Senin 02 May 2016 14:00 WIB

BMH Lengkapi Program dengan Pemberdayaan Ekonomi

Red:

JAKARTA — Meski tetap fokus mengirim dai ke daerah pelosok dan perbatasan, Baitul Maal Hidayatullah (BMH) melengkapi kiprahnya dengan program pemberdayaan ekonomi. 

Direktur Program dan Pendayagunaan BMH Ade Syariful Allam menjelaskan, program pemberdayaan ekonomi yang dinamakan Mandiri Terdepan (Mapan) ini mempunyai dua tujuan, yakni sebagai pintu masuk dan penguatan program yang ada. Program ekonomi juga bisa menjadi pembuka program inti BMH pada dakwah dan pendidikan.

Program Mapan yang ditujukan bagi pengusaha dhuafa ini dilakukan melalui pembekalan keterampilan dan bantuan modal. Sebelum jadi penerima manfaat Mapan, para pengusaha dhuafa diberi pelatihan terkait keorganisasian BMH dan akad-akad syariah agar bisa membuat perencanaan bisnis sederhana dan kesepakatan bersama program.

"Ada seleksi calon penerima manfaat sebelum mereka dikelompokkan. Pemberian modal sendiri dalam bentuk hibah bergulir. Bantuan modal juga murni bantuan tanpa margin," kata Syariful saat bersilaturahim ke kantor harian Republika/, Jakarta, Jumat (29/4).

Besaran dana yang diberikan antara Rp 1 juta-Rp 2 juta di awal. Syariful mengakui, bantuan modal memang tidak besar karena BMH ingin ada pemerataan penerima. Usaha yang dijalankan para pengusaha dhuafa pun beragam mulai dari penjual pulsa, pedagang gerobak, hingga industri kecil rumahan.

BMH, lanjut Syariful, berupaya memperlakukan para pengusaha dhuafa ini secara arif. Jika terjadi musibah atau hal lain di luar prediksi yang membuat usaha para penerima manfaat ini terhenti, BMH memberlakukan pemutihan.

"Selain diputihkan, jika terjadi musibah, para pengusaha dhuafa ini juga diberi bantuan. Tiap dua pekan sekali ada pembinaan berupa program mengajar dan belajar baca Alquran dan pelatihan usaha. Kami harap mereka terlibat aktif di sana," ujarnya.

Sejauh ini program Mapan telah terlaksana di Luwuk, Banggai (Sulawesi Tengah), Pondok Ranji, Tangerang Selatan (Banten), Soreang, Bandung (Jawa Barat), Denpasar (Bali), dan Rawamangun (DKI Jakarta).

Ada pula pelatihan menjahit untuk ibu-ibu di Surabaya dan Yogyakarta. Nantinya ibu-ibu ini diharapkan bisa diterima bekerja oleh perusahaan tekstil. BMH mencatat, penerima manfaat program Mapan dan program pemberdayaan ekonomi lain sekitar 8.000 orang.

Baberapa program pemberdayaan ekonomi oleh BMH juga disambungkan dengan program pemberdayaan dai. Tidak jarang para dai yang dilibatkan dalam program Dai Tangguh tidak hanya memberi waktu dan tenaga bagi masyarakat yang dibina, tetapi juga harta.

Selain bagi masyarakat umum, program pengembangan ekonomi juga dilakukan di pesantren-pesantren rintisan. Program Pesantren Berdaya yang digerakkan BMH bertujuan membangun kemandirian pesantren.

Direktur Utama BMH Supendi mengatakan, belum lama ini BMH juga menjalankan program konversi ternak babi ke kambing di desa-desa di sekitar Gunung Sindoro, Lumajang, Jawa Timur. "Mualaf di sana masih mempunyai kebiasaan memelihara babi untuk kegiatan agama yang mereka anut sebelum menjadi Muslim," kata Supendi.

Pesantren Hidayatullah di sana mengenalkan program ini sebagai bagian pembinaan Islam.

Saat silaturahim ke Republika, Supendi juga mengatakan, BMH ingin belajar mengelola konten publikasi seperti Republika.

Pada 2014, BMH sempat bekerja sama dengan Republika dalam program bantuan ke Palestina. "Jadi, bisa sinergi pengembangan program bersama yang bisa dirasakan manfaatnya oleh umat," ujar Syariful.

Pada kesempatan itu, Redaktur Pelaksana Harian Republika Subroto mengatakan, sejak awal berdiri, visi Republika tetap menjadi saluran umat Muslim. "Republika didirikan sebagai corong umat Islam. Umat memang harus saling dukung dan membesarkan," katanya. rep: Fuji Pratiwi  ed: Wachidah Handasah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement