Jumat 06 Mar 2015 15:30 WIB

Gerakan ‘Ayo Membaca’ Meriahkan IBF

Red: operator
   Pengunjung anak-anak dalam pameran Islamic Book Fair ke-14 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (5/3). (Republika/Tahta Aidilla)
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Pengunjung anak-anak dalam pameran Islamic Book Fair ke-14 di Istora Senayan, Jakarta, Kamis (5/3). (Republika/Tahta Aidilla)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pergelaran Islamic Book Fair (IBF) ke-14 tahun 2015 yang diselenggarakan Ikapi DKI Jakarta dimeriahkan dengan peluncuran gerakan ''Ayo Membaca Indonesia''. Peluncuran dilakukan oleh Yayasan Ayo Membaca Indonesia (AMInd) di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Rabu (4/3).

Ketua Yayasan AMInd Dedi S Panigoro mengatakan, peluncuran gerakan ini dilatarbelakangi oleh keinginan untuk melawan tiga hal yang menjadi musuh besar bangsa Indonesia, yaitu kebodohan, kemiskinan, dan korupsi.

Ia menilai, tiga musuh besar yang masih menjadi persoalan bangsa ini muncul karena kurangnya minat baca sebagian besar orang Indonesia. Dengan membaca, menurut dia, seseorang akan dapat membedakan mana yang baik dan buruk, juga membedakan mana hak dan kewajibannya sebagai warga negara.

"Tiga hal itu yang mendasarinya, dan ini harus kita mulai dari anak-anak usia dini," ujar Dedi.

Imbauan untuk gemar membaca, lanjut Dedi, sudah digaungkan sejak zaman Nabi Muhammad SAW. Hal itu dibuktikan dengan wahyu pertama yang diturunkan  Allah SWT kepada Rasulullah yang berisi perintah membaca.

Dedi meyakini, perintah untuk membaca dari Allah SWT tersebut akan tetap berlaku sampai kapan pun. Karena itu, belum terlambat bagi bangsa Indonesia untuk mengembangkan budaya membaca. Hal ini, katanya, penting untuk membenahi kualitas bangsa yang saat ini jalan di tempat.

Gerakan Ayo Membaca Indonesia, jelas Dedi, memiliki sejumlah program unggulan. Pertama, digitalisasi buku-buku, yang bertujuan agar masyarakat luas mudah mengakses buku-buku. Kedua, menyusun panduan literer dan sistem penjenjangan buku. Tujuannya, agar ada standar dalam pencapaian kualitas literasi anak-anak di sekolah dan di luar sekolah.

Ketiga, mengadakan festival Indonesia membaca. Menurut dia, AMInd akan menyelenggarakan kampanye membaca secara masif untuk mengedukasi masyarakat dan mengajak mereka berperan dalam menumbuhkan budaya membaca.

Keempat, menyelenggarakan pelayaran ekspedisi literasi nusantara. Melalui program ini, pihaknya akan berusaha menjangkau daerah-daerah terpencil untuk penyebaran buku-buku. Dalam program ini, disiapkan pula tenaga pejuang literasi dari berbagai kalangan untuk melatih membaca.

"Jadi, perlu intervensi dalam meningkatkan kemampuan membaca karena kepintaran membaca sangat berpengaruh terhadap kemajuan bangsa.''

Ikapi mendukung

Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jakarta Afrizal Sinaro mengatakan, pihaknya mendukung gerakan yang digagas Yayasan AMInd ini. Menurut dia, gerakan ini merupakan langkah awal bagi bangsa Indonesia menuju terbentuknya masyarakat yang maju dan cerdas.

Ia mengatakan, gerakan ini muncul dari kalangan masyarakat yang ingin melakukan perubahan agar budaya literasi di Indonesia terus ditingkatkan.  ''Gagasan ini harus disambut baik oleh seluruh kalangan masyarakat, baik itu pemerintah, komunitas, maupun masyarakat biasa,'' ujarnya. 

Saat ini, lanjut Afrizal, budaya membaca di kalangan masyarakat Indonesia masih rendah. Fakta tentang hal itu terungkap berdasarkan riset yang dilakukan masyarakat internasional maupun dalam negeri. Karena itu, menurutnya, inilah saatnya bagi masyarakat Indonesia untuk mulai meningkatkan kualitas diri dengan menggiatkan aktivitas membaca. Tidak hanya bagi orang dewasa, tetapi juga anak-anak usia dini.

Afrizal berpendapat, sebuah negara akan maju bila masyarakat sebagai elemen penting di dalamnya gemar membaca dan memiliki pengetahuan serta wawasan yang luas.

"Tanpa membaca buku kita tidak akan tahu, tanpa membaca kita tidak akan cerdas. Benar yang dikatakan Pak Dedi Panigoro (ketua Yayasan AMInd) bahwa membaca itu untuk memberantas kebodohan, kemiskinan, dan korupsi.''  c08 ed: Wachidah Handasah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement