Ahad 29 May 2016 15:39 WIB

Mi Rebus Minang Khas Bofet Sianok Variasi Mi Khas Minang

Red: Arifin

Mi rebus minang ini memiliki kekuatan pada kuahnya.

 

Kuliner berbahan dasar mi tersebar di Indonesia dengan berbagai variasi.

Ada variasi yang menekankan kekhasan kuah, lauk, maupun jenis mi itu sendiri. Di Payakumbuh, Sumatra Barat, tepatnya di Restoran Bofet Sianok, ada pula variasi mi yang khas dan masyhur di lidah para pelanggan rumah makan tersebut. Makanan itu dinamai mi rebus minang khas Bofet Sianok. 

Pemilik Bofet Sianok, Ibu Suratman mengaku, mi rebus minang adalah salah satu menu andalan restorannya. Menu tersebut merupakan buah kreasi pendiri restoran yang sudah berdiri sejak 1939. Kuah kaldu yang gurih dan tambahan toppingrendang suwir menjadikan sajian mi rebus minang ala Bofet Sianok terasa spesial. 

Kuah mi rebus minang Bofet Sianok menggunakan kaldu yang berasal dari rebusan tulang sumsum dan daging sapi. "Itu rahasianya (mi rebus mi nang). Sengaja kami bagi agar semua bisa merasakan. Kuah kaldu sapi asli bisa menciptakan rasa yang lebih gurih dan enak," kata Ibu Suratman dalam acara Peluncuran Bango Mobile Site di Jakarta, belum lama ini. 

Seperti kuah soto 

Banyaknya produk mi instan yang beredar di pasaran membuat Bofet Sianok terus mempertahankan menu tersebut. Juru masak Bofet Sianok Henru Elvinas mengatakan, banyak masyarakat saat ini, terutama anak- anak yang suka menyantap mi instan.

Padahal, menurut dia, kandungan bahan pengawet dalam mi instan tidak baik untuk tubuh. "Kuah mi menggunakan bahan-bahan alami. Paling, bertahan tidak lama. Jika dimasak siang, malam sudah basi," kata Henru. 

Mi rebus minang khas Bofet Sianok memang memiliki kekuatan di kuahnya. Kuah mi rebus minang tidak terlalu kental. Teksturnya seperti kuah soto, tapi sedikit lebih kental karena dicampur dengan telur. Warnanya merah berkat campuran sambal. 

Oleh karena itu, generasi ketiga pemilik Restoran Bofet Sianok itu mengaku, Mi rebus minang ala restorannya bisa dikreasikan sesuai keinginan masing-masing. "Topping-nya be bas bisa menggunakan apa saja. Bisa lebih banyak sayur atau daging," ujarnya. 

Selebritas dan pencinta kuliner Nirina Zubir mengapresiasi Bofet Sianok yang terus melestarikan kekayaan kuliner nusantara. Ia mengaku, tantangan besar saat ini adalah menumbuhkan kecintaan pada cita rasa masakan Indonesia kepada anak-anak.

Tak hanya itu, resep yang dibagi pun bisa mempermudah siapa pun yang ingin memasak sendiri di rumah. "Saya membiasakan diri untuk menyajikan makanan lokal di rumah. Kreasi ini perlu terus didukung," kata perempuan berdarah Minang itu. 

Mudah dan terjangkau 

Untuk bisa mencicipi mi rebus minang yang asli bisa berkunjung ke Restoran Bofet Sianok Jalan Ahmad Yani Nomor 31 Payakumbuh, Sumatra Barat. Harganya pun cukup terjangkau, yakni Rp 17.500 per porsi. 

Henru mengaku, memasak mi rebus minang cukup mudah. Bahan bakunya pun tak sulit untuk didapatkan.

Jika tak bisa membuat mi sendiri, katanya, bisa juga menggunakan mi telur. "Kalau di resto ada juga pilihan mi yang lebih besar atau seperti mi aceh," katanya. 

Untuk membuat kuah ukuran satu porsi, tumis satu siung bawang putih giling sampai harum. Selanjutnya, masukkan dua sendok makan kol dan setengah sendok makan irisan daun bawang. Lalu, campurkan setengah sen dok makan kecap asin, setengah sendok teh cuka, dan setengah sendok makan kecap manis. Tambahkan sambal goreng sesuai selera untuk menambah rasa pedas. 

Setelah semua bumbu tercampur, masukkan 200 mililiter air rebusan kaldu sapi. Sebagai catatan, Henru menyarankan untuk selalu menggunakan air kaldu dari rebusan tulang dan daging sapi.

Kemudian, masukkan telur kocok agar kuah mengental. 

Jika air sudah mendidih, masukkan 70 gram mi yang sudah direbus sebelumnya. Setelah itu, proses memasak tidak perlu terlalu lama. Ter penting, mi sudah bercampur dengan kuah. Tuang mi beserta kuah ke dalam piring saji. Sajikan dengan tambahan irisan timun, telur ceplok, dan rendang suwir. "Rendang suwir andalan dan membuat mi ini khas. Apalagi, kalau dimakan bersama kuah itu sangat nikmat," ujar Henru.    Oleh Ahmad Fikri Noor, ed: Nina Chairani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement