia, suami, anak, orang tua, dan adiknya akan ke Semarang dan Wonogiri, Jawa Tengah. Di sanalah kampung halaman kedua orang tuanya. "Kami mudik selepas lebaran karena kebetulan ada saudara yang hajatan, jadi sekalian saja," katanya.

Winna akan mengawali mudik ke Wonogiri, kampung halaman ibundanya, lalu lanjut ke Semarang, daerah asal ayahnya. Tahun ini, keluarga Winna berencana mudik dengan mobil pribadi selama sepekan. Tahun lalu, mereka memilih mudik dengan pesawat terbang ke Semarang. Sekembalinya dari Semarang, ia dan keluarga istirahat di rumahnya di kawasan Serpong, Tangerang Selatan, Provinsi Banten. Besoknya, ia lanjut mudik ke Garut, Jawa Barat, dengan mobil pribadi. Ketika mudik tahun lalu, buah hati Winna, Ameerah Monifa Sihotang, baru berusia lima bulan, jadi ia tidak rewel. Perjalanan pun lancar. "Saya duduk di bangku belakang dan ada bantal besar untuk kenyamanan tidur Ameerah."

Lebaran tahun ini, usia Ameerah sudah 17 bulan. Winna tidak bisa membayangkan anaknya akan anteng atau tidak saat mudik nanti. Pasalnya, ketika di rumah saja, Ameerah sudah banyak tingkahnya. Saat mudik, Winna mengaku biasanya sekalian wisata kuliner. Selain itu, mereka juga akan menyempatkan diri pergi ke tempat-tempat wisata di sekitarnya. "Mumpung di Semarang, jadi keliling-keliling cari makanan khas Semarang dan Wonogiri," ujar alumnus Institut Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (IISIP), Lenteng Agung, Jakarta Selatan, ini.

Sehabis mudik, badan tentu akan terasa capek dan pegal. Winna dan suaminya, Oom Gumilar Sihotang, selalu letih apalagi Ameerah. Namun, Winna mempunyai cara ampuh untuk mengembalikan kesegaran tubuh mereka. Setelah habis mudik, mereka istirahat di rumah saja, kemudian mencukupkan waktu tidur. Selain itu, ia juga memanggil tukang pijat untuknya dan Ameerah. Bahkan, Ameerah juga dipijat saat sampai di tempat tujuan mudik. "Setelah dipijat, biasanya badan enakan, dan Ameerah juga bisa tidur nyenyak lagi," katanya.

Keletihan perjalanan Oom juga sirna setelah dipijat sang istri. Dengan begitu, ia tidak bermalas-malasan ketika harus kembali beraktivitas di showroom mobil milik mereka. Oom yang wiraswasta lebih leluasa mengatur waktu. "Beliau malah tambah semangat kerja karena ingat duit sudah habis buat mudik," ujar ibu rumah tangga ini setengah bercanda.

rep:desy susilawati ed: reiny dwinanda

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement