Jumat 29 Aug 2014 14:00 WIB

Kemenag Helat Kompetisi Kitab Kuning

Red:

JAKARTA -- Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren Kementerian Agama akan menyelenggarakan Musabaqah Qira'atul Kutub (MQK) di Jambi, pekan depan. Kompetisi membaca dan mengkaji kitab kuning ini akan diikuti ribuan santri dari 33 provinsi.

Plt Dirjen Pendidikan Islam Nur Syam mengatakan, penyelenggaraan MQK untuk menjawab keraguan terjadinya krisis ulama yang terjadi saat ini. Menurutnya, para ulama sepuh telah termakan usia, sedangkan ulama muda sebagai generasi penerus masih belum memenuhi syarat keulamaan yang diakui masyarakat.

Oleh karena itu, ujarnya, diperlukan pengukuran dan pemahaman para santri terhadap kitab kuning. "MQK bertujuan untuk mengukur kualitas pengajaran dan pendidikan di pesantren," ujar Nur Syam, Kamis (28/8), di kantor Kemenag, Jakarta.

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Agung Supri/Republika

Kitab Kuning

 

Kompetisi tersebut akan menguji para santri untuk membaca puluhan kitab kuning. Selain itu,  peserta juga diuji pemahaman dengan mengungkapkan kandungan di dalam kitab klasik tersebut.

Nur Syam mengungkap, beberapa jenis kitab yang akan dilombakan, yaitu fiqih sullam taufiq, al-jurumiyah, Ta'limul Muta'allim. Kitab lainnya, yakni Fathul Qarib Mujib dan Tafsir Jalalain.

Dia pun menjelaskan, MQK akan melombakan ilmu fikih dan ilmu Nahwu dan Sharraf untuk menguji kealiman para santri.

Kegiatan MQK tahun ini yang akan diselenggarakan di Kota Jambi dari 1-9 September. Event tiga tahunan ini merupakan kali kelima. Sebanyak 1.564 santri dari 33 provinsi akan mengikuti kegiatan tersebut.

Nur Syam mengungkapkan, MQK akan digelar di pondok pesantren As'ad di Kota Jambi. Dijelaskannya, penunjukan ponpes sebagai tuan rumah untuk menggambarkan peran pesantren sebagai benteng masyarakat terhadap gerakan radikal transnasional.

Selain itu, Kemenag berupaya mencegah adanya paham radikal masuk ke dalam ponpes. Nur Syam berpendapat, dijadikannya pesantren sebagai sarana pengembangan ideologi sangat berbahaya.  Ia mengaku, belum ada aturan sanksi bagi pesantren yang mengajarkan ideologi radikal. Ahmad Zayadi, Kasubdit Pendidikan Diniyah, mengatakan, saat ini kurang dari 20 pesantren tak berizin  mengajarkan ajaran radikal.

Bazar buku

Selain MQK, terdapat ajang Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) tingkat Internasional yang juga berlangsung pada akhir September. MTQ yang dimeriahkan peserta dari 26 negara ini akan digelar Palembang, Sumatra Selatan.

Perhelatan MTQ akan dimeriahkan dengan kehadiran buku-buku Islam dari Penerbit buku di Jakarta. Ketua Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) DKI Jakarta, Afrizal Sinarno mengatakan, kehadiran buku-buku Islam merupakan permintaan dari pihak panitia dan Gubernur Sumatra Selatan Alex Noerdin.

Ia menjelaskan, IKAPI DKI Jakarta pernah melakukan Ramadhan Islamic Book Fair di Pelembang, beberapa waktu lalu. Oleh sebab itu, kata Afrizal, panitia meminta pihaknya untuk memeriahkan MTQ Internasional. "Tentu, ini sangat bermanfaat dan suatu kehormatan," ujarnya.

Afrizal menuturkan, persiapan IKAPI dan para penerbit untuk memeriahkan acara tersebut sudah dilakukan selama dua bulan. Buku yang akan dibawa ke event itu, lanjut Afrizal, sebagian besar bertemakan Alquran.

"Buku-buku best seller juga diminta untuk dibawa," katanya. Selain bazar buku, kata Afrizal, pihaknya akan menyelenggarakan bedah buku. Kemungkinan, ujarnya, IKAPI DKI Jakarta akan mendatangkan penulis dari buku best seller untuk menjadi pembicara dalam bedah buku tersebut.

Afrizal menegaskan, IKAPI tidak menargetkan penjualan yang besar. Hal terpenting, ujarnya, para penerbit menjadikan acara tersebut sebagai promosi dan publikasi buku baru.  rep:c67 ed: a syalaby ichsan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement