Urusan bisnis jasa tak melulu bicara soal limpahan laba dalam bentuk rupiah. Bisnis dapat berupa jaringan kerja sama antarkawan, meneruskan hobi, hingga berbuat baik terhadap alam. Adapun keuntungan materi menjadi bonus yang juga menjadi fokus capaian.
Berbekal semangat tersebut, Atep Deni Permana bersama sejumlah kawan merealisasikannya dengan mendirikan usaha di bidang jasa dengan brand Kolega Adventure Activity (KAA). Jasa yang ditawarkan, yakni memandu perjalanan wisata alam, lengkap dengan paket out bound skala pemula, menengah, dan atas. Atep berbagi pengalaman membesarkan bisnisnya kepada wartawan Republika, Sonia Fitri, belum lama ini.
***
Atep mengakui senang mendaki gunung makin tinggi karena mendapat banyak manfaat positif. Di antaranya, pikiran dan badan jadi lebih sehat dan jernih. Ia pun ingin remaja lainnya tergerak di kegiatan positif serupa. "Ketimbang pacaran atau main-main, lebih baik belajar di alam," katanya.
Ketika masih menjadi mahasiswa, Atep dan tim di KAA, berpengalaman mendaki sejumlah gunung dengan teman-teman pecinta alam.
Di antaranya, Ciremai, Gunung Gede, Papandayan, Guntur, Sindoro, Sumbing, Merapi, Semeru, Bromo, Tengger, Patuha, Manglayang, dan Gunung Puntang.
Atep juga pernah pula melakukan trip ke Rancaupas, Cikole, Lembang, wisata Curugan semisal Curug Malela dan menguji adrenalin dengan olahraga panjat tebing.
Hobi menjelajah alam dan naik gunung menjadi bekal semangat Atep menjalankan bisnis jasa di KAA yang berdiri pada 27 Oktober 2014. Selain berbisnis, kata dia, KAA ingin melanggengkan silaturahim antarkawan lama, kawan baru, serta melestarikan alam.
Atep dan rekan pendiri ingin lebih banyak lagi orang, terutama kalangan muda, menjelajah alam dengan cerdas. Artinya, bukan sekadar gaya-gayaan atau pamer, tapi mengambil banyak pelajaran hidup dan turut berkontribusi menjaga alam.
Atep punya sejumlah strategi agar bisnisnya makin berkembang. Salah satunya merangkul sejumlah komunitas, seperti kelompok motor ninja, klub motor vespa, aktivis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta kelompok pecinta alam wilayah Bandung Barat.
Kemitraan juga dilakukan dengan sejumlah pelaku bisnis tingkat UKM bagi yang ingin mempromosikan produknya. Setiap berlangsungnya jadwal KAA, Atep dan tim menawarkan produk kepada para peserta. "Awalnya, kita ingin terus menyambungkan silaturahim antarkomunitas dengan kegiatan aktif," kata dia melalui sambungan telepon.
Ia menyadari, tren berwisata alam semakin digemari. Makanya, harus dibarengi pendampingan agar ketika pendatang menyentuh alam tak dibarengi dengan pengerusakan, baik sengaja maupun tidak. Maka, urusan promosi bisnis dirasakannya tak terlalu berat.
Kegiatan perdana KAA, yakni membuka trip mendaki Gunung Ciremai dengan agenda unggulan "Bersih-Bersih Gunung". Para peserta diajak untuk memungut sampah apa pun yang mengganggu kelestarian alam.
Mereka juga tentu tak boleh membuang sampah sembarangan apalagi merusak tanaman dan hewan. Sejumlah slogan dipaparkan dalam promosi agar makin membangkitkan minat calon peserta.
Slogan tersebut semisal "Mendakilah Bersama Tuhanmu, Turunlah Bersama Takdirmu" atau "Jangan di rumah aja, Indonesia itu indah".
Satu slogan andalan lainnya berbau khas Sunda, yakni "Wana Wani Wawuh". "Setiap kata mengandung makna," terangnya.
Wana artinya alam, lingkungan semisal hutan dan gunung. Wani artinya berani untuk berpikir dan melakukan hal-hal positif. Sementara, Wawuh artinya saling mengenal, membangun relasi.
Bagi Atep, pesona alam Indonesia tak akan pernah ada habisnya. Jadi, tak perlu lagi memoles segala yang indah dari Tuhan. Tugas dia saat ini yakni menyambungkan apresiasi terhadap alam kepada yang belum tahu agar menjadi tahu. Khususnya promosi wisata di Jawa Barat.
Atas lokasi-lokasi yang disebutkan tadi, Atep meyakinkan KAA siap memfasilitasi perjalanan wisata sesuai pesanan.
Pengetahuan Atep saat di ekstrakulikuler kepramukaan juga menjadi bekal tambahan untuk mengemas kegiatan alam yang menarik. Oleh karena itu, di dalam rangkaian kegiatan juga kerap disusupi pelatihan wirausaha dan kepemimpinan, tergantung permintaan konsumen.
Nantinya, biaya paket perjalanan akan menyesuaikan dengan kelengkapan dan tingkatan fasilitas yang dipilih. Persiapan lantas berlanjut dengan pembukaan calon peserta, membuka tarif awal yang bisa dinegosiasikan, serta mengumumkannya melalui pamflet dan pesan broadcast (BC) di jejaring maya.
Untuk promosi, KAA diakui tak mengalami kendala. Justru kendala utama adalah modal awal saat memulai bisnis tersebut.
Paling tidak, Ateo dan tim KAA harus mengantongi uang Rp 500 ribu hingga Rp 1 juta. Biaya tersebut digunakan untuk persiapan acara seperti persiapan membuat kaos peserta, makan, juga sertifikat.
"Modal tak terlalu besar sebab tim sudah memiliki jaringan terkait perlengkapan berkemah dan naik gunung," jelasnya. Tapi, tetap dana untuk kebutuhan kecil seperti transportasi panitia yang menyiapkan lapangan, konsumsi, dan yang lainnya harus siap sedia.
Setahun lebih berkonsentrasi di bidang jasa pariwisata KAA, Atep mengaku belum banyak meraup laba. Sebab, tujuan utamanya bukan rupiah.
"Yang penting kegiatan berjalan lancar, pun KAA bisa mengantarkan para peserta tadabbur alam dengan selamat," urainya.
Diakuinya, per kegiatan menghasilkan laba Rp 200 ribu – Rp 300 ribu. Saat ini kas keuangan KAA terkumpul Rp 5 jutaan.
Pada awal 2016 nanti, KAA berencana membuat payung hukum usaha dari kas yang terkumpul. "Maunya bikin CV agar kerja sama bisnis di bidang trip dan acara lainnya lebih terpercaya," katanya.
Saat ini sudah terdapat jalinan kerja sama dengan dua instansi ke Pulau Tidung berikut ingin pesan menggunakan fasilitas outbound. Syaratnya, KAA harus terlebih dahulu berbadan usaha resmi.
Relasi yang dijalin KAA dengan sejumlah komunitas membuat kegiatannya tak terbatas di promosi kegiatan wisata alam.
Bisnis ini akan membuka layanan penyelenggaraan kebudayaan khas Bandung Barat. "Sudah ada relasi dengan (produsen) batik, kerajinan tangan, pertunjukan musik dan teater untuk memperkenalkan Bandung Barat," katanya.
Atep lantas menguraikan sejumlah paket perjalanan, yakni tingkat pemula, medium, dan tinggi. Setiap kegiatan di luar mendaki gunung, paket kegiatan tingkat pemula meliputi outbound, perkenalan lingkungan, serta briefing agar peserta sadar menjaga lingkungan.
Untuk tingkat menengah, peserta mendapat sejumlah hiburan melalui paket permainan teknis yang identik dengan kearifan lokal. Contohnya main bakiak untuk melatih kekompakan atau permainan perang air. Sementara tingkat tinggi, KAA memfasilitasi layanan permainan berbiaya, atau harus dibarengi pengamanan ekstra. Jenis permainan yang dimaksud misalnya flying fox.
Trip dalam waktu dekat diagendakan ke Gunung Cikuray, Garut, pada akhir tahun. Kegiatan unggulannya, yakni Fun Rock climbing di Jembatan Nyalindung dan Tebing Hanyawong Ciririp. Sebab, pendakian massal, peserta terkumpul sudah mencapai 80 orang dari target 100 orang.
Tapi, untuk layanan trip biasa alias nonmassal, KAA membatasi kuota peserta hanya 10-15 orang. Tujuannya agar peserta lebih terkendali.
Pendampingan maksimal telah dipersiapkan bersama tim agar membantu peserta membawa cerita berkesan yang nantinya dibawa pulang masing-masing di pendakian massal ke Gunung Cikuray.
Sedangkan trip selanjutnya dibuka pendaftaran untuk bersama mendaki Gunung Slamet dan Mahameru dengan paket layanan tertentu sesuai tarif.
Perjalanan bisnis KAA ke depan masih panjang. Selain ingin menjadi badan usaha agar sokongan investasi dan relasi lebih terjamin, Atep juga menjajaki kerja sama dengan Sekolah Panjat Tebing Merah Putih-nya Tedi Ixdiana.
Sebagai guru madrasah, Atep memiliki anak didik berupa para remaja yang bisa direkrut jika berminat. Tapi, tak tertutup kemungkinan keikutsertaan Sekolah Panjat Tebing dari daerah lain. ed: Zaky Al Hamzah
Biodata:
Nama : Atep Deni Permana
TTL : Bandung, 03 Januari 1984
Alamat : Kp Bangong No 6 Rt/Rw 02/01 Desa Pasirpogor Kec Sindangkerta Kabupaten Bandung Barat
Nama brand : Kolega Adventure Production
Facebook : KOLEGA ADVENTURE ACTIVITY
HP : 081802116392