Jumat 01 Aug 2014 15:30 WIB

Perayaan Idul Fitri Para Wreda

Red:

Mata Sutiyem (87) menatap nanar deretan meja makan di depannya. Sembari bersandar di atas kursi berwarna coklat, ia hanya melihat teman-temannya yang menikmati sarapan.

Namun, secercah kebahagian tampak di raut wajahnya. Tak seperti biasa, mukanya yang keriput tampak putih seperti habis mengenakan bedak. Suasana Idul Fitri masih terasa hangat di tempat tinggalnya kini, Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 4, Cilandak, Jakarta Selatan, meski sudah memasuki lebaran hari ketiga.

Sekitar 50 meter dari tempat Sutiyem duduk, M Sulaiman (82) terlihat mondar-mandir mengecek saluran air yang macet bersama petugas panti. Meski sudah tidak muda, Sulaiman masih gesit untuk memastikan penghuni panti tidak kekurangan air di hari raya.

Bagi Sutiyem, perayaan Lebaran tahun 2014 menandakan sudah 11 tahun dirinya berada di panti tersebut. Sutiyem bercerita, setiap tahun, satu hari sebelum Idul Fitri, dirinya selalu dijemput oleh sanak saudara dari bekas majikannya untuk berlebaran bersama. Nenek Sutiyem waktu mudanya memang bekerja sebagai pekerja rumah tangga sebuah keluarga di Matraman.

"Bekerja 20 tahun. Setelah majikan meninggal, saya masih diajak Lebaran sanak keluarganya," ujar nenek asal Purworejo, Jawa Tengah, itu.

Sementara, Sulaiman menceritakan, setiap lebaran dia selalu berkunjung ke Kampung Basmol, Cengkareng, Jakarta Barat. Di kampung tersebut, puluhan tahun Sulaiman tinggal mengontrak rumah sembari berjualan empek-empek. "Sebelum saya di panti, ketika warga di sekitar rumah kontrakan mudik, saya yang ikut menjaga, misalnya menyalakan lampu rumah mereka," ungkapnya.

Meski kini sudah lima tahun tinggal di panti, Kakek Sulaiman masih menjaga silaturahim dengan warga Kampung Basmol. Namun sayang, Lebaran tahun ini Leman tidak bisa bertemu tetangganya di Kampung Basmol yang sudah menganggapnya seperti saudara. Sebab, kebanyakan mereka mudik Lebaran ke kampung halamannya masing-masing.

Meski Sutiyem dan Sulaiman menghabiskan waktu Lebaran di luar panti, mereka mengaku tidak betah lama-lama meninggalkan panti. "Mbah nggak betah tinggal di rumah majikan, enakan di panti karena ramai dan banyak teman," tutur Satiyem.

Begitu juga dengan kakek Leman yang berkunjung ke Kampung Basmol hanya sehari saja karena dirinya menilai banyak aktivitas yang bisa dilakukannya di panti. Selain itu, banyak teman yang bisa diajaknya berbincang.

"Kami di panti ini sudah seperti keluarga, Mas. Sering bercerita apa pun, saling tukar pikiran agar tidak stres," ujar kakek yang akrab disapa Leman.

Staf Bagian Perawatan Panti Werdha Budi Mulia 4 Winarni mengungkapkan, pihak panti sudah menyiapkan kegiatan bagi 180 penghuni panti selama Idul Fitri. "Biasanya tiga hari ada pengajian di mushola panti dan sebagian di ruangan masing-masing. Dan bagi yang beragama Nasrani, ada kebaktian di ruangan dekat aula," kata Winarni.

Khusus tahun ini, kegiatan seni yang biasanya diadakan selepas Idul Fitri ditiadakan. Pihak panti memberi kesempatan kepada penghuni untuk bersilaturahim dengan sanak saudaranya.

Winarni berharap, dengan silaturahim, para lansia itu tidak berubah menjadi manusia asosial. "Mereka butuh teman dan saudara sehingga panti ini tidak pernah sepi," paparnya. antara ed: hafidz muftisany

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement