Senin 20 Oct 2014 18:32 WIB

zawiya- Spanyol Memesona Wisata Muslim

Red:

Menjelang petang di Granada, Badiaa Lafdaili dan Said Jellal menaruh tas di hotel tempat mereka menginap. Selanjutnya, mereka menuju Andalusia untuk menikmati keindahan salah satu wilayah otonomi terpadat dan terluas di Spanyol itu.

Sebelumnya, pasangan asal Maroko ini telah mengunjungi Benalmadena, sebuah kota wisata dekat Granada. Kata "benalmadena" merupakan serapan dari bahasa Arab, yaitu Bin al-Mad'in.

"Andalusia adalah tempat kelahiran penyair dan seniman besar Arab," ucap Lafdaili seperti dilansir elpais.com, Selasa (14/10). Laifdaili dan Jellal adalah masyarakat Muslim generasi baru dari negara-negara dengan pertumbuhan ekonomi cepat sehingga sangat bersemangat dalam melihat dunia dari berbagai sisi dan tempat yang berbeda.

Mereka dan banyak orang lain menganggap Spanyol sebagai negara yang wajib dikunjungi oleh wisatawan Muslim. Hal ini karena Spanyol adalah jembatan antara Eropa dan Islam. "Masyarakat Muslim ingin melihat hal-hal yang menarik perhatian mereka tanpa mengorbankan ibadah dalam agama mereka," kata Fazal Barhadeen, staf lembaga sertifikasi halal Spanyol.

Menurut para ahli yang bertemu pada Kongres Wisata Halal Dunia di Granada, belum lama ini, Spanyol memiliki potensi yang sangat besar sebagai tujuan wisatawan Muslim. Meski demikian, masih banyak sarana penunjang yang harus diperhatikan untuk dapat mengakomodasi potensi itu dengan baik.

Data menunjukkan, dari tahun ke tahun, jumlah wisatawan Muslim ke Spanyol terus meningkat. Pada 2013, wisatawan dari negara Arab melonjak 85 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Sedangkan, pelancong dari Aljazair meningkat 30 persen untuk periode yang sama. Arus wisatawan Turki ke Spanyol juga meningkat tajam hingga 57 persen. 

Menurut konsultan Dinar Standard Amerika Serikat, potensi transaksi dari wisatawan Muslim di Spanyol adalah sebesar satu miliar euro. Pada 2018, nilai itu akan meningkat menjadi 1,4 miliar euro. Hal itu karena wisatawan Muslim rata-rata melakukan transaksi di atas 980 euro selama mereka berkunjung di Negeri Matador.

"Ini merupakan kesempatan penting bagi Spanyol. Jika Spanyol dapat memanfaatkan kesempatan ini, akan menjadi sebuah lompatan besar dalam dunia pariwisata Spanyol," ucap Tariq Mahmood, pendiri Andalusian  Routes, sebuah perusahaan spesialis wisata Islami di Spanyol.

Mahmood adalah warga Inggris yang pindah ke Spanyol, 28 tahun silam, setelah melakukan wisata backpacking ke seluruh penjuru dunia. Menurut dia, saat pertama kali melihat Alhambra di Granada, ia menyadari bahwa ini adalah tempat ideal untuk orang-orang muda seperti dia.

"Tidak ada negara lain yang mampu menyamai Spanyol, tidak ada tempat lain di Eropa yang menyamai Alhambra atau masjid di Kordoba," ucapnya.

Banyak kliennya, kata Mahmood, yang merasakan sentuhan spiritual ketika melihat dua warisan Islam di Spanyol tersebut dengan mata kepala sendiri.

Menyadari pentingnya potensi wisatawan Muslim ini, Spanyol pun mulai mengembangkan wisata halal. Meski masih sangat awal, hal ini patut diapresiasi. ''Dua tahun yang lalu, jika kita menelepon hotel untuk menanyakan apakah mereka memiliki sertifikat halal, mayoritas mereka tidak memahami apa yang kita maksud," ucap Flora Saez, pengelola sebuah biro perjalanan syariah di Spanyol, Nury Duha.

Saat ini, katanya, pemahaman mengenai sertifikat halal telah berkembang dan hotel-hotel telah menyadari tentang potensi pasar wisatawan Muslim.

Hal senada dikatakan Francisco Pérez Segoviano, pemilik restoran Al Fresco di Granada.  Menurutnya, mulai tumbuh keinginan di kalangan pengusaha restoran di negeri itu untuk menyediakan makanan halal bagi pengunjung Muslim.

''Jasa pelayanan wisatawan Muslim ini yang telah menyelamatkan kami dari krisis ekonomi yang melanda Eropa,'' katanya. n c72 ed: wachidah handasah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement