Selasa 28 Jun 2016 16:00 WIB

Kualitas Sebelum Kuantitas (2)

Red:

Ayat-ayat Alquran sarat dengan fakta sejarah yang membuktikan tentang standar kualitas sebelum kuantitas ini. Di antaranya, Alquran telah mengabadikan kisah Perang Badar. Saat itu kaum Muslimin yang jumlahnya sedikit berhasil memenangkan peperangan terhadap orang-orang musyrik yang jumlahnya lebih besar.

Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: "Dan sungguh, Allah SWT telah menolong kamu dalam Perang Badar, padahal kamu dalam keadaan lemah. Karena itu bertakwalah kepada Allah SWT agar kamu mensyukuri-Nya." (QS Ali Imran: 123).

Dalam ayat lain Allah SWT berfirman yang artinya: "Dan ingatlah ketika kamu (para Muhajirin) masih (berjumlah) sedikit, lagi tertindas di bumi (Makkah), dan kamu takut orang-orang (Makkah) akan menculik kamu, maka Dia memberi kamu tempat menetap (Madinah) dan dijadikan-Nya kamu kuat dengan pertolongan-Nya dan diberi-Nya kamu rezeki yang baik agar kamu bersyukur." (QS al-Anfal: 26).

Dalam kisah lain, Alquran juga mengisahkan Perang Hunain sebagai contoh dari standar prioritas ini. Pada saat itu, umat Islam hampir mengalami kekalahan karena mengandalkan jumlah umat Islam yang banyak, tanpa memperhitungkan kekuatan rohaniah dan semangat mereka. Kemudian mereka dikalahkan sehingga umat Islam menyadari kesalahannya dan bertobat.

Kemudian Allah memberikan pertolongan-Nya, sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: "Sungguh Allah telah menolong kamu (mukminin) di banyak medan perang, dan (ingatlah) Perang Hunain, ketika jumlahmu yang besar itu membanggakan kamu, tetapi (jumlah yang banyak itu) sama sekali tidak berguna bagimu, dan bumi  yang luas itu terasa sempit bagimu. Kemudian kamu berbalik ke belakang dan lari tunggang langgang. Kemudian Allah menurunkan ketenangan kepada Rasul-Nya dan kepada orang-orang yang beriman, dan Dia menurunkan bala tentara (para malaikat yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menimpakan azab kepada orang-orang kafir. Itulah balasan bagi orang-orang kafir." (QS at-taubah: 25-26).

Alquran menegaskan bahwa jika setiap Muslim memiliki kekuatan iman dan keinginan yang kuat (kesabaran), maka kekuatannya akan berkali-kali lipat sebagaimana firman Allah SWT yang artinya: "Jika ada dua puluh orang yang sabar di antara kamu, niscaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar di antara kamu), niscaya mereka dapat mengalahkan seribu orang kafir, karena orang-orang kafir itu tidak mengerti." (QS al-Anfal: 65).

Berdasarkan ayat-ayat dan standar prioritas ini para ulama dapat menorehkan sejarah. Di antaranya Imam Syafi'i hidup selama 54 tahun, dalam waktu yang terbatas itu, beliau telah mewariskan tokoh dan khazanah ilmu tak terhingga kepada umat ini. Imam Ghazali hidup selama 54 tahun, dalam waktu yang terbatas itu, beliau telah mewariskan karya tak terbatas. Imam Nawawi hidup selama 45 tahun, dalam waktu yang terbatas itu, beliau telah mewariskan khazanah dalam multidisiplin ilmu. Mereka adalah tokoh yang hidup setelah meninggal karena karya dan amalnya yang hidup dan dinikmati oleh masyarakat.

Dr. Oni Sahroni, MA

(Dewan Pengawas Syariah Laznas  IZI dan Anggota DSN – MUI)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement