Rabu 10 Feb 2016 17:00 WIB

Ekonomi Melambat, Zakat Tetap Meningkat

Red:
Petugas sedang melayani pembayar zakat di Baznas, Jakarta, Rabu (1/4).
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Petugas sedang melayani pembayar zakat di Baznas, Jakarta, Rabu (1/4).

JAKARTA — Di tengah kondisi perekonomi nasional yang melambat, antusiasme masyarakat Muslim untuk berzakat justru meningkat.

Dalam pandangan pengamat zakat dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Amelia Fauzia, situasi ekonomi yang melemah memang jarang memberikan dampak pada minat masyarakat untuk berzakat. "Justru ketika ekonomi melemah maka semakin meningkat solidaritas sosial masyarakat sebagai manifestasi dari kesalehan sosial mereka," jelasnya kepada Republika, Selasa (9/2).

Hal itu juga telah dia buktikan ketika melakukan penelitian tentang penerimaan zakat oleh lembaga amil zakat Dompet Dhuafa (DD) ketika Indonesia mengalami krisis ekonomi pada 1997 hingga 2000. Hasil studinya menunjukkan, kendati ekonomi sedang krisis DD masih menikmati peningkatan penerimaan donasi, termasuk zakat.

"Justru rata-rata dobel," ujar Amelia. Selain karena solidaritas sosial, menurutnya, motivasi yang mendorong masyarakat untuk tetap berzakat di tengah kondisi ekonomi yang melemah adalah faktor religius atau keyakinan. "Muslim meyakini bahwa zakat adalah ibadah wajib bagi yang mampu dan dapat menjadi amal sosial serta menyucikan diri dan harta mereka," tuturnya.

Dua faktor itulah, menurut Amelia, yang selalu menjadi motivasi masyarakat untuk tetap berzakat kendati kondisi ekonomi sedang mengendur atau menurun. Sebelumnya, dua lembaga amil zakat, yakni DD dan Rumah Zakat, menyatakan, angka penghimpunan zakat mereka tidak mengalami penurunan kendati kondisi perekonomian nasional sedang tidak menggembirakan.  Bahkan, CEO Rumah Zakat Nur Efendi mengatakan, lembaga zakatnya pada akhir tahun lalu tercatat meraih kenaikan penghimpunan zakat sebesar 25 persen.

Ia juga sempat memantau pertumbuhan penghimpunan zakat ke lembaga-lembaga amil zakat lainnya. ''Tampaknya juga sama. Jadi, rata-rata, teman-teman lembaga amil zakat juga tumbuh semuanya,'' ujar Efendi.

Menurutnya, fenomena meningkatnya jumlah penghimpunan zakat di tengah kondisi ekonomi yang kurang baik menunjukkan bahwa kepedulian masyarakat terhadap lingkungan dan kehidupan di sekitar mereka semakin kuat.

Efendi melihat, perlambatan ekonomi justru dilihat oleh masyarakat sebagai momentum untuk memperkuat fondasi perekonomian mereka dengan cara berzakat. ''Karena, mereka punya keyakinan, dengan mengeluarkan zakat atau berbagi, justru akan menguatkan ekonomi mereka. Jadi sebetulnya, ini logikanya luar biasa,'' tuturnya.

Menambah keberkahan

Mantan ketua umum Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), Didin Hafidhuddin, mengakui, kepercayaan masyarakat terhadap lembaga zakat mulai meningkat. "Lembaga zakat di pusat dan daerah kini semakin transparan dan terbuka," ujar dia.

Karena transparansi itu, lanjut Didin, masyarakat dapat melihat siapa saja yang merasakan dampak dari dana zakat tersebut. Dana zakat yang tersalurkan bisa dilihat dari pemberian bantuan di bidang pendidikan, kesehatan, bantuan-bantuan kebencanaan, serta pemberdayaan ekonomi.

Tetap terjaganya kesadaran berzakat di kalangan masyarakat Muslim, menurut Didin, juga disebabkan mereka yang berzakat merasakan ketenangan jiwa ketika berbagi dengan sesama. Berzakat bukan sekadar menjalankan perintah agama, tetapi juga menunjukkan kepedulian sosial kepada mereka yang membutuhkan.

Masyarakat, menurut guru besar dari Institut Pertanian Bogor ini, akhirnya menyadari bahwa berzakat tidak mengurangi harta melainkan menambah keberkahan. ''Hal ini menunjukkan, masyarakat sudah mulai memikirkan urusan akhirat ketimbang urusan duniawi semata.''

Didin melihat, peningkatan kesadaran berzakat berbanding lurus dengan perbaikan mekanisme penghimpunan zakat. Optimalisasi penyaluran dana zakat akan lebih baik apabila seluruh lembaga zakat dapat menyatukan program mereka sehingga program semakin terarah untuk menyejahterakan masyarakat, baik melalui pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.  rep: Retno Wulandari  c23 ed: Wachidah Handasah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement