Jumat 27 Mar 2015 17:51 WIB

Camelia, Perajin Bunga Sabun, Wangi Laba dari Bunga Sabun

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR--Ketertarikan Camelia pada kerajinan bunga berbahan sabun batang bermula pada 2013. Saat itu, saudaranya di Kendari memperlihatkan hasil kerajinan bunga sabun. Produk yang sehari-hari dipakai masyarakat untuk membersihkan badan itu diubah menjadi kerajinan berbentuk bunga. Melihat hasil yang unik dan indah itu, Camelia meminta saudaranya mengajarkan cara membuat kerajinan yang mengubah sebatang sabun menjadi bunga yang harum. Hasilnya, kini Camelia yang tinggal di Makassar itu bisa meraup untung dari keharuman bunga sabun.

Untuk mahir membuat kerajinan bunga sabun, Camelia mengaku tidak bisa belajar cepat. Dia membutuhkan beberapa bulan hingga tangan Camelia mahir mengolah serpihan sabun menjadi hiasan nan cantik. Setelah mengetahui cara pembuatan bunga sabun, Camelia yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga mencoba membuat hiasan tersebut di sela-sela kesibukannya. Satu pot yang terdiri atas beberapa bunga sabun dihasilkan dalam jangka waktu tiga pekan. Hiasan ini kemudian dipajang di ruang tamu. Harum buah-buahan dari olahan sabun ini berhasil membuat ruangan tersebut lebih segar.

Camelia mulai melirik hiasan bunga sabun ini menjadi pendapatan tambahan setelah warga yang berkunjung ke rumahnya menilai hiasan ini sangat menarik. Dari penilaian itu, Camelia akhirnya memberanikan diri untuk membuat hiasan bunga sabun lebih banyak dan diperjualbelikan. Apalagi, hiasan bunga dari sabun ini belum banyak diproduksi di Indonesia, khususnya di Makassar dan Sulawesi Selatan.

Produk pertama Camelia, yaitu delapan buah pot bunga. Hiasan ini dibuat menjelang hari raya Lebaran. Hasilnya dalam beberapa hari berjualan di Pantai Losari, hiasan ini laku keras. “Responsnya sangat bagus, orang penasaran dengan kerajinan ini. Jadi, saya rasa hiasan buang sabun ini bisa dipasarkan kepada masyarakat luas,” ujar dia kepada Republika, di Makassar, Senin (23/3).

Setelah Idul Fitri 2013, Camelia mulai memasarkan produknya dari mulut ke mulut. Dibantu anak ketiganya, Adel, kerajinan ini mulai dikenal masyarakat sekitar rumahnya. Selain turut membantu pengerjaan bunga sabun, Adel juga mempromosikan hiasan ini di laman media sosial. Cara pemasaran itu sering mendatangkan pemesan hiasan bunga. Selain itu, Camelia dan Adel kerap mengikuti berbagai pameran produk usaha kecil dan menengah (UKM). Mereka berdua juga sering mengikuti beberapa pelatihan, mulai dari pemasaran, cara mencari modal, hingga kebutuhan lainnya untuk membuat produk mereka semakin laris terjual. Bunga sabun itu juga dipamerkan dalam acara UKM yang diadakan Dinas Koperasi Sulsel yang dihadiri Menteri Koperasi dan UKM.

Untuk membuat satu pot besar bunga sabun berisi 25 tangkai, Camelia hanya membutuhkan tiga sampai empat batang sabun. Sabun-sabun ini kemudian diparut hingga berukuran sangat kecil. Kemudian, sabun tersebut ditambah sedikit air sehingga serpihan berubah menjadi adonan yang bisa dibentuk. Setiap helai bunga dirangkai dengan bantuan lem. Kerajinan tangan tersebut kemudian ditempelkan pada sebatang besi panjang yang disiapkan sebagai dahan. Sementara, daun bunga dibuat dari daun-daun plastik. Untuk membuat hiasan ini semakin indah, rumput plastik ditempelkan di antara batang bunga.

Semakin lama hiasan ini dibiarkan, bunga sabun ini akan mengeras. Sehingga, bunga tidak akan cepat rusak. Camelia menyebutkan, keharuman bunga buatan ini bisa bertahan hingga empat bulan. Namun, keharuman bunga bisa tahan hingga satu tahun jika ditutup dengan plastik putih. Plastik bisa dilubangi sehingga harum dari bunga sabun bisa keluar. “Ini jadi lebih awet harumnya. Kalau tidak ditutup harumnya boros,” jelas Camelia.

Untuk satu pot bunga ukuran besar, Camelia mematok harga Rp 150 ribu. Harga ini terhitung masih murah karena waktu pengerjaannya bisa memakan waktu hingga dua minggu. Sementara untuk yang kecil dengan 10 tangkai bunga dipatok Rp 50 ribu. Namun, dia mengatakan sempat membuat pot bunga yang sangat besar sesuai dengan pesanan pembeli dengan harga mencapai Rp 500 ribu.

Sejauh ini, Camelia mengatakan bahwa dia memang belum mampu meraup untung besar. Rata-rata usahanya baru bisa menghasilkan untung Rp 500 ribu per bulan. Meski demikian, dia tidak menyerah. Camelia yakin dengan ketekunan dan berbagai usaha yang dilakukan akan membuat kerajinan ini semakin banyak dikenal masyarakat Makassar dan luar Makassar.

Camelia pun berharap Pemerintah Kota Makassar, khususnya dinas yang menaungi UKM bisa membantunya untuk menyosialisasikan produknya ke berbagai kalangan masyarakat. Produk itu juga bisa ditawarkan ke hotel dan perusahaan-perusahaan. Dia memastikan, saat hotel atau perusahaan mengetahui produknya, pesanan akan semakin banyak datang kepadanya. Oleh Debbie Sutrisno ed: Nur Aini

Camelia

Tempat Tanggal Lahir: Makassar, 18 Agustus 1970

Alamat : Jalan Rajawali Lorong 13 Nomor 94F RT4/8 Kecamatan Mariso Kelurahan Panambungan, Makassar, Sulawesi Selatan.

Website: www.Tokoadel.com

No Kontak: 085222203314 / 085396434888

Facebook: [email protected]

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement