Kamis 27 Nov 2014 14:00 WIB

Gencarkan Dakwah Melalui Media Sosial

Red:

JAKARTA — Tak sekadar untuk bersilaturahim, media sosial merupakan wahana yang tepat dan efektif untuk berdakwah. Hal ini karena jejaring sosial ini digunakan oleh masyarakat dari berbagai kalangan usia dan profesi di seluruh dunia. Dakwah pun bisa dilakukan di manapun dan kapan pun.

Hal tersebut dikatakan trainer media sosial Hilal Achmad kepada Republika, Selasa (25/11). "Media sosial memang tempat yang cocok untuk berdakwah," katanya.

Melalui media sosial, menurutnya, dakwah bisa tersampaikan dengan baik dibandingkan dengan dakwah melalui acara-acara keislaman. Hal ini dimungkinkan karena masyarakat, dalam hal ini para pemilik akun media sosial, berada dalam situasi 'tidak dipaksa'. Maksudnya, mereka membaca kultweet atau dakwah tersebut ketika mereka memang ingin membacanya, begitu juga sebaliknya.

Hilal melihat, saat ini banyak dai dan daiyah yang memanfaatkan media sosial untuk berdakwah. Mereka mem-posting  kultweet-kultweet tentang keislaman dan berbagi informasi yang bermanfaat. Dengan demikian, masyarakat bisa selalu mendapatkan siraman rohani keislaman atau bertanya tentang hal keagamaan secara langsung, kapan pun dan di manapun, tanpa harus datang ke acara tausiyah atau pengajian.

"Media sosial itu lebih orisinil karena langsung dari pendakwah aslinya. Jadi, integritasnya lebih terjaga," kata Hilal.

Namun, para pendakwah harus memiliki strategi yang bagus agar dakwahnya dapat selalu dibaca dan diikuti masyarakat. Salah satu strategi itu, kata Hilal, materi dakwah harus relevan dengan masalah atau isu yang sedang menjadi pembicaraan hangat masyarakat.

"Pendakwah harus update dan tanggap dengan apa yang terjadi, terutama apa yang terjadi pada masa kini, agar masyarakat dan dai tidak ada jarak," ungkap mantan vice president Esia ini.

Para pendakwah juga harus pintar memilih jenis media sosial, bergantung pada pangsa pasar yang dituju. Misalnya, jika yang dituju adalah kalangan remaja dan ibu rumah tangga, lebih baik lewat Facebook (FB). Namun, lanjut Hilal, jika targetnya adalah anak-anak muda, kalangan profesional, pejabat, atau artis, lebih baik menggunakan Twitter.

Penggunaan jenis media sosial yang tepat, kata dia, akan membuat dakwah atau siraman rohani yang disampaikan mendapat respons yang baik dan positif. Bahkan, masyarakat yang tadinya antipati bisa berubah mendukung.

Dakwah jadi mudah

Salah satu pendakwah, yakni Ustaz Erick Yusuf, sepakat bahwa media sosial efektif untuk menyebarkan ajaran Islam. Sebab, dakwah yang disampaikan bisa langsung dibaca dan diketahui oleh jutaan orang dalam waktu yang bersamaan.

Melalui media sosial, kegiatan dakwah pun menjadi lebih mudah. "Pada pendakwah tak harus pergi ke tempat yang jauh untuk berdakwah," katanya.

Dulu, menurut Ustaz Erick, ia kerap harus blusukan ke pinggir-pinggir jalan di Jawa Barat untuk berdakwah. "Sekarang bisa lewat media sosial dan dibaca oleh hampir seluruh rakyat Indonesia."

Melihat manfaat positif media sosial ini, ia berpendapat, sudah saatnya par ustaz dan ustazah mengikuti perkembangan zaman dengan memanfaatkan media sosial. "Saya menganjurkan pada pendakwah lainnya agar bisa memanfaatkan kelebihan gadget untuk berdakwah," katanya.

Ia mengaku sering menggunakan media sosial untuk memberikan info jadwal tausiyah, membagi kultweet tentang Islam, seperti akhlak dan lainnya. "Bayangin aja, kalau kita punya follower, misal, ribuan, terus dakwah kita di-retweet oleh akun lain yang follower-nya ratusan ribu dan seterusnya, pasti dakwah itu akan cepat sampai ke semua umat Islam, baik di Indonesia maupun di luar negeri."

Dengan segala kelebihannya, ia tak memungkiri, media sosial juga berpontesi menimbulkan dampak negatif. Karena itu, ia menganjurkan para pengguna media sosial, terutama umat Islam, agar dapat membentengi diri dari hal-hal negatif tersebut. Karena itu, ia berencana mengadakan kajian dan pelatihan i-source (integrative social media system) untuk melatih tata cara menggunakan dan memanfaatkan media sosial dengan baik sekaligus membentengi diri dari hal-hal negatif yang mungkin timbul dari aktivitas dunia maya ini. n ed: wachidah handasah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement