Jumat 26 Aug 2016 17:00 WIB

Putri Sulistyowati, CEO Gitar and Batik (GnB): Berkarya Lewat Batik Gitar Sambil Meraup Rupiah

Red:

Lewat budaya, mereka mengenalkan karya bangsa di kancah dunia. Gitar dan batik menjadi sarananya. Perpaduan dua elemen ini rupanya menghasilkan suatu karya yang tak biasa.

Bahkan hasil karya Gitar and batik (GnB) sudah melanglang buana dari Yogyakarta hingga masuk ke Gedung Putih, Amerika Serikat. Kepada Wartawan Republika, Muhammad Nursyamsi, CEO GnB Putri Sulistyowati membeberkan tentang usahanya ini.

"GnB Guitars bisa dibilang lahir dari bentuk cinta akan budaya Indonesia," kata Putri menjelaskan awal kelahiran GnB. Kecintaan terhadap dunia seni pada diri Haryo 'Kongko' Sasongko, yang tak lain founder GnB dan juga ayah kandungnya membuatnya berkecimpung di bisnis ini.

Sejak kecil, sang Ayah begitu antusias dengan dunia kesenian, terutama musik. Kepedulian terhadap kesenian sudah tertanam sejak kecil. "Dari keluarga sendiri, semuanya dibesarkan dengan apa pun itu yang berhubungan dengan sejarah dan tradisi. GnB lahir dari kedua elemen tersebut," ucapnya.

Hingga kemudian pada tahun 1984, Haryo mencoba membuat gitar dari kayu yang diberikan sahabatnya. Bahkan, hingga kini gitar tersebut masih disimpan sebagai kenang-kenangan. Ihwal membatik di gitar datang dari sang ibu.

Putri menceritakan, ibunda pada saat itu menelepon ayahnya terkait sebuah ide yaitu membatik gitar. Rupanya, ide ini muncul tatkala ibunda berkunjung ke Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan melihat banyak sekali topeng, hiasan dinding, dan kaca yang dibatik.

Tak mudah memang, beragam eksperimen dilakukan dengan menyandingkan batik dengan gitar. Meski begitu, ia mengatakan, ada tiga cara membatik di atas sebuah gitar.

Pertama, batik tulis sebagaimana kain dengan teknik rintang warna. Kedua, kain batik tulis yang ditempel di gitar. Terakhir, dengan menggunakan cat minyak atau cat kayu. Ketiga cara tentu dicoba demi menghasilkan karya terbaik.

Kala itu, berdasarkan penuturan sang ayah, banyak yang memberi masukan agar usaha ini benar-benar ditekuni dengan serius, karena selain sebagai barang seni, tentu akan menghasilkan pundi-pundi uang yang tidak sedikit jika berhasil. Namun, dengan catatan tidak mengurangi kaidah-kaidah membatik dengan cara batik tradisional.

Ia juga menekankan, GnB bukan sekadar gitar yang dibatik, tapi juga fokus pada kualitas gitarnya. Gitar yang akan dibatik, merupakan gitar yang sudah selesai dibuat dengan standar tinggi dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan agar tidak mengecewakan.

Pengakuan UNESCO atas batik sebagai budaya milik Indonesia membuat peran GnB dapat di kembangkan secara total dalam mempromosikan batik ke kalangan pemusik dan pecinta seni. Banyak pembeli bukan berasal dari kalangan musisi, melainkan para kolektor seni dari mancanegara.

Putri mengungkapkan, keberhasilan GnB tak lepas dari tangan-tangan terampil yang berada di balik layar. Ia enggan menyebutnya sebagai pembatik, melainkan artis.

Kelihaian para artis inilah yang mampu mengubah kanvas kosong di badan gitar menjadi suatu karya seni yang sangat indah. "Ketika jadi, itu sangat mempresentasikan kebudayaan atau kerarifan lokal Indonesia. Itulah yang benar-benar kita ingin tonjolkan," ungkapnya.

GnB ingin mematahkan anggapan bahwa batik itu kuno dan ketinggalan zaman dengan menjadikannya sebagai karya yang amat indah dipandang mata.

Putri juga mengungkapkan filosofi dibalik kelahiran GnB. Semua berasal dari Yogyakarta sebagai tempat kelahiran GnB. Putri menegaskan, apa pun yang dikerjakan dan akan dikembangkan, ia dan keluarga selalu ingat dengan daerah asal. "Nilai-nilai luhur yang kami dapatkan berasal dari Yogyakarta, ini merupakan cikal bakal kita, sehingga kita perlu mempertahankan keaslian juga kedisiplinan membatik dengan orang yang asli dari Yogya," katanya.

Bicara keunggulan, GnB tidak diproduksi secara massal. Setiap gitar, kata Putri, dibuat dengan cinta dan buatan tangan. GnB menawarkan suatu kualitas dan eksklusivitas di setiap gitar. GnB juga tidak hanya sebatas produsen melainkan juga teman yang akan mewujudkan kemauan pembeli hingga setiap detailnya.

"Nilai tingginya ada pada setiap goresan batik itu mempunyai makna, ada sebuah semangat dari pembatiknya sendiri," katanya menceritakan.

Selain itu, setiap pembeli akan menerima nomor seri yang berbeda untuk setiap gitar dan certificate of authenticity yang menerangkan bahwa gitar ini asli dan satu-satunya di dunia. Ia mengharapkan, GnB mampu menunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia memiliki pusaka (batik) yang begitu istimewa.

"Semoga GnB Guitars ke depannya semakin berkembang dan banyak generasi muda yang bisa melanjutkan dan melestarikan pusaka Indonesia sejenis," ungkap Putri berharap.

Dari Jokowi hingga Obama

Produk GnB kini telah melalang buana. Dari Setiawan Djodi hingga Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono tercatat pernah menikmati karya anak bangsa ini. Tidak hanya itu, Joko Widodo (Jokowi) hingga Barack Obama pernah merasakannya.

Pasar Triwindu, Ngarsopura, Surakarta, 2010 menjadi saksinya. Kala itu, Jokowi masih menjabat sebagai Wali Kota Solo. Sang ayah, ia katakan, mengenalkan produk GnB kepada Jokowi. "Yang sangat luar biasa pada 2015, foto ketika tersebut akhirnya diberikan kepada Pak Jokowi yang sudah menjadi presiden," kata kata dia.

Sebelumnya, sang ayah berkunjung pada 2013 ke Amerika Serikat (AS) dengan membawa gitar dan bertemu atase pendidikan dan kebudayaan Indonesia di Washington DC. Permohonan agar gitar diberikan kepada Presiden AS Barack Obama pun terpenuhi setahun berselang. "Awal 2014, gitar tadi diberikan kepada Obama di Gedung putih," katanya melanjutkan.

Produk-produk GnB sendiri telah mendapatkan pengakuan hak cipta maupun merk dari Direktorat Jenderal Kementerian Hukum dan HAM pada 2011. Pun demikian, dengan proses batik pada gitar yang mendapat sertifikat dari Institusi Balai Pusat Kerajinan dan Batik di Yogyakarta.

Mengenai personil, tim GnB pusat terdiri atas enam orang. Sedangkan untuk divisi gitar dan bas berkolaborasi dengan luthier/ sebagai pembuat alat musik dawai sebanyak sepuluh orang dan artis pembatik kolaborasi dengan Sanggar Punakawan juga sepuluh orang. Untuk pemasaran, kata Putri, produk GnB memiliki persentase penjualan seimbang antara pasar domestik dan internasional yakni masing-masing 50 persen yang terdiri kolektor maupun pemusik.

Atas kerja kerasnya ini, ia memaparkan, omzet GnB rata-rata mampu menjual dua unit gitar atau bas setiap harinya, satu unit gitar dibanderol sekitar seribu dolar AS.     ed: Ichsan Emrald Alamsyah

***

Profil

Nama: Putri Sulistyowati

Nama usaha: PT Gitar Batik Produktama (GnB)

Alamat: House of G&B, Jalan Gatot Subroto No 3 Menteng Dalam RT 10/01 Tebet, Jakarta Selatan

Telepon: 021 8280360

Mobile: 0817 487 4786

WA: 0812 9399 2371

Website: www.gnbguitars.com

Twitter/ instagram: @gnbguitars

Facebook: G&Bguitars

Alamat Jogja:

Kuantan Regency Sorogenen Blok E6, Jalan Sidikan, Umbulharjo, Yogyakarta.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement