Jumat 20 Nov 2015 15:00 WIB

Muhammadiyah Besar karena Lima Kekuatan

Red:

YOGYAKARTA -- Sejak didirikan oleh KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada 106 silam, Muhammadiyah telah membuktikan diri sebagai salah satu organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam terbesar di Indonesia. Menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir, Muhammadiyah bisa besar dan bertahan hingga abad kedua ini karena lima kekuatan yang dimilikinya.

Lima kekuatan Muhammadiyah tersebut adalah prinsip gerakan, sumber daya manusa (SDM), sistem organisasi, kiprah amal usaha, dan dakwah. "Prinsip gerakan Muhammadiyah itu adalah Islam berkemajuan yang mencerahkan keadaban bangsa dan ini sudah masuk ke seluruh aspek kehidupan warga Muhammadiyah," ujar Haedar, saat memberikan sambutan pada resepsi Milad Muhammadiyah ke-106 di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Rabu (18/11) malam.

Menurutnya, SDM Muhammadiyah juga menjadi kekuatan tersendiri dalam membangun dan membesarkan ormas ini. SDM di Muhammadiyah merupakan sumber daya insani yang cerdas dan memiliki nalar kritis yang kuat sehingga mampu membangun solusi terhadap masalah kemasyarakatan, berbangsa, dan bernegara dengan baik.

Sistem organisasi Muhammadiyah yang mandiri juga menjadi kekuatan besar organisasi ini. Kemandirian organisasi ini bisa dilihat dari banyaknya amal usaha yang didirikan dan dikelola dengan baik oleh Muhammadiyah.

Kiprah amal usaha Muhammadiyah, seperti di bidang kesehatan melalui rumah sakit, di bidang pendidikan melalui lembaga pendidikan dari tingkat anak usia dini hingga perguruan tinggi menjadi kekuatan tersendiri organisasi ini. 

"Sedangkan gerakan dakwah dan tajdid yang dikembangkan Muhammadiyah bertujuan menciptakan Indonesia yang berkemajuan," katanya.

Ke depan, lanjut Haedar, Muhammadiyah dituntut untuk menghadirkan dakwah yang lebih maju, yakni dakwah Islam berkemajuan sebagaimana prinsip gerakan Muhammadiyah.

"Pandangan Islam berkemajuan merupakan wawasan Muhammadiyah sejak awal berdiri, yang secara sistematik telah dirumuskan dalam Pernyataan Pikiran Muhammadiyah di abad kedua ini," ujarnya.

Mantan ketua PP Muhammadiyah Amien Rais yang juga hadir dalam resepsi Milad Muhammadiyah tersebut berharap organisasi ini dapat meningkatkan peran dakwahnya, yaitu untuk mencerahkan keadaban bangsa.

"Saat ini banyak ragam bentuk ketidakberadaban mewarnai ruang publik. Dan ini tantangan Muhammadiyah ke depan," ujarnya.

Ketidakberadaban ini, menurutnya, antara lain ditandai oleh maraknya tindakan rasis, diskriminasi, dan kekerasan. Bahkan, menurutnya, sebagian masyarakat saat ini dengan mudah melenyapkan nyawa sesama tanpa perikemanusiaan. "Nilai-nilai kasih sayang, persaudaraan, dan sopan santun di masyarakat mengalami penurunan. Karena itulah, Muhammadiyah harus bisa meningkatkan perannya untuk bisa mencerahkan keadaban bangsa," katanya.

Amien berharap, ke depan kader-kader Muhammadiyah perlu mempertajam rasa peduli dengan kondisi Indonesia saat ini, khususnya dalam dunia Islam.

Pada malam tasyakuran Milad ke-106 Muhammadiyah tersebut, dilakukan pula penandatanganan gerakan iuran anggota Muhammadiyah sebesar Rp 10 ribu untuk kemandirian Muhammadiyah. Dilakukan pula pemberian penghargaan dari PP Muhammadiyah kepada Ikatan Pemuda Muhammadiyah (IPM) atas prestasi membanggakan yang telah diraih, yakni sebagai organisasi kepemudaan terbaik nasional.

Dua momen membahagiakan

Pada kesempatan itu, Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X mengatakan, Milad Muhammadiyah tahun ini ditandai oleh dua momentum membahagiakan, yakni dinobatkannya IPM sebagai organisasi kepemudaan berprestasi tingkat nasional dan internasional, serta penganugerahan gelar pahlawan bagi Ki Bagoes Hadikusumo.

"Pemberian gelar pahlawan bagi Ki Bagoes merupakan pilihan yang tepat, jika dilihat dari perjuangan Ki Bagoes dalam keanggotaannya sebagai Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dan juga perannya dalam penyusunan pembukaan UUD 1945," kata Sultan.

Sementara, Ketua MPR Zulkifli Hasan mengatakan, pemerintah harus menghormati Muhammadiyah yang telah berjasa besar terhadap kemerdekaan RI. "Ki Bagoes merupakan satu dari sekian banyak pejuang Muhammadiyah yang turut berkontribusi dalam kemerdekaan RI. Hal ini menandakan peran tokoh-tokoh Muhammadiyah dalam memperjuangkan kemerdekaan." ed: wachidah handasah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement