Senin 25 May 2015 15:00 WIB

Imam untuk Tentara Muslim Jerman

Red:

Hari demi hari, jumlah tentara Jerman yang beragama Islam terus meningkat. Para petinggi militer Jerman pun tak memungkiri fakta itu. Sebuah terobosan pun dilakukan untuk memfasilitasi para prajurit Muslim itu dalam hal peribadatan.

Terobosan itu adalah merekrut imam untuk para tentara Muslim itu. Sebuah langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya di Negeri Panser itu.

"Islam telah menjadi agama terbesar ketiga di Jerman dan kami berupaya menyediakan seorang imam untuk tentara Muslim kami," kata juru bicara militer Jerman seperti dilansir laman onislam.net, Ahad (24/5).

Saat ini, Jerman memiliki sebanyak 1.600 personel militer Muslim. Melihat jumlah tentara Muslim yang terbilang cukup banyak ini, militer Jerman pada Mei lalu membuka pusat pelayanan agama dan peribadatan bagi tentara Muslim di Kota Koblenz, Jerman bagian barat. Langkah ini sebagai bentuk persamaan hak di kalangan anggota militer Jerman. Sebab sebelumnya, tentara Jerman yang beragama Katolik dan Protestan juga telah disediakan fasilitas keagamaan berupa gereja. 

Layanan keagamaan untuk tentara Jerman bukan baru kali ini dilakukan. Layanan ini telah dilakukan sejak 1960. Saat itu, Gereja Katolik dan Protestan telah memberikan pelayanan agama untuk tentara Jerman.

Jerman memiliki jumlah penduduk Muslim terbesar kedua di Eropa Barat. Saat ini, populasi Muslim di Jerman berjumlah sekitar empat juta orang. Dari jumlah itu, 220 ribu, di antaranya, tinggal di Berlin. Sebagian besar warga Muslim di negeri ini berdarah Turki.

Sebuah jajak pendapat yang dilakukan Universitas Munster menyimpulkan, tingkat Islamofobia di Jerman lebih tinggi dibanding negara Eropa lainnya. Karena itu, inisiatif untuk menyediakan imam bagi prajurit Muslim dinilai sangat tepat, utamanya dalam menangani masalah yang dihadapi Muslim Jerman.

Penelitian lain yang dilakukan pada 2014 oleh sebuah lembaga riset di Berlin menunjukkan, imigran Muslim di Jerman tidak memiliki jiwa patriotisme yang tinggi untuk membela kepentingan negara tempat mereka tinggal, yakni Jerman. Namun, hasil riset tersebut terbantahkan dengan terus meningkatnya jumlah tentara Muslim di negeri itu.

Dengan semakin banyaknya tentara Muslim, Pemerintah Jerman berharap sejumlah persoalan terkait umat Islam lebih mudah diselesaikan. Salah satu persoalan itu, di antaranya, maraknya aksi Islamofobia yang dilancarkan kelompok anti-Islam di Jerman.

Hadirnya imam dalam satuan militer Jerman tentu merupakan angin segar bagi kaum Muslimin di Jerman. Sebelumnya, angin segar juga berembus ketika Pemerintah Jerman membuka pintu lebar-lebar bagi pendidikan Islam di sekolah dan perguruan tinggi. Kebijakan ini diyakini akan mampu mendorong pemahaman yang lebih baik mengenai ajaran Islam.

"Sebuah pengetahuan tentang teologi Islam, filsafat, psikologi, dan diskusi adalah ilmu pendidikan terbaik untuk membendung ekstremisme," kata Harry Harun Behr dari Universitas Frankfurt, belum lama ini.

Behr bertanggung jawab untuk memberikan pelatihan bagi guru-guru Islam di sekolah-sekolah menengah dan tinggi di Negara Bagian Hessen, Jerman. Ia yakin, pelajaran keislaman sangat penting diberikan di sekolah-sekolah Jerman.

Ia juga mengatakan, selama beberapa tahun terakhir, pemerintah telah mengalokasikan dana hingga 20 juta euro untuk membangun empat pusat teologi Islam di universitas terbaik Jerman.

Kepala pusat pendidikan Islam di Universitas Tubingen, Omar Hamdan, mengatakan, menjadi bagian dari sebuah universitas terkenal di dunia berarti Islam tidak lagi berdiri di luar.

"Islam telah berdiri sejajar dengan sekolah-sekolah teologi lain. Pendidikan Islam bertujuan untuk menghilangkan kesalahpahaman karena ratusan pemuda Eropa telah bergabung dengan ISIS." n c83/c94/c08 ed: wachidah handasah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement