Jumat 17 Apr 2015 13:33 WIB

Kisah Para Yatim untuk Pak Habibie

Red:
Bj Habibie. (Republika/ Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Bj Habibie. (Republika/ Tahta Aidilla)

Hari itu, Senin, 5 September 2005. Aku sekolah seperti biasa di SD negeri di kampungku. Pelajaran pertama baru selesai, aku dipanggil ke ruang guru. Tampak bibiku di sana. Matanya merah terlihat bekas air mata yang keluar. Aku diajak bibi pulang ke rumah. Terlihat sesuatu yang berbeda. Banyak tetangga, saudara, dan orang yang tidak aku kenal datang. Ada apa gerangan? Begitu aku masuk ke rumah, ibu segera memburuku dan memelukku erat. Sembari menangis ia berkata, "Nak, bapakmu, hari ini ia dipanggil oleh Pemilik Sejati Manusia."

Kisah itu merupakan penggalan story telling musikal yang dibawakan oleh belasan anak yatim binaan Rumah Yatim (RY). Cerita itu mereka sampaikan langsung di hadapan cendekiawan, ilmuwan, sekaligus mantan presiden Republik Indonesia BJ Habibie di acara Silaturahim Ilmiah di Wisma Habibie Ainun, Patra Kuningan, Jakarta, pada Rabu (15/4).

Dengan iringan biola, mereka membawakan kisah yang terinspirasi dari pengalaman nyata anak-anak yatim. Gesekan senar biola membuat nuansa haru makin terasa. Apalagi, dengan detail, mereka menceritakan perasaan sedih melihat jasad ayah yang sudah tak bernyawa. Kisah berlanjut menceritakan gambaran kehidupan anak yatim yang kehilangan sosok pemberi nafkah untuk keluarga. Pergolakan hati pun terjadi, bahkan keputusasaan kerap menghantui.

Optimisme kembali tumbuh setelah mereka tinggal bersama anak-anak yatim lain di Asrama Rumah Yatim. Mereka mulai berani memupuk mimpi. Mereka pun belajar keras agar cita-cita mereka bisa tercapai. "Aku bermimpi kelak akan menjadi orang seperti Bapak Habibie, berjasa bagi kehidupan banyak orang," ujar mereka kompak.

Muhammad Ilyas Arrasyd ialah seorang yatim binaan RY sejak 2012. Ilyas saat ini masih duduk di kelas tiga SMP. Membawakan penampilan di hadapan Habibie menjadi sebuah pengalaman yang tak akan terlupakan baginya. "Senang sekali bisa melihat langsung Pak Habibie," ujarnya.

Ilyas mengaku mengenal Habibie dari buku-buku yang ia baca di perpustakaan. Menurutnya, Habibie adalah tokoh yang inspiratif dan ia pun ingin bisa menjadi orang sehebat beliau. Ilyas sendiri bercita-cita menjadi seorang dokter kelak.

Bagi Ilham Surya Pangestu yang juga yatim binaan RY, pertemuan dengan Habibie sangat berkesan. Apalagi, karena tubuhnya yang mungil, ia berdiri cukup depan di antara barisan pembaca story telling. Ia bahkan mengaku sempat sedikit bertatap mata dengan sosok pujaannya itu. "Saya senang. Sebelumnya tahu Pak Habibie cuma dari buku pelajaran," ujar bocah yang bercita-cita menjadi pemain sepak bola.

Direktur Utama RY Nugroho B Wismono menyatakan, pihaknya sengaja menggelar Silaturahim Ilmiah di Wisma Habibie Ainun, Patra Kuningan, Jakarta, pada Rabu (15/4). Dia berharap kehadiran Habibie bisa menginspirasi anak-anak yatim dan juga para donatur.

Habibie menyatakan, anak yatim termasuk andalan masa depan bangsa ini. Ini karena bangsa ini membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kualitas iman dan takwa yang tinggi serta menguasai iptek.

Habibie pun mengajak kepada seluruh masyarakat untuk berperan meningkatkan kesejahteraan anak yatim yang tidak mampu. Sesuai sila pertama Pancasila, kata Habibie, ia mengajak untuk mengambil alih peran orang tua mereka dan menjadikan masa depan mereka sama cerah dengan anak-anak lain. "Selamat berjuang dan salam sejahtera kepada semua. Salam sayang dari eyang," kata Habibie.  c71 ed: M Akbar Wijaya

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement