Jumat 22 Apr 2016 18:00 WIB

NRA-BNI Syariah Umrahkan Enam Ibu Guru

Red:

JAKARTA -- Ibu guru pada hakikatnya merupakan sosok khazanah bagi para anak didiknya. Pada merekalah, orang tua menitipkan buah hatinya. Maka, sudah selayaknya peran dan sumbangsih para ibu guru mendapatkan apresiasi.

Apresiasi itu salah satunya dipersembahkan oleh biro perjalanan ibadah umrah dan haji, NRA Group, bekerja sama dengan BNI Syariah. Bersamaan dengan peringatan Hari Kartini, dua lembaga ini  memberangkatkan enam orang ibu guru beserta para pendampingnya untuk menunaikan umrah secara gratis. Hal ini merupakan wujud dari program Persembahan Padamu Guru Hasanah yang digagas oleh NRA Group.

Penasihat NRA Group, Joko Mulyanto, mengatakan, kerja sama NRA dan BNI Syariah bertujuan memberikan apresiasi atas pengabdian para guru dalam mencerdaskan bangsa. "Ada kesamaan visi dalam memandang sosok guru," kata Joko kepada Republika, Rabu (20/4).

Ia mengungkapkan, program Persembahan Padamu Guru Hasanah diadakan setiap tahun oleh NRA Group. Guru-guru yang terpilih berasal dari pelosok Tanah Air yang dinilai memiliki dedikasi tinggi kepada bangsa tanpa pamrih.

Kerja sama NRA Group dan BNI Syariah merupakan tahun kedua. Sebelumnya, kerja sama serupa dilakukan pada 2014. Selain umrah gratis, para guru yang terpilih juga diberikan ilmu membatik oleh ahli batik dari Jepang dan Amerika Serikat.

Program umrah gratis untuk para ibu guru ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan pada ulang tahun NRA Group yang ke-16. Kegiatan pertama pada Milad NRA ke-16 telah dilaksanakan pada 12 April lalu  berupa pemotongan tumpeng dan pembagian door prize bersama 2.000 jamaah umrah NRA di Tanah Suci Makkah.

Di usianya yang telah menginjak 16 tahun, NRA Group ingin memberikan kemudahan bagi masyarakat Muslim untuk beribadah ke Baitullah dengan memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya dan biaya terjangkau.

Salah satu ibu guru yang diberangkatkan umrah secara gratis oleh NRA dan BNI Syariah adalah Siti Aisyah. Wanita berusia 47 tahun ini mengetahui kabar gembira itu dari kepala sekolah tempat ia mengajar pada Desember lalu.

Aisyah sungguh tak mengira, keinginan berumrah yang sejak lama terukir di dalam benaknya akhirnya terwujud.

"Kalau melihat kemampuan ekonomi ya tidak mungkin rasanya (melaksanakan umrah), bagi saya yang penting untuk anak sekolah sudah cukup," tutur guru honorer di madrasah tsanawiyah (MTs) milik Yayasan Pondok Pesantren Darulmustaqim, Pamijahan, Bogor, Jawa Barat.

Meski ada niat kuat untuk menunaikan ibadah umrah, Siti mengaku tidak memiliki uang yang cukup untuk bisa menginjakkan kaki di Tanah Suci. Penghasilan ia dan suaminya yang bekerja sebagai petani palawija lebih banyak digunakan untuk membiayai kehidupan sehari-hari dan pendidikan empat anaknya yang masih duduk di bangku sekolah.

Kini, pengabdiannya sebagai guru honorer dengan gaji pas-pasan selama 25 tahun berbuah manis dengan diperolehnya kesempatan untuk beribadah umrah ke Baitullah.

"Subhanallah, saya tidak pernah berhenti menangis dan berucap syukur," ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.  rep: Retno Wulandhari, ed: Wachidah Handasah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement