Selasa 22 Jul 2014 12:00 WIB

kuliner- Nastar untuk Lebaran

Red:

Menyediakan kue kering saat Lebaran telah menjadi tradisi di Indonesia. Tradisi ini mengadopsi kebiasaan masyarakat Eropa, terutama Skotlandia. Merekalah yang menemukan teknik membuat kue kering dengan dua kali pemanggangan. Berkat teknik tersebut, kue kering menjadi tahan lama.

Resep dasar kue kering tersebut berkembang menjadi banyak variasi. Kaastengels dari Inggris, ananas tart dari Belanda, dan tentu saja butter cookies dari Skotlandia. Di Indonesia, kue kering tersebut semakin akrab di lidah masyarakat dan menjadi hidangan standar untuk menyambut tamu lebaran.

Untuk lebaran kali ini, ada sejumlah kue kering yang menjadi favorit konsumen. Mulai dari semprit, nastar, sagu keju, kaastengels, putri salju, watermelon cookies, orange cookies, dan brownie cookies. "Dari beragam jenis kue, nastar tetap yang paling hits," ungkap Ketua Komunitas Bakul Kue Rumahan (BKR) Neni Sukmayani.

Kecenderungan tersebut tampak melalui order yang diterima anggota BKR. Nastar menjadi kue kering favorit bukan tanpa sebab. "Soalnya, nastar bisa divariasikan menjadi berbagai macam rasa," ujar pengusaha Yasmine Cakes yang akrab disapa Nenis ini.

Nastar tak mesti melulu diisi dengan selai nanas. Masih ada buah-buahan lain yang cocok menjadi isian nastar. Di kategori fruits nastar ada stroberi, durian, dan jeruk. Fruits nastar juga dibentuk menyerupai buah aslinya.

Selain itu, ada black nastar. Si hitam ini merupakan nastar rasa karamel dengan selai nanas. Lantas, ada brown nastar. Pembedanya dengan nastar lainnya ialah kulit nastarnya yang memiliki rasa cokelat.

Di samping itu, nastar klasik rasa asli juga ada peminatnya. Variasi lainnya, seperti nastar keju pun masih banyak diorder. Demikian pula dengan red velvet nastar, yakni nastar yang kulitnya terbuat dari air buah bit.

Masih belum menemukan nastar yang cocok dengan selera? Coba saja pesan nastar london yang kulitnya dibalut cokelat cair. Lantas, masih ada nastar rainbow dengan kulit nastar warna-warni pelangi. "Kalau ingin mencoba nastar dari bahan selain tepung terigu, silakan order nastar ubi, nastar singkong, dan nastar jagung," saran Nenis.

Tak puas dengan nastar berukuran kecil? Tenang saja. Ada nastar seukuran cake besar yang dikenal dengan sebutan nastar cake yang banyak tersedia di penjual kue kering. Popularitas nastar cake bukan cuma di Jakarta. Kue yang satu ini juga banyak peminatnya di Solo, Yogyakarta, dan Semarang. Rata-rata, kue kering tahan hingga satu tahun. Akan tetapi, ada juga yang hanya bertahan selama tiga bulan. Daya tahan kue kering bergantung pada teknik pembuatannya. Kue yang tak layak dibeli adalah yang sudah berjamur. "Perhatikan bagian bawah stoplesnya, teliti tanggal kedaluwarsanya, dan cermati kemasannya," kata Nenis.

***

Bikin Sendiri

Kue lebaran sebaiknya memang membuat sendiri. Dengan begitu, Anda bisa memilih bahan-bahan kue yang berkualitas dan terjamin kehalalannya. Tentunya, akan tumbuh rasa bangga jika bisa membuat sendiri kue suguhan Lebaran.

Agar hasilnya bagus sesuai keinginan, pupuk keinginan belajar membuat kue kering. Jika tak bisa autodidak, ikuti saja kursus dan pelatihan agar mengerti proses pembuatan kue kering. Ikuti terus tren kue-kue kering yang kerap berubah setiap tahunnya.

Kue gosong, keras, atau meleber menjadi kesalahan terjamak para pemula. Untuk menghindari kegagalan yang sama, pelajari dasar-dasar kue kering. "Kenali fungsi bahan-bahan yang akan diolah dan pahami cara kerja alat-alatnya, seperti oven maupun loyang," papar Nenis.

Jika tidak memungkinkan untuk membuat kue sendiri, jangan membeli sembarang kue lebaran. Nenis menyarankan agar konsumen membeli atau memesan kue kering Lebaran dari teman yang sering memproduksinya. Andaikan membelinya di toko kue, lihat tanggal kedaluwarsa, label halal, sertaa warna dan tampilan kuenya. "Jangan tergiur dengan harga murah, tapi akhirnya tidak termakan karena rasanya di bawah standar," tutur Nenis.

Kue yang dijual dengan harga murah kualitasnya dapat dipertanyakan. Biasanya, kue yang demikian mengandung bahan tambahan yang tak baik untuk kesehatan. "Misalnya, biang gula, pengawet yang bukan bahan tambahan makanan, perenyah, atau pewarna tekstil," urai Nenis. rep:dessy susilawati  ed: reiny dwinanda

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement