Jumat 01 Aug 2014 15:30 WIB
mudik kebersamaan

Jalur Selatan Mulai Padat

Red:

TASIKMALAYA — Arus lalu lintas pada H+3 Lebaran 1435 Hijriyah di jalur selatan kian padat. Terpantau, hingga siang ini, pemudik di jalur Gentong padat merayap hingga Rajapolah. Selain karena mulai banyaknya kendaraan arus balik, kepadatan disumbang oleh sentra-sentra pariwisata, tempat para pengunjung berwisata.

"Arus lalu lintas balik ke kota asal akan meningkat mulai Kamis (31/7) dan mencapai puncaknya pada Jumat dan Sabtu," kata Kasatlantas Polres Bandung AKP Eko Munaryanto di Bandung, Kamis (31/8).

Dibanding Selasa dan Rabu, arus kendaraan yang kembali ke kota asalnya terpantau meningkat pada kemarin. Ia menyebutkan, arus milir yang melintasi jalur Malangbong-Nagreg maupun yang melintasi jalur alternatif Garut diprediksi akan sama padatnya. Pasalnya, sebagian kendaraan melintasi jalur Kota Tasikmalaya.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Foto:Republika/Adhi Wicaksono

Nagreg

Menurutnya, Polres Bandung telah berkoordinasi dengan Polres Garut dan dengan pihak Jasa Marga Tol Purbaleunyi untuk meningkatkan optimalisasi pengaliran arus lalu lintas. "Sistem tutup buka dipastikan akan diberlakukan bila terjadi kepadatan, terutama dari jalur Garut ke perbatasan, baik di Limbangan maupun Kadungora," kata Eko.

Ia menyebutkan, arus balik yang dimulai kemarin dipastikan akan berlangsung lebih deras sehingga kepadatan di kawasan Nagreg akan meningkat. Untuk menghindari kemacetan, dia pun berpesan agar pengguna jalan untuk tidak berhenti di bahu jalan dan menghindari parkir di pinggir jalan di kawasan Nagreg, kecuali di rest area.

Sementara itu, berdasarkan evaluasi operasi pengamanan arus Mudik 2014 yang berlangsung sepekan sebelum Lebaran, hingga H+1 Lebaran, wilayah Kabupaten Bandung cukup kondusif. "Angka kecelakaan lalu lintas menurun dibandingkan pada arus balik tahun lalu," katanya.

Ia menyebutkan, sepanjang arus mudik lalu tercatat hanya satu kejadian kecelakaan yang signifikan. Penguatan personel di sepanjang jalur cukup efektif, termasuk juga di jalur wisata dan perbatasan kota. Pengamanan jalur mudik di kawasan Nagreg mendapat bantuan dari pasukan Dalmas dan Brimobda Polda Jabar yang memperkuat shift pengamanan jalur itu.

Pantauan Republika, kepadatan arus kendaraan pemudik terjadi di Gentong dengan jalur yang menurun dan menikung dari arah Bandung, titik persimpangan Pamoyanan, Ciawi, dan Rajapolah. Hal itu akibat kendaraan kerap berhenti untuk berbelok hingga kendaraan di belakangnya ikut mengantre. Selain itu, kemacetan juga terjadi dua arah lantaran banyak pelancong luar Tasikmalaya yang hendak berlibur.

Rustani (42), pemudik asal Ciamis, mengaku memerlukan waktu lebih dari lima jam untuk memajukan kendaraannya dari Alun-Alun Ciamis hingga jalur Gentong di Kadipaten. Padahal, kata Rustani, jalur tersebut biasanya dilaluinya kurang dari tiga jam. "Saya berharap petugas dapat mengawal arus balik pemudik. Seperti saat arus mudik," tutur Rustani saat ditemui di rest area Kadipaten.

Di Lingkar Nagreg, arus lalu lintas dari arah Limbangan dan Garut terus meningkat. Pengawas Pos Pam Lebaran Negreg Komisaris Edi menuturkan, volume kendaraan dan iring-iringan pemudik balik mulai padati jalur selatan Nagreg dari arah Garut dan Tasikmalaya mengarah Cicalengka, Kabupaten Bandung, kemarin.

Menurut dia, kepadatan arus lalu lintas mulai terasa di jalur limbangan mengarah lingkar Nagreg, pertemuan arus dari Garut sempat terjadi antrean panjang, diperkirakan akan semakin meningkat.

Jalur alternatif

Jalur alternatif dari Kabupaten Garut lewat Kamojang tujuan Bandung melintasi Majalaya  terpantau lancar. Jalur alternatif yang melalui Majalaya tersebut kurang diminati pemudik karena ada turunan curam sekitar 180 derajat sehingga rawan kecelakaan lalu lintas.

Bupati Bandung Dadang M Naser meminta pengendara untuk berhati-hati melalui arus lalu lintas di jalur alternatif Garut melalui Kamojang tersebut. "Bagi pemudik yang menggunakan jalur alternatif Garut melalui Kamojang, waspadai turunan curam dengan tebing cukup dalam, selain itu jalan tersebut berkelok," katanya.

Ia menambahkan, perjalanan malam hari sebaiknya dihindari karena masih minim lampu penerangan jalan. Selain itu, jalur tersebut masih minim dengan fasilitas umum, seperti tempat istirahat sementara, juga SPBU.  rep:C61/antara ed: a syalaby ichsan

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement