Rabu 29 Jul 2015 20:07 WIB

Muhammadiyah Diminta Kuatkan Potensi Ekonomi

Red:

JAKARTA — Muktamar ke-47 Muhammadiyah harus memprioritaskan pembahasan potensi ekonomi dan badan amal usaha organisasi. Pasalnya Muhammadiyah merupakan organisasi kemasyarakatan (ormas) yang memiliki potensi ekonomi dan badan amal usaha sangat besar.

"Kami ingin ada program yang ketiga, yakni ekonomi dan bisnis. Karena potensinya besar sekali, khususnya untuk umat," ujar Anwar Abbas saat ditemui di kantor PP Muhammdiyah Jakarta, Selasa (28/7).

Abbas melihat selama ini Muhammadiyah sangat menonjolkan program kesehatan dan pendidikan. Padahal, program ekonomi juga tidak kalah penting untuk ditonjolkan. Ia mengungkapkan jumlah dana Muhammadiyah yang tersimpan di bank, yakni Rp 10 triliun. Dana tersebut berasal dari amal usaha yang dimiliki oleh PP Muhammadiyah yang terdiri dari lembaga pendidikan, kesehatan, panti asuhan, dan masjid.

Dana 10 triliun tersebut ditempatkan dalam bentuk giro sebanyak 42,26 persen, tabungan 24,02 persen, dan deposito 33,72 persen. Sehingga, total pendapatan yang diperoleh Muhammadiyah satu tahunnya sebanyak Rp 313 miliar.

Dosen ekonomi UIN Syarif Hidyatullah ini melanjutkan, untuk meningkatkan potensi ekonomi dan amal usaha, Muhammadiyah harus meningkatkan jumlah pendapatan setiap tahunnya terlebih dahulu. Peningkatan pendapatan dapat dilakukan dengan berbagai cara. Misalnya dengan memperkecil jumlah dana yang ditempatkan di giro, meningkatkan jumlah deposito, melakukan investasi sukuk, investasi di saham syariah, dan investasi di perkebunan. Jika hal tersebut dilakukan, potensi dana yang didapatkan Muhammadiyah setiap tahunnya menjadi sekitar Rp 4 triliun.

Abbas mengatakan, dengan pendapatan Rp 4 triliun per tahun, Muhammadiyah dapat mendirikan hotel syariah bintang lima, rumah sakit, perguruan tinggi, dan menjadi pemegang saham perbankan syariah. Dengan demikian, akan memberikan manfaat yang begitu besar bagi umat Islam Indonesia. Dan lebih jauh, umat Islam yang berjumlah mayoritas dapat berkontribusi besar bagi ekonomi nasional.

Abbas mengakui selama ini potensi ekonomi Muhammadiyah tidak dapat digali dan dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Ini disebabkan Muhammadiyah belum memiliki sumber daya manusia yang berkomitmen kuat dalam mengembangkan potensi ekonomi dan bisnis. Selain itu, kader Muhammadiyah yang memiliki pengalaman di bidang usaha masih sangat sedikit. Untuk itu, diperlukan sumber daya manusia serta sistem pengelolaan keuangan yang bagus di dalam organisasi. Sehingga, Muhammadiyah akan menjadi organisasi yang kuat dan kaya.  

Abbas berharap agar pimpinan Muhammadiyah terpilih nantinya dapat menjadi penggerak dalam mengembangkan potensi ekonomi dan bisnis yang dimiliki oleh ormas Muhammadiyah. Pengembangan potensi ekonomi dan amal usaha dapat diwujudkan dengan kerja keras dan political will dari pimpinan tingkat pusat, wilayah, daerah, cabang, hingga ranting.

Terpisah, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) berharap muktamar di Makassar bisa melahirkan pemimpin Muhammadiyah yang lebih baik. Satu hal paling utama tentang ketum yang baru di mata Fokal IMM ialah pemimpin PP Muhammdiyah periode 2015-2020 harus mmpu menunjukkan sikap dan tindakan intelektual berkemajuan. Berapa pun usia penerus Din Syamsudin nanti, baik dari golongan muda maupun sepuh, Fokal IMM berharap 13 formatur akan memilih yang terbaik.

"Memang dalam pemilihan ketum tidak ditentukan dari satu suara semua anggota Muhammadiyah, seperti kami Fokal IMM, tidak punya suara, tapi kami mendorong yang terbaik untuk maju dan terpilih," ujar Sekretaris Jenderal (Sekjen) Fokal IMM Uum Syarif Usman di Jakarta Selasa (28/7).

Perhatian terhadap generasi muda Muhammadiyah agar dapat terbantu dalam kiprah mereka terjun ke dunia politik pun diharapkan dapat diwujudkan. Di mata Fokal IMM, kader-kader terbaik Muhammadiyah perlu diantarkan ke kancah politik agar dapat ikut melakukan perbaikan bangsa.

Sehingga, besar harapan mereka, pemimpin Muhammadiyah yang baru nantinya bisa ikut fokus pada pengaderan kaum intelektual muda agar bisa melaksanakan dakwahnya di dunia politik. "Politik itu penting agar kader-kader terbaik bisa ikut terlibat dalam perubahan bangsa ke arah lebih baik," ujar Ketum Fokal IMM Armyn Gultom dalam kesempatan yang sama.

Pelaksanaan Muktamar Muhammadiyah akan berlangsung pada 3 Agustus nanti dengan pembukaan yang dilakukan di lapangan Kerebosi, Makasssar, Sulawesi Selatan, oleh Presiden Joko Widodo. Muhammadiyah dipastikan akan memiliki ketum baru setelah Din Syamsudin yang telah memimpin ormas ini selama 10 tahun terakhir tidak maju lagi dalam pemilihan.

 

Sejauh ini panitia pemilihan Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang dikepalai oleh A Dahlan Rais telah menetapkan 82 nama calon. Nantinya, seluruh calon akan disaring dalam sidang tanwir, 1-2 Agustus mendatang. Dari sidang tersebut, akan tersaring 39 nama yang akan dicalonkan sebagai kandidat tetap dalam muktamar di Makassar pada 3 Agustus.n ed: m akbar wijaya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement