Jumat 12 Feb 2016 14:00 WIB

Sepi Peminat, Prodi Agama Tetap Dibuka

Red:

JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) tetap akan mempertahankan program studi (prodi) keagamaan di perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) meski sepi peminat.

"Meskipun peminatnya cuma satu orang, jurusan seperti ushuludin, filsafat, tafsir, hadis, harus tetap dibuka," ujar Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag Kamaruddin Amin kepada Republika, di Jakarta, Rabu (10/2).

Menurut Kamaruddin, jurusan-jurusan tersebut merupakan salah satu alat bagi Kemenag, khususnya Direktorat Pendidikan Islam, untuk menelurkan para ahli agama dan ulama. Diharapkan, para lulusan prodi keagamaan dapat menjadi koridor masyarakat dalam kehidupan beragama. "Ini kebutuhan masyarakat, kalau ulama habis, negara mau dibawa ke mana?" katanya menuturkan. 

Jika berkaca pada pelaksanaan ujian masuk PTKIN 2015, peminat prodi keagamaan memang menurun. Data dari pelaksanaan ujian masuk PTKIN 2015 yang diikuti peserta dari 34 provinsi di Indonesia dan 11 sekolah Indonesia di luar negeri menunjukkan, terdapat tiga prodi yang paling banyak diminati calon mahasiswa, yaitu perbankan syariah, manajemen, dan kesehatan masyarakat. Padahal, tahun sebelumnya (2014), prodi keagamaan masih merupakan prodi yang paling diminati.

Kamaruddin berpendapat, perlu dilakukan upaya-upaya agar prodi keagamaan di PTKIN kembali diminati para calon mahasiswa. Salah satu caranya adalah perguruan tinggi harus lebih kreatif dan inovatif.

Program studi, lanjut dia, juga harus dikemas sedemikian rupa agar mahasiswa, selain mendapatkan ilmunya juga mendapatkan keterampilan lain yang menunjang saat memasuki dunia kerja. Ia menilai, sedikitnya peminat prodi keagamaan di PTKIN karena calon mahasiswa masih memiliki pola pikir yang cenderung pragmatis. "Prodi keagamaan dianggap tidak relevan dengan kebutuhan dunia kerja saat ini."

Dua jalur seleksi

Tahun ini, Kemenag membuka dua jalur seleksi bersama masuk 55 PTKIN. Dua jalur tersebut adalah Seleksi Prestasi Akademik Nasional PTKIN (SPAN-PTKIN) dan Ujian Masuk PTKIN (UM-PTKIN). Ketua panitia nasional SPAN-PTKIN dan UM-PTKIN Abd A'la menjelaskan, calon mahasiswa berprestasi akademik tinggi yang direkomendasikan sekolah atau madrasah dapat mendaftar melalui jalur SPAN-PTKIN.

"Mereka berkesempatan menjadi calon mahasiswa di UIN, IAIN, maupun STAIN," ujar Abd A'la, dalam acara peluncuran SPAN dan UM-PTKIN di Jakarta, Rabu (10/2).

Sementara, pola seleksi melalui UM-PTKIN, lanjut Abd A'la, dilaksanakan secara nasional oleh seluruh PTKIN di bawah Kemenag. Ditargetkan, jumlah pendaftar UM-PTKIN dapat mencapai sekitar 100 ribu calon mahasiswa, dan pendaftar melalui jalur SPAN-PTKAIN mencapai sekitar 150 ribu calon mahasiswa.

Menurut Rektor UIN Sunan Ampel Surabaya ini, kuota kedua jalur seleksi tersebut meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Kuota SPAN-PTKIN meningkat dari 61.246 mahasiswa pada 2015 menjadi 73.246 mahasiswa pada tahun ini. Sedangkan, kuota jalur UM-PTKIN pada tahun ini meningkat menjadi 48.638 mahasiswa dari sebelumnya (2015) yang berjumlah 40.533 mahasiswa.

"Pendaftaran SPAN-PTKIN dibuka pada 9 Maret sampai 30 April 2016, sedangkan jalur UM-PTKIN pendaftarannya dibuka pada 1 Mei hingga 3 Juni 2016," katanya.

Berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, pada pelaksanaan SPAN dan UM-PTKIN tahun ini, Kemenag menggandeng sejumlah BUMN, seperti BNI, Pos Indonesia, dan Telkom. Direktur Utama PT Pos Indonesia Gilarsi Wahyu Setijono mengapresiasi sinergi ini dan menyebutnya sebagai suatu terobosan. 

Ia menilai, sinergi dengan BUMN ini merupakan inisiatif besar dari Kemenag dalam membangun negeri. PT Pos Indonesia, kata dia, memiliki 4.500 titik pos yang akan siap membantu merajut negeri ini. "PT Pos Indonesia siap menjembatani anak-anak  negeri di pelosok Indonesia dan bertekad membawa negeri ini selangkah lebih baik," ujarnya, seperti dilansir laman resmi Kemenag. rep: Retno Wulandari,  ed: Wachidah Handasah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement