Kamis 30 Jun 2016 16:00 WIB

Mudik Nyaman Bersama Keluarga

Red:

Lebaran sudah tinggal menghitung hari. Tak sedikit orang yang melakukan mudik atau pulang ke kampung halaman. Pulang ke tanah kelahiran untuk bersilaturahim bersama orangtua, saudara, dan keluarga lainnya.

Agar mudik tidak menemui hambatan dan sampai ke tempat tujuan tepat waktu, tentu saja dibutuhkan berbagai persiapan matang. Apalagi, jika mudiknya membawa anak balita, atau bahkan masih bayi. Tentu saja persiapan ekstra sangat dibutuhkan. Apa saja yang harus dipersiapkan calon pemudik?

Psikolog Anak, Ine Indriani mengatakan, kalau memang memungkinkan, tradisi mudik sangat penting dipelihara.  Mudik di hari besar seperti Lebaran tentu saja menjadi hal yang  begitu bermanfaat, karena keluarga biasanya akan datang untuk saling bersilaturahim dan bermaaf-maafan. Di samping itu, hal ini juga menjadi penting agar kekerabatan dan pengenalan akan silsilah atau asal keluarga tetap terjaga dan dikenal di setiap generasi.

Bagi pemudik yang membawa anak pulang kampung, perencanaannya tentu harus lebih matang lagi. Menyiapkan perbekalan yang lengkap, namun ringkas, rapi dan tidak terlalu merepotkan. "Semakin kecil anak kita, tentu saja perlengkapannya perlu lebih lengkap, dan juga perhatikan keamanan dan kenyamanan anak," jelasnya kepada Republika, Selasa (28/6).

Bagi mereka yang membawa bayi, tentu saja keperluannya lebih banyak.  Yang utama adalah perlengkapan menyusui, seperti botol susu, cooler, pemanas yang bisa di-charge di mobil atau kereta api. "Pastikan perlengkapan untuk menyusui dan memberikan ASI lengkap dan nyaman untuk bundanya, misalnya membawa apron," tambah dia.

Selain ASI, bagi yang anaknya sudah berusia di atas enam bulan, sebaiknya siapkan pula MPASI buatan rumah dengan wadah kedap udara yang bisa tahan panas lebih lama. Atau MPASI instan. Jangan lupa membawa camilan seperti biskuit kesukaan anak, atau makanan lainnya seperti cokelat, permen, untuk anak balita.

Untuk yang membawa bayi, juga bisa menggunakan car seat jika membawa mobil pribadi. Selain aman, juga nyaman buat bunda. Kalau capek, anak bisa diletakkan di car seat.

Keperluan lainnya yang harus dibawa adalah baju ganti dan popok. Bila anak masih belum mandiri untuk buang air kecil dan buang air besar, akan lebih baik menggunakan popok sekali pakai, sehingga lebih praktis. Namun, bila sudah mampu BAK atau BAB sendiri, ada baiknya orangtua berhenti sejenak dan mencari kamar mandi.

Sediakan pula tisu basah, tisu kering, sanitizer, sabun, dan bahkan juga air. Air dipergunakan bila tidak memungkinkan menemukan WC umum. Namun, bila menemukan WC umum, sebaiknya orangtua berhenti. Dengan berhenti sejenak, orangtua dapat mengajarkan anak untuk BAK dan BAB secara mandiri, memahami perasaan anak yang membutuhkan untuk BAK dan BAB dan juga mengajarkan kebersihan dan aturan mengenai BAK dan BAB di tempatnya.

Hal penting lainnya yang tak boleh dilupakan adalah obat-obatan, seperti obat penurun panas, obat yang biasanya dipakai anak, obat batuk, pilek, minyak telon, thermometer, dan suplemen untuk balita agar kekebalan tubuh selama perjalanan tetap baik. Pastikan asupan gizi jangan sampai kosong, agar perut anak tetap nyaman.

 

"Untuk mengantisipasi anak mabok, siapkan perlengkapan P3K, seperti obat mabok, kantung muntah, minyak angin, minuman, dan juga makanan yang mengenyangkan. Pahami perasaannya bila ia merasa tidak nyaman," tambah dia.  Ine juga mengingatkan, jangan lupa membawa mainan untuk bayi dan balita yang diajak mudik.

Jika anak bosan dengan mainan dan makanan, agar perjalanan mudik menyenangkan, Ine menyarankan agar orangtua dan anak melakukan kegiatan bersama. Misalnya bernyanyi bersama atau tebak-tebakan. "Buat anak merasa nyaman, mudik bareng di mobil meningkatkan kebersamaan dengan orangtua. Untuk mengatasi kebosanan, orangtuanya juga harus kreatif," tambah dia.

Selain itu, diperlukan kerja sama suami dan istri. Misalnya, ketika mudik membawa kendaraan pribadi, maka sebaiknya tentukan tempat pemberhentian untuk istirahat. Cari tempat atau rumah makan yang ramah anak, supaya anak tidak bosan dan bisa segar kembali.

Utamakan keselamatan

Sosiolog Muzni Umar mengatakan, mudik merupakan fenomena tahunan, sulit untuk dihentikan karena sudah menjadi budaya. Di balik mudik itu banyak sekali hikmahnya, misalnya dari sisi ekonomi, religi, dan lainnya.

Menurutnya, agar mudik berjalan lancar, sebaiknya gunakan kendaraan umum saja, misalnya kereta api untuk yang biayanya lebih murah dan lebih aman. Jika tidak mendapatkan tiket kereta, tak masalah jika mudiknya usai Lebaran.

Selain dengan kereta api, bisa juga menggunakan bus atau mobil pribadi. Jangan menggunakan motor, apalagi jika mudiknya membawa anak dan istri. "Kalau dipaksakan, akhirnya bisa celaka. Rugi semua, apalagi kalau sampai meninggal," ujar dia.

Ketika membawa kendaraan pribadi seperti mobil, ia menyarankan, sebaiknya berhenti apabila sudah mengantuk atau lelah. Jangan memaksakan untuk mengejar waktu demi Lebaran di kampung. "Berhenti dan istirahat jika mengantuk. Akan lebih baik, jika membawa kendaraan pribadi, supirnya bergantian," saran dia.

Berhentilah di rest area di jalan tol. Istirahat sejenak untuk cuci muka, atau bisa sambil shalat di masjid. Atau mungkin juga tidur, paling tidak selama 15 menit untuk memulihkan tenaga, barulah kemudian melanjutkan perjalanan. rep: Desy Susilawati, ed: Khoirul Azwar

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement