Senin 27 Oct 2014 13:00 WIB

Pesantren Diminta Jaga Kemandirian

Red:

JAKARTA — Para pengelola pesantren diimbau untuk tetap menjaga kemandirian. Ketua Dewan Pembina Pusat Studi Pesantren dan Madrasah (PSPM) Asep Saeful Muhtadi menjelaskan, sikap tersebut penting dilakukan di tengah minimnya perhatian pemerintah.

"Sebab itulah salah satu kelebihan pesantren," kata Asep kepada Republika, pekan lalu. Dalam sejarahnya, dosen yang akrab disapa Kang Samuh ini menegaskan, pesantren didirikan oleh masyarakat atas semangat syiar Islam. Berbekal dengan semangat jihad, ujarnya, pesantren telah teruji dapat mandiri, menjaga kurikulum yang independen, dan melangsungkan kegiatan pembelajaran Islam tanpa bantuan manapun.

Dalam kemandirian tersebut, ia melanjutkan, pesantren dapat menghasilkan lulusan santri berkualitas dan bermanfaat di masyarakat. Kang Samuh menjelaskan, peran pemerintah berupa bantuan dana kepada pesantren baru dilakukan pada 20 tahun terakhir. Tak hanya itu, ujarnya, dengan kemandirian, pesantren dapat menyelenggarakan pendidikan Islam berkualitas tanpa intervensi manapun apalagi yang berbau politis.

Ia pun menilai, adanya gagasan Hari Santri Nasional dari Presiden Joko Widodo saat masa kampanye tidak penting jika sebatas seremonial. Menurutnya, pemerintah harus menunjukkan peran serta nyata untuk mendukung pesantren dengan program terstruktur dan operasional.

Menurutnya, pesantren masih mendapatkan stigma negatif dari publik. Pesantren masih dinilai kumuh dan serba tradisional. Padahal, ia mengungkapkan, hal tersebut disebabkan oleh keterbatasan, bukan karena para pengelola pesantren dan santrinya yang bergaya hidup jorok atau tidak cinta kebersihan. Dalam pembelajaran pesantren, para guru mengajarkan soal bersuci, yakni santri mengetahui teori Islam dalam menjaga kebersihan. 

Selain itu, ia menambahkan, pesantren masih dianggap sebagai sumber berkembangnya paham radikal. Ia menjelaskan, paham soal toleransi dan Islam rahmatan lil alamin   diinternalisasikan kepada santri. Jika ada orang-orang radikal yang tertangkap dan dikabarkan dari pesantren, menurutnya, hal itu hanya bersifat kasuistik semata.

c78 ed: a syalaby ichsan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement