Jumat 29 Apr 2016 16:00 WIB

Alasan Malas Tahajud

Red:

Semoga dengan mengenali alasan mengapa masih malas tahajud, tergeraklah kita untuk menjaga amalan mulia ini. Sebab, sungguh tidak ada kemuliaan seorang hamba kecuali karena keistiqamahannya menjaga shalat Tahajud, "Maa syarafal mu'min illa bit tahajjud."

Dan mudah-mudahan pula dengan mengenalinya, kita segera bermuhasabah diri. Sebab, sungguh dunia terasa surga sebelum surga bagi hamba Allah yang telah merasakan indahnya, nikmatnya, bahagianya shalat malam. Pertama, "dho'ful iimaani", lemah iman;  kalau kuat iman, pasti ia sangat cinta, rindu, dan sangat bahagia menghadap-Nya di penghujung malam. "Sesungguhnya bangun tengah malam lebih tepat untuk khusyuk, dan bacaan kala itu sungguh sangat berkesan mendalam." (QS al-Mujammil: 6). Bukankah kekasih senang berjumpa dan berduaan dengan kekasihnya.

Kedua, "al-jahlu", karena awam ilmu agamanya; seandainya tahu dalil, keutamaan, rahasia, hikmah, keajaiban, manfaat, indahnya tahajud, pastilah ia menjaganya, bahkan sebelum tidur pun sudah senang karena nanti malam menghadap Allah. "Apakah sama hamba Allah yang bangun malam sujud berdiri yang takut dengan dahsyatnya akhirat dan mengharapkan rahmat Allah dengan mereka yang lelap dalam peraduan tidur? Apakah sama hamba Allah yang berilmu dengan yang tidak berilmu? Sesungguhnya hanya hamba Allah berilmu yang mengingat Allah dipenghujung malam." (QS az-Zumar: 9).

Ketiga, "hubbud dunya", diperbudak dunia sehingga dilelahkan dan disibukkan dengannya, siang-malam. Bangun malam pun karena target dunia. "Bermegah-megahan telah melalaikan kamu sampai kamu masuk ke dalam kubur." (QS At-Takatsur: 1-2). Keempat, "Abdul Hawa", budak nafsu; orang yang kegemarannya melakukan amal maksiat, seperti pezina, pemabuk, pejudi, dan sebagainya sangat sulit untuk shalat malam. Puas dan senangnya hanya pada hal maksiat. (QS Yusuf: 53).

Kelima, "tho'mul haraami", banyak makan-minum yang haram; bisa dipastikan jika sesuatu yang dikonsumsinya adalah haram, ia akan berat sekali untuk shalat lima waktu, apalagi shalat malam. Kalaupun shalat terkesan berat dan cenderung malas-malasan, "Mereka tidak mengerjakan shalat, tapi dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka, tapi dengan rasa enggan." (QS at-Taubah: 54). Tubuh yang tumbuh dari yang haram menjadi energi maksiat dan membuat lemas ibadah, wahai ikhwah fillah!

Keenam, "katsrotul dzunuub", karena selalu dan keseringan berbuat dosa. Setiap dosa yang diperbuat menjadi noktah hitam di hati, Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya seorang hamba, ketika berbuat dosa, maka pada hatinya akan tertinggal setitik noda hitam. Jika dia bertobat dari dosanya, hatinya akan dibersihkan dari noda hitam tersebut. Namun apabila dia terus menambah dosanya, noda hitam tersebut pun semakin bertambah." Demikianlah maksud dari firman Allah SWT, "Sekali-kali tidak, bahkan apa yang mereka lakukan tersebut akan menutupi hatinya." (QS al-Muthaffifin: 14)." (HR at-Tirmidzi).

Sufyan Ats-Tsauri berkata, "Saya pernah tidak bisa menjalankan shalat Tahajud selama lima bulan. Hanya karena satu dosa yang dulu aku lakukan." Seseorang datang kepada Imam Ghazali untuk menanyakan kepada beliau mengenai sesuatu yang menyebabkannya tidak bisa bangun malam untuk mengerjakan shalat. Beliau menjawab, "Dosa-dosamu telah membelenggumu."

Ketujuh, karena alasan dari poin pertama sampai keenam, ia pun dengan mudah dikuasai setan (QS al-A'rof, 175). "Dari Abu Hurairah bahwa Nabi SAW bersabda, "Setan akan mengikat tengkuk salah seorang di antara kamu apabila ia tidur dengan tiga ikatan. Setan menstempel setiap simpul ikatan atas kalian dengan mengucapkan, "Bagimu malam yang panjang maka tidurlah." Apabila ia bangun dan berzikir kepada Allah, terbukalah satu ikatan. Apabila ia wudhu, terbuka pula satu ikatan. Apabila ia shalat, terbukalah satu ikatan. Maka, pada pagi hari, ia penuh semangat dan segar. Jika tidak, niscaya di pagi hari perasaannya buruk dan malas." (HR Bukhari).

Ketika Rasulullah diberi tahu tentang seorang yang tidak Tahajud, beliau menjawab, "Setan telah mengencingi kedua telinganya." (HR an-Nasa'i dan Ibnu Majah). Semoga Allah menanamkan keindahan iman di hati kita dan kenikmatan shalat malam. Amin.   Oleh Muhammad Arifin Ilham

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement