Jumat 31 Oct 2014 11:00 WIB
kreatipreneur

Alia Noor Anoviar, Pendiri Dreamdelion Community Empowerment: Bangun Komunitas Bisnis untuk Masyarakat Marjinal

Red:

Kota metropolitan seperti Jakarta menyimpan dua sisi kehidupan yang berlawanan. Di balik gemerlap Jakarta, ada masyarakat terpinggirkan yang anak-anaknya putus sekolah. Gedung perkantoran yang mencakar langit tak menjamin Jakarta bebas dari pengangguran. Dari sinilah Dreamdelion Community Empowerment (DCE) mencoba memberi solusi. Berikut cerita pendiri DCE kepada wartawan Republika.

***

Melihat kondisi ketimpangan ibu kota Indonesia, Alia Noor Anoviar tergerak melakukan perubahan. Dia menginisiasi gerakan pemberdayaan masyarakat bernama Dreamdelion Community Empowerment (DCE). Gerakan tersebut merupakan komunitas bisnis sosial yang didirikan pada 18 Juli 2012. Keberadaannya dilatarbelakangi oleh permasalahan sosial dengan kondisi masyarakat yang memiliki keterbatasan akses pekerjaan, kesehatan, dan pendidikan.

Alia mengisahkan, awalnya ide membentuk DCE tercetus karena keterbatasan dana Sanggar Belajar Dreamdelion Cerdas yang ia kelola di kawasan Manggarai Utara, Jakarta Selatan. Sejak duduk di bangku SMA, Alia mengaku antusias meneliti masalah sosial dan isu pemberdayaan perempuan. Oleh karena itu, ia mendirikan sanggar belajar untuk memfasilitasi akses pendidikan anak-anak di wilayah tersebut.

"Awalnya sanggar ini adalah proyek untuk lomba Pekan Kreativitas Mahasiswa kategori Pengabdian Masyarakat yang ternyata dapat berjalan secara kontinu," jelas alumni UI angkatan 2009 itu kepada Republika belum lama ini.

Ia pun mengajak para wanita yang mayoritas kaum ibu untuk mendaur ulang sampah dan mengolahnya menjadi produk yang bernilai jual. Uang hasil penjualan produk tersebut kemudian digunakan untuk membiayai operasional sanggar belajar. Lambat laun bisnis daur ulang semakin berkembang. Laba yang dihasilkan bahkan cukup untuk mendanai acara yang digelar Dreamdelion.

Selain mengembangkan bisnis sosial, Dreamdelion juga membentuk tiga komunitas pemberdayaan yaitu Dreamdelion Cerdas, Dreamdelion Sehat, dan Dreamdelion Kreatif. Dreamdelion Cerdas menyasar anak-anak usia sekolah. Sedangkan, program Dreamdelion Sehat bertujuan menekan permasalahan di bidang kesehatan dan lingkungan. Sementara itu, Dreamdelion Kreatif tujuan utamanya adalah meningkatkan keahlian masyarakat binaan untuk mencapai kemandirian.

Ia mencontohkan, salah satu kegiatan Dreamdelion Sehat adalah dengan mengadakan acara bertajuk Gerakan Manggarai Sehat (Gemas). Sejak DCE didirikan, Gemas telah diselenggarakan empat kali. Terakhir, Gemas digelar September lalu dengan membagikan kupon pemeriksaan dan pengobatan gratis kepada 500 warga RW 04 dan RW 12 Manggarai Utara.

Di samping itu Gemas juga mengadakan penyuluhan kesehatan untuk remaja dan kaum dhuafa. Dalam menyelenggarakan penyuluhan kesehatan reproduksi, Dreamdelion menggandeng Forum Mahasiswa Peduli Kesehatan Reproduksi Remaja (Rumah Panda) Fakultas Kesehatan Masyarakat UI.

Gadis berjilbab ini mengatakan, ilmu pemberdayaan masyarakat ia dapatkan melalui program pertukaran mahasiswa yang pernah ia ikuti di bangku kuliah. Selama empat bulan ia menempuh pendidikan di Mahidol University International College, Thailand.

Dengan suara yang terdengar bersemangat ia menceritakan, di masa awal sosialisasi, DCE banyak mendapat penolakan dari masyarakat. DCE dinilai hanya program sementara yang tidak membawa manfaat apa pun. Dari 40 rumah yang didatanginya di Manggarai Utara, hanya ada tujuh orang yang berminat diajak bergabung dengan Dreamdelion.

Ia mengatakan hambatan terbesar dalam memberdayakan masyarakat adalah mengubah pola pikir. Menurutnya tidak mudah mengubah pola pikir masyarakat yang tadinya tidak bekerja jadi memiliki kemauan bekerja.

Dua tahun berselang, kini DCE tak hanya menebar manfaat di Jakarta. Berkat usaha yang gigih, kini Sanggar Belajar Dreamdelion Cerdas hadir di dua kota yaitu Jakarta dan Yogyakarta. Di Jakarta sanggar ini membimbing sekitar 60 siswa dan di Yogyakarta 25 siswa.

DCE juga mulai memberdayakan masyarakat di Yogyakarta, Ngawi, dan Garut. Alia bahkan mengaku tak ingat lagi berapa banyak masyarakat yang telah diberdayakan oleh Dreamdelion.

Bisnis yang dijalankan berbeda di tiap wilayah disesuaikan dengan keadaan masyarakat dan potensi daerah. Di Yogyakarta, DCE membina ibu-ibu di Kecamatan Moyudan, Sleman untuk memproduksi setagen aneka warna. Setagen-setagen itu kemudian dijahit menjadi dompet dan tas.

Lain lagi dengan usaha yang dikembangkan di Garut. Menurut Alia, Garut menyimpan banyak potensi tanaman bambu sehingga DCE melakukan pendampingan kepada para perajin bambu. Sedangkan di Ngawi, DCE merintis pemberdayaan masyarakat lewat peternakan sapi dan kambing.

"Program peternakan di Ngawi baru diikuti lima kepala keluarga karena peternakan membutuhkan biaya besar sehingga pertumbuhannya tak secepat bisnis DCE yang lain," ujarnya.

Karena belum memiliki kantor sendiri, ibu-ibu yang tergabung dalam DCE selama ini mengerjakan produksinya dengan meminjam gedung PAUD atau TK setempat. Pemasaran produk dilakukan lewat situs Dreamdelion dan media sosial. Menurut Alia, volume produk yang dihasilkan Dreamdelion tergantung dari banyaknya pesanan yang masuk. Meski ia eggan menyebut angka pasti, secara umum pendapatan yang diperoleh dari penjualan produk-produk Dreamdelion cukup menjanjikan.

Atas kontribusinya memberdayakan masyarakat, Alia baru-baru ini menyabet penghargaan Danamon Social Entepreneur Award 2014. Saat ini kesibukan Alia kian bertambah karena selama sepuluh bulan terakhir ia juga bekerja di salah satu bank swasta di Jakarta. Karena itu, ia pun sempat menuai kesulitan untuk membagi waktu antara DCE dan pekerjaan.

Alia menuturkan pada awalnya ia memang kesulitan mengatur jadwal di Dreamdelion dengan jam kerjanya. Namun, lambat laun ia akhirnya menemukan ritme kerja yang dapat membuatnya nyaman. Khusus malam dan akhir pekan, lanjutnya, Alia mendedikasikan waktunya untuk Dreamdelion.

Dreamdelion juga melebarkan sayapnya dengan bekerja sama dengan berbagai perusahaan dan institusi pemerintahan. Mereka merangkul Dreamdelion untuk menjadi mitra dalam mengelola dana tanggung jawab sosial (CSR). "Ke depan, Dreamdelion ingin memberdayakan semakin banyak masyarakat di seluruh pelosok Indonesia," ujar Alia.

***

BIODATA

Nama : Alia Noor Anoviar

Nama Usaha  : Dreamdelion Community Empowerment

Telepon : 08120311876

Situs/E-mail : www.dreamdelion.com, [email protected].

N c88 ed: nur aini

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement