Kamis 05 Mar 2015 15:00 WIB

Rendy Saputra, Berbagi Pengalaman Hidup Lewat Buku

Red: operator

REPUBLIKA.CO.ID, ''Untuk menjadi entrepreneur, kita harus punya cara pandang bahwa bukan cari uang, melainkan bagaimana kita mengggunakan manfaat yang ada pada diri kita.''

Kalimat itu diucapkan oleh Rendy Saputra, chief executive officer (CEO) Keke Group sekaligus penulis buku Dua Kodi Kartika. Sebuah buku yang ikut meramaikan pergelaran Islamic Book Fair (IBF) ke-14 yang sedang berlangsung di Istora Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta. 

Ia sangat berharap buku karyanya bisa menumbuhkan inspirasi bagi semua pembacanya. ''Semoga saja bisa menjadi pelita di hati Anda. Semoga bisa menjadi pemantik jiwa yang sedang lelah. Semoga bisa menjadi semangat baru dalam hidup Anda,'' katanya.

Lantas, siapakah sebenarnya Rendy? Selain piawai menulis, ia juga dikenal sebagai pengusaha. Ia kini menduduki posisi puncak di Keke Group, salah satu produsen pakaian Muslimah terkemuka. Posisi ini diraihnya pada usia 27 tahun, sebuah rentang usia yang terbilang muda untuk mengelola usaha beromzet miliaran rupiah.

Selain memiliki naluri bisnis yang kuat, ayah tiga anak ini juga memiliki modal penting yang lain, yakni kemampuan public speaking layaknya Rhenald Kasali. ''Buku-buku Om Rhenald memang menjadi referensi bacaan saya untuk menjadi entrepreneur,'' katanya.

Maka, jika Anda berkesempatan bertemu dengan pria kelahiran 1 Juli 1986 ini, jangan heran jika dalam hitungan waktu yang singkat Anda akan terpikat. Semua pemikirannya ia sampaikan dalam bahasa dan logika yang terstruktur serta terlihat visioner. Untuk kemampuan ini, ia mengaku pernah mempelajari ilmu mengenai hipnosis maupun sugestologi.

Berbekal kemampuan berbisnis dan berbicara di muka umum itulah, Rendy kemudian sering mendapatkan kesempatan untuk berbagi pengalaman di berbagai acara. Ia mengaku pernah menjadi trainer untuk program UMKM binaan PT Telkom, Telkomsel, hingga upgrading marketing Wardah Cosmetics.

Terlepas dari rekam jejak yang tampak mentereng itu, tahukah Anda jika Rendy sebenarnya hanya pernah menjadi mahasiswa di jurusan Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung dan tak pernah menyandang gelar sarjana? Tanpa berkecil hati, ia mengatakan, ''Saya ini drop out (DO) sampai semester tiga saja di ITB.''

Mengapa sampai DO? Sembari melepas senyum, Rendy menjawab, ''Ternyata saya merasa tidak nyambung di sana. Nalar saya untuk urusan di bawah permukaan (perut bumi) itu sangat lemah. Sementara, ilmu perminyakan itu dituntut untuk mempunyai nalar kuat semacam itu.''

Berpredikat mahasiswa DO tak lantas menjadikannya pemuda galau. Sebaliknya, ia berusaha bangkit membangun bimbingan belajar sambil merintis cita-citanya sebagai seorang pengusaha.

Di tengah perjalanan waktu, tepatnya kala usianya baru beranjak 21 tahun, Rendy mengambil sebuah keputusan penting dalam hidupnya. Ia menikahi seorang Muslimah yang usianya terpaut empat tahun lebih tua. ''Married-nya diatur sama ustaz. Wah, seperti film Ayat Ayat Cinta gitu deh,'' kata pria yang kini sudah memiliki tiga anak ini.

Nah, semua pengalaman hidup itu ternyata juga beririsan dengan pengalaman hidup Ika yang merupakan pemilik usaha busana Muslimah ''Keke''. Tanpa sungkan, Rendy menyebut wanita yang akrab disapanya Bunda itu sebagai ibu, sahabat, pemimpin bisnis, hingga guru bagi dirinya.

Semua pengalaman hidupnya kemudian dirangkum dalam sebuah buku berjudul Dua Kodi Kartika. Buku yang terpajang di salah satu rak di IBF 2015 ini berisi kumpulan 40 cerita Ika Kartika.

Setelah menjadi CEO, public speaker, dan penulis buku, apalagi obsesi yang masih terpendam dalam diri Rendy? ''Jika usaha saya membangun jaringan bisnis ini berjalan lancar, insya Allah saya ingin maju menjadi presiden pada 2034. Itulah mimpi saya, tentunya harus dibarengi dengan ikhtiar yang benar.'' n ed: wachidah handasah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement