Ahad 20 Sep 2015 15:31 WIB

Rantang

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Panci bersusun dan bertutup untuk tempat makanan. Panci itu dilengkapi dua 'telinga' sebagai pegangan sekaligus tempat mengaitkan sangkutan yang menghubungkan susunan panci itu. Pada mulanya, rantang hanya bersusun dua dan biasa dibawa para prajurit dalam perang.

Dulu, biasa juga digunakan para istri untuk mengantarkan makan siang para suami di tempat kerjanya. Pada panci paling bawah, biasanya ditempatkan nasi, panci yang terpisah di atasnya digunakan untuk tempat lauk.

Karena posisi panci bertumpuk, satu set rantang hanya memiliki satu tutup, yakni untuk panci yang teratas. Tutup panci-panci yang di bawah adalah bagian bawah dari panci yang pada posisi di atasnya. Rantang dulu terbuat dari aluminium dan email. Banyak versi cerita asal-usul rantang, salah satunya berasal dari India, yang dikenal sebagai tiffin.

Sebelum ada peranti logam, konon asal mula rantang terbuat dari wadah gerabah. Untuk mempermudah membawa makanan, wadah gerabah ini dibuat dengan ukuran semakin kecil. Wadah terbesar diletakkan pada tumpukan terbawah dan yang terkecil pada posisi paling atas.

Agar tidak mudah jatuh, digunakan anyaman dari daun kelapa. Pada ujung teratas anyaman itu membentuk pegangan. Dalam perjalanan, para ibu di India membawa tumpukan wadah ini di kepalanya.

Belakangan banyak pula terbuat dari plastik, digunakan para pengusaha katering untuk mengantarkan makanan kepada pelanggannya. Banyak tradisi antar- mengantar makanan yang berkembang di berbagai daerah di Indonesia menggunakan peranti makan ini.

Di Subang, Jawa Barat, ada tradisi tukar rantang yang berlangsung sejak lama. Tukar-menukar masakan dalam rantang itu dibedakan antara kerabat dan tetangga. Untuk kerabat yang lebih tua, tukar rantang berisi makanan lengkap. Nasi, lauk pauk, gula, kopi, rokok, dan buah-buahan. Untuk yang lebih muda, nasi dan lauk-pauk. Bila seseorang dikirimi makanan dalam rantang, ia akan membalasnya pada hari yang sama atau pada hari berikutnya.

Banyak orang kini suka membawa makanan dalam kantong plastik atau styrofoam. Namun, sejatinya penggunaan rantang yang bisa dipakai berulang-ulang hingga bertahun-tahun amat ramah lingkungan, tidak menyumbang sampah yang tak teruraikan pada bumi. berbagai sumber/Nina Chairani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement