Kamis 20 Nov 2014 11:00 WIB

Teladani Kiai Wahab Hasbullah

Red:

Setelah melalui proses panjang, KH Abdul Wahab Hasbullah akhirnya ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Bagi kalangan pesantren dan Nahdlatul Ulama (NU), hal ini merupakan sesuatu yang istimewa. Sosok yang memberi sumbangsih besar dalam perjalanan bangsa Indonesia ini memang dibesarkan dalam lingkungan pesantren.

Meski demikian, Wahab tak hanya berkutat di pesantren. Sosok multitalenta ini juga aktif di ranah politik dan dikenal sebagai ideolog Muslim yang berada di balik berdirinya NU. "Kiai Wahab itu konsolidator atau kalau sekarang ya korlap (koordinator lapangan) pergerakan Islam di Indonesia," kata Direktur Jenderal Bimas Islam Kementerian Agama (Kemenag) Machasin mengenai sosok Wahab.

Wahab adalah sosok penting di balik kepemimpinan KH Hasyim Asyari, baik ketika Hasyim mendirikan NU ataupun saat menggerakkan umat Islam di Jawa Timur untuk melawan penjajah. Machasin mengumpamakan Wahab sebagai pendukung semua perintah Hadrotus Syaikh. "Kiai Hasyim figur yang ditampilkan, di belakangnya ada Kiai Wahab," katanya kepada Republika, Selasa (18/11).

Wahab memang memiliki kemampuan khusus sehingga dipercaya sebagai ''tangan kanan'' Hasyim. Ia adalah sosok yang sangat memahami logika hukum, sebuah kemampuan yang ia dapatkan setelah mendalami ilmu ushul fikih.

 "Kemampuan itulah yang membuat dia dipercaya sebagai penasihat hukum dan membela banyak orang. Hal itu pula yang membuatnya tahu banyak hal mengenai masalah organisasi.''

Mengenai kemampuan konsolidasi Wahab juga tergambar ketika terjadi pergolakan politik di Timur Tengah pada 1924. Kala itu, kata Machasin, muncul sebuah rencana untuk membongkar makam Nabi Muhammad SAW dan para sahabat di Madinah.

Tentu saja, hal ini meresahkan umat Islam di Indonesia. Para ulama melihat, rencana tersebut akan merugikan Islam karena akan menghilangkan situs terbesar Islam. "Maka, dikirimlah Kiai Wahab ke Makkah untuk mengerjakan beberapa hal, termasuk menghalangi pembongkaran makam Rasulullah.''

Kualitas konsolidasi Wahab membuahkan hasil. Para ulama di Arab Saudi akhirnya menyepakati usulan sang kiai sehingga menolak rencana pembongkaran makam Rasulullah.

Tak hanya di dunia Islam internasional, peran Wahab dalam sejarah kemerdekaan juga tak bisa di pandang sebelah mata. Sekadar contoh, pada 22 Oktober 1945 NU di Jawa Timur memutuskan untuk melawan sekutu. Para ulama, melalui Hasyim Asyari, mengeluarkan resolusi jihad.

"Hal yang tidak boleh dilupakan, Kiai Wahab adalah sosok yang mengonsolidasikan fatwa tersebut sehingga berkobarlah semangat umat Islam di Indonesia untuk mengusir penjajah," tutur Machasin.

Tak dapat dimungkiri, peran Wahab terhadap kemerdekaan dan Islam sangat besar. Karena itu, menurut Machasin, gelar kepahlawanan merupakan apresiasi yang sangat layak diberikan untuk sang kiai.

Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj menyebut Wahab sebagai sosok yang intelek, rajin beribadah, sekaligus aktivis pergerakan. Di mata Said, Wahab memiliki beberapa keutamaan. Salah satunya, ia adalah sosok yang sangat gemar berorganisasi. Sebelum mendirikan NU, Wahab mendirikan beberapa organisasi, sepeti Nahdlatul Waton, Taswirul Afkar, dan Nahdlatut Tujjar.

Wahab juga adalah sosok yang gemar melakukan silaturahim atau konsolidasi. Untuk mendirikan NU, ia melakukan konsolidasi mulai dari Pulau Jawa, Lombok, Sulawesi, Kalimantan, Sumatra, dan pulau-pulau lain di Indonesia.

"Bayangkan, Kiai Wahab berkonsolidasi di zaman itu tanpa kendaraan yang bagus seperti sekarang," ujar Said. Saat melakukan konsolidasi, Wahab bisa tinggal di suatu daerah berbulan-bulan lamanya.

Sebagai Muslim, Wahab adalah sosok yang sangat taat beragama. ''Setiap pukul 03.00 pagi, beliau selalu bangun. Mbah Wahab pasti ke mushalla untuk tahajud hingga Shubuh.'' n c60 ed: wachidah handasah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement