Jumat 24 Jun 2016 15:00 WIB

Promosi Indonesia Melalui Karya Lukis di Wina

Red:

LONDON -- Pameran Lukisan karya empat Pelukis Indonesia secara resmi dibuka Duta Besar RI untuk Austria, Rachmat Budiman, yang diselenggarakan di Suppan Galerie Contemporary, Palais Coburg, Wina. Pameran berlangsung dari tanggal 20 Juni hingga 2 Juli mendatang.

Minister Counsellor KBRI/PTRI Wina, Dody Kusumonegoro mengatakan, pameran lukisan yang diselenggarakan dalam rangkaian program Wonderful Indonesia for the World tersebut bertemakan DIVERSE 4 Indonesian Positions. Sekitar 40 lukisan hasil karya pelukis yang dikenal pecinta dan pemerhati seni lukis di tanah air yakni almarhum Popo Iskandar, Nasirun, Tisna Sanjaya dan pelukis muda Zico Albaiquni.

Dody mengatakan, Indonesia memiliki kekayaan seni budaya dari masyarakatnya yang terdiri dari lebih 300 kelompok etnis dan memiliki lebih dari 700 bahasa. Ekspresi seni dan budaya merupakan elemen penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia yang mengakar dalam kehidupan sehari-hari.

Hal ini merupakan potensi besar untuk dipromosikan kepada publik di kawasan Eropa, khususnya di Austria, mengingat masyarakat Austria memiliki karakter yang hampir sama dengan masyarakat Indonesia.

Dubes RI untuk Austria, Rachmat Budiman menyampaikan, Indonesia merupakan negara yang memiliki keragaman seni budaya dan kreativitas, di mana ekspresi artistik tidak terbatas pada bentuk seni tradisional, namun juga dalam bentuk seni kontemporer yang hidup secara kuat di tengah-tengah masyarakat.

Ragam nilai dan filosofi inilah yang ingin diperkenalkan kepada masyarakat internasional, khususnya masyarakat pecinta seni di Austria. Di samping untuk memperkenalkan seni budaya kontemporer Indonesia, pameran ini juga bertujuan mempromosikan pariwisata sekaligus potensi ekonomi kreatif yang dimiliki oleh Indonesia.

Lebih lanjut disampaikan, pameran ini diharapkan mampu meningkatkan kualitas hubungan antar-masyarakat (people to people contact), termasuk hubungan dan kerjasama antarseniman dari kedua negara. antara, ed: Ichsan Emrald Alamsyah 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement