Jumat 28 Nov 2014 18:00 WIB

MUI: Dai Perlu Aktif di Dunia Maya

Red:

JAKARTA -- Tugas utama seorang dai adalah membimbing umat Islam. Bimbingan itu tak harus selalu dilakukan melalui tatap muka, tapi bisa melalui jejaring sosial di dunia maya. Karena itu, dai tidak bisa mengabaikan faktor kekinian, termasuk menjadikan media sosial sebagai salah satu sumber informasi dan media berdakwah.

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas mengatakan hal itu kepada Republika, Kamis (27/11). Dakwah melalui media sosial, menurutnya, patut diapresiasi asalkan disertai etika dan akhlak komunikasi. Sebab, media sosial sering kali menjadi ajang bagi sebagian orang untuk mencaci maki (mem-bully) individu atau kelompok keagamaan tertentu.

Karena itu, kata Anwar, aktivitas dakwah seorang dai perlu diperluas. Tak hanya melalui pertemuan tatap muka dengan para jamaah, tapi juga melalui jejaring sosial di dunia maya. Di sinilah pentingnya seorang dai untuk eksis dan aktif di dunia maya.  

"Agar media sosial juga berisi dakwah, tak hanya ramai oleh informasi dan caci-maki," katanya.

Ketua Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Ahmad Satori Ismail tak memungkiri bahwa media sosial bisa dijadikan media berdakwah. Namun, ia mengingatkan, internet atau dunia maya merupakan "hutan belantara" di mana sumber informasi di dalamnya tidak dapat diverifikasi secara jelas.

"Yang hak dan yang batil bercampur-baur di dunia maya. Ini mesti diperhatikan oleh pendakwah maupun umat pada umumnya," kata Satori.

Karena itu, menurut dia, umat Islam perlu menyertakan kajian Islam dari luar internet sebagai sumber primer. Sementara, dakwah yang dilakukan secara tatap muka di masjid dan ruang publik lainnya perlu terus dilakukan.

Satori juga mengingatkan, banyak situs "dakwah" di internet yang justru dibuat sumber non-Muslim atau kalangan tertentu yang ingin memecah-belah umat. "Masyarakat harus cemat memilah dan memilih sumber,'' ujarnya.

Meski demikian, kata Satori, bukan berarti medsos tak boleh dimanfaatkan sebagai sarana dakwah. Apalagi, saat ini sebagian besar umat Islam mengakses situs internet secara rutin. Situs dakwah pun bertebaran di dunia maya, baik yang berbahasa Indonesia maupun Arab.

Ikadi, menurut Satori, juga memanfaatkan media sosial sebagai sarana dakwah dan akses informasi. Misalnya, masyarakat dapat mengunduh teks khutbah Jumat yang dibuat para dai Ikadi. Selain itu, cabang-cabang Ikadi di seluruh Indonesia juga sudah membuat situs internet sendiri, sehingga arus informasi dan dakwah dari Ikadi dapat disampaikan secara cepat ke masyarakat.

Ia mengakui, Ikadi belum mendata para dainya yang aktif memanfaatkan medis sosial untuk berdakwah. ''Yang jelas, banyak dai yang rutin menulis di media sosial,'' katanya.

Harus punya strategi

Sebelumnya, trainer media sosial Hilal Achmad mengatakan, media sosial merupakan tempat yang cocok untuk berdakwah. Melalui media sosial, dakwah bisa tersampaikan dengan baik dibandingkan dengan dakwah melalui acara-acara keislaman. Hal ini dimungkinkan karena masyarakat, dalam hal ini para pemilik akun media sosial, berada dalam situasi 'tidak dipaksa'. Maksudnya, mereka membaca kultweet atau dakwah tersebut ketika mereka memang ingin membacanya, begitu juga sebaliknya.

Hilal melihat, saat ini banyak dai dan daiyah yang memanfaatkan media sosial untuk berdakwah. Mereka mem-posting kultweet tentang keislaman dan berbagi informasi yang bermanfaat. Dengan demikian, masyarakat bisa selalu mendapatkan siraman rohani keislaman atau bertanya tentang hal keagamaan secara langsung, kapan pun, dan di manapun tanpa harus datang ke acara tausiah atau pengajian.

Namun, para pendakwah harus memiliki strategi yang bagus agar dakwahnya dapat selalu dibaca dan diikuti masyarakat. Salah satu strategi itu, kata Hilal, materi dakwah harus relevan dengan masalah atau isu yang sedang menjadi pembicaraan hangat masyarakat.

''Pendakwah harus update dan tanggap dengan apa yang terjadi, terutama apa yang terjadi pada masa kini agar masyarakat dan dai tidak ada jarak," ungkap mantan vice president Esia ini. n c14 ed: wachidah handasah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement