Jumat 04 Sep 2015 20:27 WIB

MTQ Internasional Jadi Ajang Silaturahim

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) menyelenggarakan kompetisi musabaqah tilawatil Quran (MTQ) tingkat internasional di Masjid Istiqlal, Jakarta, Senin (31/8) dan akan berakhir pada Sabtu (5/9). Ajang ini diharapkan bisa meningkatkan persatuan antarsesama umat Islam di berbagai negara.

Sebanyak 23 negara dengan 32 orang peserta mengikuti berbagai cabang yang diperlombakan. Di antaranya, tilawah dewasa putra dan cabang tahfidz 30 juz Alquran dewasa putra. Selain Indonesia, negara-negara yang menjadi peserta adalah Belanda, Malaysia, Brunei, Singapura, Thailand, Filipina, Timor Leste, Moroko, Iran, Belgia, Kanada, Yordania, Kerajaan Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Aljazair, Tunisia, Prancis, Inggris, Amerika Serikat, Norwegia, dan Mesir.

Salah satu peserta asal Belanda, Omar Bouhadi, mengatakan, keikutsertaannya bukan atas dasar ingin menjadi juara. Dengan mengikuti lomba tingkat internasional saja, ia merasa sudah senang karena dapat menyalurkan minatnya. "Kalau menang bagus, tapi itu bukan tujuan utamanya karena saya ingin berkenalan dengan orang baru sesama Muslim sekaligus menyalurkan hobi membaca Al - quran," ujarnya, Rabu (2/9) lalu.

Senada dengan Omar, peserta asal Kanada, Abedul Haque Mazamder, merasa lomba MTQ bukanlah ajang perebutan juara satu. Pria yang baru berusia 17 tahun itu mengatakan MTQ sebagai cara memperluas persaudaraan. "Lomba ini untuk ciptakan persaudaran sesama Muslim dan mempertemukan pemuda Muslim," katanya.

Karena usianya yang terbilang muda, dia memfokuskan ajang MTQ kali ini sebagai bentuk latihan. Sebelumnya, Abedul hanya pernah sekali mengikuti lomba MTQ untuk usia di bawah 20 tahun di Dubai pada tahun lalu. "Kalau kompetisi di Indonesia ini pesertanya ada yang dewasa jadi lebih merasa tertantang," kata pria keturunan Bangladesh itu.

Meskipun diikuti peserta dari 23 negara, jumlah partisipan pada penyelenggaraan MTQ internasional ketiga ini dinilai terlalu sedikit. Peserta asal Amerika Serikat, Mohammed Emaluddin Ahmed, mengaku belum cukup puas dengan 32 peserta yang dihadirkan dalam lomba kali ini. Dia mengatakan, seharusnya ajang seperti ini mendatangkan lebih banyak negara untuk berlomba agar bisa berkenalan dengan lebih banyak orang. c33, ed: Andi Nur Aminah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement