Jumat 05 Jun 2015 15:00 WIB

Kori Kurniasari, Pemilik Usaha House of Savina: Jahit Laba Lewat Busana

Red:

Model busana Muslimah bagi Kori Kurniasari harus memiliki potongan yang sopan, modis, longgar, dan elegan. Dengan prinsip itu, dia membangun bisnis busana Muslimah yang menyediakan sandang dari ujung kepala hingga kaki. Selain menjaga prinsip, Kori ingin membuat Muslimah bisa tampil cantik tanpa terlihat norak. Lewat House of Savina, Kori mewujudkan keinginannya itu hingga mampu mengantongi omzet puluhan juta rupiah tiap bulan.

**

Tren busana Muslimah yang beragam model dan gaya dilihat Kori Kurniasari sebagai peluang bisnis. Bisnis pakaian Muslimah dengan nama "House of Savina" milik Kori ingin menyajikan model yang berbeda dari produk serupa. Model busana rancangannya memiliki ciri khusus, yakni longgar dan lebar. Namun, Kori ingin memberi kesan trendi dalam busana itu.

House of Savina memproduksi kerudung dan baju beraneka model. Kori membuat produknya dalam 30 pilihan warna. Banyaknya pilihan warna ini agar busana tersebut bisa dipadupadankan dalam mendukung penampilan.

 

Bisnis busana House of Savina diawali pada November 2013. Kori mengaku, semula hanya ingin menyeriusi hobi di tengah kesibukannya sebagai auditor di salah satu perusahaan telekomunikasi. Di kantor, dia kerap membuka kelas tutorial memakai kerudung. Kegiatannya itu disambut dengan minat teman-teman kantornya untuk memiliki kerudung seperti milik Kori.

 

Rasa penasaran Kori pada bisnis mulai muncul saat teman-temannya menyarankan agar dia membuka usaha. Dia kemudian membelanjakan modal sebesar Rp 4 juta untuk membeli bahan, mencari tukang jahit, hingga memasarkan produknya. Selain membuat sendiri, dia juga membeli busana jadi dari butik lain.

"Awalnya menawarkan dari mulut ke mulut, sesama teman dan saudara juga jualan online," ungkap Kori kepada Republika, belum lama ini.

Busana dan kerudung yang dijual Kori laku. Namun, penjualan tidak berkembang karena konsumen dinilai bosan. Apalagi, butik yang menyediakan busana sering kehabisan stok.

Kori mencari penyebab kebosanan konsumen. Dia pun sadar bahwa barang yang dia sediakan memiliki model yang monoton. Apalagi, dia membeli produk jadi dalam jumlah banyak. Dengan selera pasar yang terus berubah, stok barang akhirnya menumpuk karena tidak laku.

 

Strategi bisnis pun ia susun ulang. Dia meminjam uang sebesar Rp 10 juta kepada orang tuanya untuk menambah modal usaha. Uang itu digunakan untuk membuka outlet di dekat rumahnya. Kali ini, dia lebih selektif berbelanja dan mengutamakan kualitas bahan serta jahitan.

Kori tidak sembarangan memilih tukang jahit. Sebab, dia pernah merugi Rp 5 juta karena penjahit salah dalam memotong 600 lembar kerudung. Kesalahan itu ia jadikan pembelajaran. Menurut Kori, penjahit harus paham bahwa produknya mengandalkan jahitan yang detail dan halus. Kini, dia mengandalkan tiga tukang jahit yang telah dipercaya mampu memberikan kualitas seperti keinginannya.

Untuk berbisnis busana, Kori mengungkapkan, pengusaha harus rajin membaca pasar serta memperbarui pengetahuan di bidang model pakaian. "Jika misalnya model sekarang cenderung yang disenangi itu yang bertumpuk-tumpuk maka kita membuat model serupa yang tampaknya bertumpuk padahal one piece," ujarnya.

Manajemen bisnis juga disusun ulang oleh Kori. Dia hanya memproduksi busana sesuai jumlah pesanan agar stok tidak menumpuk. Setiap tiga bulan sekali, dia meluncurkan produk baru dengan sembilan jenis model.

"Ketika ada yang tertarik dan memesan dengan kriteria khusus, barulah baju dibuat. Misalnya, baju untuk ukuran besar, atau baju khusus ibu hamil dan menyusui," ungkapnya.

Kori mematok harga untuk kerudung paling murah Rp 57 ribu dan yang termahal Rp 68 ribu. Harga pakaian berkisar antara Rp 190 ribu hingga Rp 475 ribu untuk edisi hari raya. "Kita juga ada produk keluaran terbaru, yakni hijab instan dari mulai harga Rp 95 ribu, instan itu jadi bisa dipakai untuk ke pesta maupun sehari-hari," katanya.

Hingga kini, ia telah memiliki 10 reseller yang tersebar di seluruh Indonesia. Selain di Indonesia, penjualan kembali produk House of Savina sudah mencapai Singapura dan Malaysia. Dalam penjualan produk itu, Kori mengutamakan pelayanan kepada pelanggan.

"Diusahakan apa yang diberikan kepada pelanggan adalah yang sesuai dengan pesanan di awal," katanya.

Lewat bisnis itu, Kori telah mampu mengantongi omzet hingga mencapai Rp 30 juta per bulan dengan produksi rata-rata 500 lembar kerudung. Sedangkan untuk produksi pakaian per bulannya yang tak menentu, rata-rata ia memproduksi 30 pakaian.

Pesanan busana dan kerudung itu, kata Kori, semakin meningkat menjelang Ramadhan. Meski pesanan terus meningkat, dia mengaku tetap mengutamakan keluarga. 

Oleh Sonia Fitri

***

 

Biodata pengusaha:

Nama : Kori Kurniasari

Alamat : Jl. Banding 1 blok D 6/15 Komp. Pengayoman Tangerang 15118

TTL : Jakarta, 5 November 1982

Nama Usaha : House of Savina (la Savina)

FB fan page : house of savina

Instagram : @houseofsavina

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement